wahyuargianAvatar border
TS
wahyuargian
Kisah seorang Guru TPA yang menjadi alasan ber Hijrah


Perkenalkan saya sendiri adalah seorang anak rumahan yang tinggal disebuah perkampungan yang padat. Mempunyai kehidupan keseharian yang biasa dan tidak begitu dekat dengan hal hal yang berbau agama ketika sudah besar sekarang. Namun berbeda dengan kedua orang tuaku yang selalu rutin mengaji setiap malam Jumat serta menjaga solatnya. Kisah yang sangat inspiratif ini saya dapatkan dari Ibu saya yang mempunya seorang teman pengajian. Dulunya teman pengajian ibu saya ini (Sebut saja Umi) merupakan guru ngaji saya di TPA. Namun seiring waktu karena lingkungan dan pertumbuhan serta perubahan sikap saya menjadi jarang mengaji bahkan lebih sibuk di duniawi.

Setelah beberapa tahun kemudian (Saya tidak tau pasti lamanya berapa tahun) Ibu saya dan Umi mempunyai hubungan yang layaknya sahabat dekat sekali. Saya pun seorang yang kadang suka membaca buku pun senang. Karena ada sebuah buku yang mengatakan:

"Bertemanlah dengan orang yang baik agamanya, niscaya kamu akan dibimbingnya menuju surga"


Jika salah dalam kalimat mohon maaf. Yang pada intinya Umi ini mengajak ibu saya untuk sering mengaji (Pengajian ibu-ibu) dan membawa keluarga saya ke arah yang lebih baik. Tidak hanya Umi namun suami nya Abi dan anak anaknya pun sangat menjaga sekali Agama mereka, bahkan hampir tidak pernah absen untuk solat 5 waktu. Karena rumah saya dekat dengan masjid ketika Umi atau Abi lewat mereka pasti mengajak dengan cara lewat sambil berseru mengajak untuk solat di masjid. Sedangkan anak anak mereka rajin menabung serta pandai mengaji dan bersekolah di pesantren. Bahkan salah satunya sudah kuliah di Institut Ilmu Quran yang mempelajari tentang Al- Quran.

Saya baru paham dan benar benar mengerti maksut dari kata salah satu Guru ngaji atau Agama saya dulu yang berkata "Jangan kejar dunia, akhirat tidak akan mengikuti mu. Namun kejarlah akhirat niscaya dunia akan mengikutimu". Keluarga mereka tidak ada yang bekerja sebagai PNS atau Pegawai Swasta. Hanya seorang guru ngaji yang lama kelamaan menjadi seorang guru private belajar baca Al-Quran yang bahkan muridnya adalah orang orang yang sudah tua dan kaya raya. Mereka tidak pernah menuntut bayaran yang mahal tapi kuliah salah satu anak nya pun dibantu oleh murid les private nya tersebut. Bahkan dulu sebelum jadi guru private belajar baca Al-Quran, keluarga mereka menabung hingga yang awalnya mengontrak sekarang sudah punya rumah dan membangun rumahnya sendiri dari hasil tabungan keluarganya. Subhanallah

Itu hanya sebuah intro dari apa yang akan saya ceritakan selanjutnya. Karena hubungan keluarga kami dengan keluarga Umi semakin dekat, bahkan sempat main ke kampung halaman masing-masing. Pada suatu hari Ini jatuh sakit karena terserah tifus dan dirawat dirumah sakit. Keluarga pun terasa sedih dan ada yang berbeda karena setiap usai ia mengajar mengaji pasti mampir kerumah dan bertemu ibu dan suaminya Abi tidak lewat depan rumah dan mengajak solat lagi karena sibuk menjaga dan beribadah didekat istrinya yang sedang dirawat. Kesedihan itu sangat berdampak bahkan terhadap ibu saya sendiri. Karena beliau sangat dekat dengan ibu.

Saya sempat menyesal karena tidak bisa mengobrol untuk yang terakhir kalinya dengan beliau. Beliau sempat meminta untuk bertemu dengan saya sebelum beliau pergi menghadap yang maha kuasa. Saya pun memenuhi permintaannya namun sesampainya disana beliau kelelahan dan sudah tertidur pulas. Tidak lama kemudian ibu saya terpukul karena mendapatkan kabar kalau beliau meninggal dunia karena penyakit tifusnya itu.

Seiring waktu berjalan dan masih terus terasa ada yang kurang karena sudah tidak ada yang mampir kerumah dan bercanda serta ngobrol bersama ibu saya dirumah. Beliau biasa memimpin pengajian ibu ibu dan sekarang digantikan oleh Anaknya yang sedang kuliah di IIQ. Ada satu hadist yang mengatakan:

“Yang kalian puji kebaikannya, maka wajib baginya surga. Dan yang kalian sebutkan kejelekannya, wajib baginya neraka. Kalian adalah saksi-saksi Allah di muka bumi.” (HR. Bukhari, no. 1367; Muslim, no. 949)


Oleh karena itu saya akan memberitahu kebaikan beliau. Pada akhir hayatnya ketika sedang ada pengajian sempat ada seorang teman pengajian nya yang berkata "Jenazahnya cantik ya, seperti Ibu Haji" Ibu saya yang dibisikkan seperti itu mungkin hanya tersenyum. Ibu saya pernah diberitahu bahwa beliau sedang menabung kan sebagian uangnya untuk berangkat Haji dan bahkan kalau tidak salah beberapa tahun lagi beliau seharusnya berangkat haji. Almarhumah hanya cerita ke Ibu saya, dan orang yang berbisik ke ibu saya itu tadi bahkan tidak mengetahui kalau almarhumah akan berangkat haji. Seperti nya beliau Ruh nya sudah diberangkatkan Haji setelah beliau meninggal oleh para malaikat.

Tidak hanya itu, beliau dengan pendapatan yang tidak tetap ternyata beliau sering pergi mengajak ibu saya kesebuah perkampungan yang berisikan anak anak Yatim dan Kaum Dhuafa untuk memberikan bantuan kepada mereka. Yang lebih saya salurkan lagi ternyata beliau sudah melakukan ini sejak lama dan mengajak ibu saya untuk melakukannya. Beliau memberi dengan nominal yang cukup besar atau hal yang sangat diperlukan ketika tidak bulan Ramadhan dan memberikan secukupnya ketika bulan Ramadhan. Saya bertanya ke ibu saya alasannya apa, dia pun menjawab "Ketika bulan Ramadhan yang ngasih kan banyak, tapi kalo hari hari biasa pasti hampir gaada yang ngasih"itu alasan beliau yang menurut saya pribadi benar juga.

Dan saya selalu mengingat beliau sebagai salah satu inspirasi saya. Tidak pernah show off didepan umum hanya ke orang yang benar benar dekat dengan dia saja. Menurut saya beliau adalah orang yang melakukan kebaikan tanpa perlu banyak orang tau dan memang tulus tanpa ingin dipuji. Saya bisa tau karena ibu saya cerita pada saya ketika ngobrol berdua. Hikmah yang menurut ane bisa di ambil adalah:

"Marilah saling membantu orang orang yang kurang mampu atau serba kekurangan agar hidupnya lebih mudah dan jangan pernah takut untuk kekurangan uang atau harta jika itu dihabiskan untuk beramal. Karena Tuhan pasti sudah mengatur rezeki untuk setiap hambanya"


Setelah mendengar itu semua perubahan besar pun terjadi kepada keluarga terutama ibu saya sendiri. Perubahan ini pun condong ke hal yang sangat positif atau yang disebut dengan Hijrah. Termasuk kepada saya juga yang Hijrah dengan menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya dalam segala hal terutama persoalan ibadah dan berpuasa setelah melihat dan tau apa yang telah terjadi. Saya pun berharap dapat menjadi seperti beliau yang dirindukan kehadirannya karena ke baikan dan sikap keramahan yang beliau miliki.

Kurang lebihnya mohon maaf apabila ada kata kata yang salah atau kurang berkenan. Semoga cerita ini dapat menginspirasi agan dan sista sekalian yang punya rezeki berlebih untuk membantu orang yang membutuhkan. Karena Tuhan pasti akan membalas segala kebaikan yang telah kita perbuat.

"Apabila dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat suatu kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkah pun."

- Bung. Karno


*Cerita ini berdasarkan kisah nyata
andikhayudhaAvatar border
anasabilaAvatar border
swiitdebbyAvatar border
swiitdebby dan 4 lainnya memberi reputasi
5
912
12
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan