Kasus kekerasan wanita semakin banyak dari tahun ke tahun, dari data Komnas Perempuan yang menunjukkan bahwa di tahun 2014 berjumlah 4.475 kasus kekerasan seksual pada wanita dan anak perempuan, 2015 sebanyak 6.499 kasus, 2016 sebanyak 5.785 kasus dan tahun 2017 berjumlah 2.979 kasus kekerasan seksual dan KDRT serta 2.670 kasus di ranah publik atau relasi kelompok.

Bahkan kasus kekerasan pada wanita juga merambat ke dunia pekerja lho, di tahun 2017 laporan dari Komnas Perempuan mencatat bahwa ada 10 kasus kekerasan wanita baik dari PRT maupun pekerja imigran. Sedangkan dari Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) mencatat di tahun 2015 terdapat 18 kasus pelecehan seksual pada pekerja imigran. Yang bikin gue kaget adalah ternyata ada 11.343 kasus pelecehan seksual dari 2008 - 2014 menurut Balai Pelayanan Kepulangan TKI Selapajang Tangerang.

Njir, ini baru satu faktap mengenai kasus kekerasan pada wanita.

Lalu, siapakah tersangka dari kasus kekerasan tersebut?

Bisa aja kan pelaku kekerasan itu atasan, sesama karyawan majikan bahkan orang terdekat seperti ayah, adek atau kakak laki - laki, suami, pacar dan mantan pacar pun melakukan kekerasan pada wanita.

Kejam gak sih ketika suami ato pacar sista mukul bahkan banting sista sampe bonyok? Atau bokap lo ngehajar lo karena ipk lo jelek ato pekerjaannya ditolak sehingga dia menggunakan kekerasan?

Bahkan sesama wanita pun juga bisa pelaku kekerasan wanita. Hmm...how cruel humanity.

Btw, soal Pemilu nih pastinya ada paslon capres dan cawapres yang sangat concern dengan wanita apalagi kekerasan wanita yang masih marak terjadi di Indonesia. Oleh karena itu mereka berusaha mencari cara untuk mengurangi jumlah angka kekerasan pada wanita.

Gimana caranya buat mencegah kekerasan wanita? Mari kita simak: