- Beranda
- Komunitas
- Pilih Capres & Caleg
Golput? Jangan Kalah Dengan Orang "Gila"
TS
Jora5074
Golput? Jangan Kalah Dengan Orang "Gila"
Golput? Rugi Banget!!
Pemilu tinggal menghitung hari. Tak lebih dari dua Minggu Indonesia dan rakyat Indonesia akan menyelenggarakan hajatan besar yaitu pesta demokrasi untuk memilih pasangan presiden dan wakil presiden serta anggota legislatif baik DPD, maupun DPRD kabupaten dan kota serta DPRD Provinsi.
Benar-benar pesta demokrasi yang patut disyukuri oleh seluruh rakyat Indonesia. Semua rakyat yang sudah memenuhi syarat dipastikan bisa memanfaatkan hak pilihnya untuk menentukan siapa pemegang pemimpin negeri dan wakil rakyat.
Namun kenyataannya banyak rakyat yang jengah dengan perpolitikan nasional selama masa kampanye. Akibatnya banyak di antara mereka yang enggan menggunakan hak pilih mereka.
Sangat disayangkan ya. Mereka yang punya hak penuh untuk menentukan pilihan atas pemimpin negeri dan para wakil rakyat, eh malah tak mau mempergunakannya. Bisa diibaratkan ada orang yang sudah bekerja tapi emoh mendapatkan gajinya. Ih...mubadzir banget.
Kenapa mereka memilih jalur golput coba? Bukankah pasangan capres- cawapres adalah orang terbaik di negeri ini? Kalau begitu kita kan tinggal menentukan mana yang sesuai dengan pilihan hati. Ingat, kalau ini tak bisa dipaksakan.
Munculnya istilah golput.
Asas pemilu sejak dahulu kala, yang kupelajari sejak SD, pasti masih sama. Luber dan jurdil. Langsung, Bebas, Rahasia dan Jujur, Adil.
Kita harus sadar juga. Untuk pemilu kali ini semua warga negara diberi hak untuk memilih. Bahkan orang gila pun didaftar sebagai pemilih. Kita tentu pernah mendengar berita bahwa dalam rangka pemilu maka para orang gila didata dan dibuatkan KTP. Dari pembuatan KTP tersebut ada petugas yang diserang oleh orang gila.
Kita berharap sih nanti ketika hari H pemilu tak ada panitia pemilu di TPS yang diserang orang gila. Saya sendiri agak takut juga kalau ketemu orang gila. Saya yakin orang gila yang terdaftar pun sudah melalui konsultasi dengan dokter jiwa.
Nah ketika mereka yang akalnya kurang normal saja diberi hak suara dan mungkin juga mereka datang dan mencoblos di TPS, mengapa kita yang sehat jasmani dan rohani kok malah emoh dikasih hak pilih?
Wislah... Tanggal 17 April kita datang ke TPS kita masing-masing ya. Mari kita manfaatkan hak pilih kita. Urusan pilihan, Monggo...silakan pilih yang sesuai dengan hati nurani. Kalau saya sendiri dalam memilih pimpinan dan wakil rakyat pastinya mengindahkan ajaran agama saya.
Pemimpin yang baik menurut ajaran saya adalah orang yang amanah, sidiq, Fatonah dan tabligh. Cukup itu.
Terus ini tadi ada notifikasi email dari Bukalapak, ada 5 langkah sederhana datang ke TPS.
Mari sambut pesta demokrasi ini dengan gembira. Ingat lagu tentang pemilu karya Mochtar Embut yang judulnya Pemilihan Umum.
Harapan kita, dengan kita tidak golput maka kita bisa mendapatkan pemimpin yang benar-benar amanah dan membawa kemajuan dan kejayaan bagi Indonesia.
Pemilu tinggal menghitung hari. Tak lebih dari dua Minggu Indonesia dan rakyat Indonesia akan menyelenggarakan hajatan besar yaitu pesta demokrasi untuk memilih pasangan presiden dan wakil presiden serta anggota legislatif baik DPD, maupun DPRD kabupaten dan kota serta DPRD Provinsi.
Benar-benar pesta demokrasi yang patut disyukuri oleh seluruh rakyat Indonesia. Semua rakyat yang sudah memenuhi syarat dipastikan bisa memanfaatkan hak pilihnya untuk menentukan siapa pemegang pemimpin negeri dan wakil rakyat.
Namun kenyataannya banyak rakyat yang jengah dengan perpolitikan nasional selama masa kampanye. Akibatnya banyak di antara mereka yang enggan menggunakan hak pilih mereka.
Sangat disayangkan ya. Mereka yang punya hak penuh untuk menentukan pilihan atas pemimpin negeri dan para wakil rakyat, eh malah tak mau mempergunakannya. Bisa diibaratkan ada orang yang sudah bekerja tapi emoh mendapatkan gajinya. Ih...mubadzir banget.
Kenapa mereka memilih jalur golput coba? Bukankah pasangan capres- cawapres adalah orang terbaik di negeri ini? Kalau begitu kita kan tinggal menentukan mana yang sesuai dengan pilihan hati. Ingat, kalau ini tak bisa dipaksakan.
Munculnya istilah golput.
Spoiler for Istilah golput:
Asas pemilu sejak dahulu kala, yang kupelajari sejak SD, pasti masih sama. Luber dan jurdil. Langsung, Bebas, Rahasia dan Jujur, Adil.
Kita harus sadar juga. Untuk pemilu kali ini semua warga negara diberi hak untuk memilih. Bahkan orang gila pun didaftar sebagai pemilih. Kita tentu pernah mendengar berita bahwa dalam rangka pemilu maka para orang gila didata dan dibuatkan KTP. Dari pembuatan KTP tersebut ada petugas yang diserang oleh orang gila.
Kita berharap sih nanti ketika hari H pemilu tak ada panitia pemilu di TPS yang diserang orang gila. Saya sendiri agak takut juga kalau ketemu orang gila. Saya yakin orang gila yang terdaftar pun sudah melalui konsultasi dengan dokter jiwa.
Nah ketika mereka yang akalnya kurang normal saja diberi hak suara dan mungkin juga mereka datang dan mencoblos di TPS, mengapa kita yang sehat jasmani dan rohani kok malah emoh dikasih hak pilih?
Wislah... Tanggal 17 April kita datang ke TPS kita masing-masing ya. Mari kita manfaatkan hak pilih kita. Urusan pilihan, Monggo...silakan pilih yang sesuai dengan hati nurani. Kalau saya sendiri dalam memilih pimpinan dan wakil rakyat pastinya mengindahkan ajaran agama saya.
Pemimpin yang baik menurut ajaran saya adalah orang yang amanah, sidiq, Fatonah dan tabligh. Cukup itu.
Terus ini tadi ada notifikasi email dari Bukalapak, ada 5 langkah sederhana datang ke TPS.
Spoiler for Yuk simak:
Mari sambut pesta demokrasi ini dengan gembira. Ingat lagu tentang pemilu karya Mochtar Embut yang judulnya Pemilihan Umum.
Spoiler for Lagu Pemilu:
Harapan kita, dengan kita tidak golput maka kita bisa mendapatkan pemimpin yang benar-benar amanah dan membawa kemajuan dan kejayaan bagi Indonesia.
anasabila memberi reputasi
3
362
3
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan