Di tengah hingar bingar Kota Seoul yang gemerlap, tersimpan potret kesenjangan sosial di Desa Guryong.



Korea Selatan menjadi salah satu negara di Asia yang paling berpengaruh. Mesi masih dalam konflik yang berkepanjangan dengan negara saudaranya, namun negeri gingseng ini melambung namanya baik dari segi teknologi, otomotif, hingga hiburan.

Drama, film dan musik dari Korea Selatan berhasil menembus beberapa negara, Indonesia salah satunya. Posisinya semakin melambung ke atas dan menjadikan salah satu kota pusatnya yaitu seoul menjadi perhatian dunia. Sebagai pusat kota, Seoul adalah nafas dari Korea selatan. Pembangunan pesat, gedung-gedung tinggi, hingga kehidupan masyarakat yang dinamis begitu kentara.

Seoul seolah tak pernah tidur bahkan saat malam hari. Kota yang menjadi rumah bagi perantau dari sudut kota di Korsel ini menyajikan gemerlap dan hirup pikuk orang yang tak pernah lengang. Keindahannya bahkan digambarkan dalam setiap drama dan film. Tak ayal jika para turis mancanegara berbondong-bondong ke Seoul demi menikmati suasana layaknya drama hingga operasi plastik.

Tapi tahukah kamu bila di Seoul pun masih terdapat kesenjangan sosial? Lebih dari dua ribu orang ditempatkan pada sebuah perkampungan kumuh di Gangnam yang sempit dan kumuh. Lokasi ini dipenuhi dengan gubuk-gubuk kumuh, beratap besi gelombang yang sudah karatan. Bahkan beberapa keluarga harus rela berbagi dengan keluarga lainnya.



Setiap negara memiliki sisi yang tak pernah terjamah oleh publik. Desa Guryong adalah satu bukti dari sisi lain gemerlapnya Seoul dan kehidupan Korea Selatan yang serba modern.