wanimatihhAvatar border
TS
wanimatihh
Adalah Ibuku Proses Hijrahku



Saya masih terbaring lelah di ujung senja dengan diiringi senyum dari wajah Ibu, "Ibu mai masak apa hari ini" aku yang dari tadi duduk di samping ibu merasakan kesedihan juga, karena memang ibu tidak memasak apa2 selain mie goreng, ada rasa kecewa dari adiku Atika, adikku yang baru berusia 6 tahun, kubujuk dia agar mau makan tanpa meminta berlebihan.
Semenjak ayah dipanggil maha kuasa, aku sudah bertekad ingin mengangkat derajat keluarga ku, aku tak mau adikku terpuruk, begitu juga dengan Ibu.
Malam mulai datang ditemani dinginnya angin malam, tepat di halaman rumahku, kulihat masih ada satu bintang yang masih berkedip, disaat itu aku mulai mengingat perkataan ayah kala itu keindahan yang mudah meredup, mudah di hantam dengan kesulitan begitu juga kesedihan, sesaat itu juga air mata ku mulai mengalir mengingat perkataan ayah waktu itu.


Pagi tiba kedatangan Ustadzah Aisyah yang suda kunanti, ku persilahkan bu Ustadzah untuk duduk, Ibu yang baru selesai Shalat Dluha pun segera mendekati Ibu Ustadzah, sambil membawakan teh hangat, aku kembali lagi mendekati bu Aisyah, dengan wajah yang tersipu, Ibu Ustadzah memberanikan diri untuk mengajak Kifa untuk tinggal di Pesantren.
Kulihat wajah ibu meredup, kebimbangan terlihat dari wajah Ibu.
Aku masih kaku, bukan tak ingin belajar di pesantren, tapi siapa yang mau mengurus ibu saat sakit, aku mulai diajak berpikir, apakah aku bisa sesukses seperti bu Ustadzah Aisyah, harus di iringi niat yang menggebu dan tekad yang kuat.
Sebelum aku berangkat, ibu menyiapkan bekal seadanya termasuk Al quran, mutatap wajah Ibu semakin sedih, diciumlah keningku.
Ku peluk erat Ibuku, kami pun tenggelam dalam kesedihan, kudekati mobil yang akan membawaku ke pesantren bersama. Awal perjalananku dimulai, semoga ini menjadi hijrah yang mengubah.


Pesantren bisa membuat aku lebih kuat dan mungkin juga bisa menerangi hati ku yang gelap yang telah lama ingin ku terangi, ilmu2 agama udah menjadi makanan ku setiap harinya.
Singkat cerita tiga tahun berlalu, aku rindu dengan ibu, hanya bisa mendengar suara dari telepon ibu, dan saat nya ada waktu buat aku untuk bisa kembali pulang, sampe dirumah kulihat sudah ada banyak tamu, aku pun duduk di dekat ibu dengan para tamu, banyak hal yang dibicarakan, aku tediam sesaat, saat sebuah amanah yang begitu besar dititipkan padaku, Ini bukan ketidak sengajaan, tapi ini adalah kuasa Allah yang dahsyat.
Aku terharu dengan semua yang ada di pesantren ini, aku pamit kepada semua lembaga yang ada di pesantren ini, dan terlihat Bu Ustadzah Aisyah, yang masih belum bisa melepas kepergian ku.

Untuk yang terakhir kali nya aku masih teringat, tanpa ada lagi kata yang terucap ibu memberikan ku sebuah buku yang sedikit berdebu, ternyata Ayah ikut berperan dalam mendirikan yayasan Islam, tapi ayah telah wafat terlebih dulu, tapi dengan semua yang telah diberikan Ayah, Allah pun mempermudah segala urusan untuk keluarga nya



Quote:
Diubah oleh wanimatihh 20-05-2019 15:05
0
410
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan