Stop Kekerasan Pada Perempuan Sekarang Juga Atau Tidak Sama Sekali


Sumber gambar: anca.org

Kekerasan bisa menimpa siapa saja tanpa memandang gender. Namun sering kali kita lebih sering mendengar kekerasan yang menimpa perempuan daripada laki-laki. Kemungkinan ini terjadi karena pandangan kolot bahwa perempuan adalah makhluk lemah yang bisa diperlakukan seenaknya saja.

Kemudian jadi masalah juga ketika korban kekerasan khususnya perempuan merasa takut untuk melaporkan kejadian kekerasan tersebut kepada pihak berwajib. Tentunya sebagian dari kita pernah mendengar kasus pemerkosaan yang korbannya adalah perempuan, enggan melaporkan ke polisi. Karena ada stigma sosial yang dimasyarakat bahwa kasus tersebut terjadi karena kesalahan perempuan yang mengumbar aurat dan dianggap wanita nakal.

Tentunya pemerkosaan masih termasuk ke dalam kekerasan. Dalam paragraf berikutnya saya akan menjelaskan tindakan apa yang saja yang termasuk ke dalam tindak kekerasan. Perlu digaris bawahi pentingnya peran pemerintah untuk melindungi warganya, khususnya kaum perempuan. Lantaran perempuan paling rawan tertimpa kekerasan.  

“Kami menyadari ini [perempuan dan anak] adalah kelompok yang rentan pada kekerasan. Baik di dalam lingkar rumah tangga maupun di ranah publik. Bukan sebatas kekerasan saja, tetapi perdagangan manusia dan aktivitas turunannya,” kata Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dikutip dari tirto.id

Berdasarkan penelurusan dari internet, ada tiga jenis kekerasan yang terjadi pada perempuan. Pertama kekerasan fisik yakni meliputi segala bentuk kekerasan yang menyakiti fisik seperti pemukulan, tendangan, siraman air panas hingga lainnya yang menyebabkan luka fisik.

Kedua adalah kekerasan psikologis, yaitu perbuatan yang mengakibatkan ketakutan, rasa tidak berdaya, rasa tidak percaya diri, hingga paling fatal membuat si korban menderita psikis berat. Bentuk kekerasan ini meliputi penghinaan, mengancam, menakut-nakuti.

Ketiga adalah kekerasan seksual yaitu tindakan yang menyerang alat seksual perempuan atau bagian intim seseorang. Kekerasan ini meliputi pemerkosaan, pelecehan yang tidak dikehendak oleh si perempuan.

Pemerintah sebagai payung yang mengayomi warganya menjadi garda terdepan untuk menyiapkan peraturan yang berlaku untuk melindungi setiap warganya. Kemudian masyarakat sebagai warga negara berperan sebagai pengawas dan pelapor bila terjadi kekerasan terhadap perempuan di sekitarnya. Agar perbuatan tersebut dapat ditindak lanjuti oleh pihak berwajib.

Kekerasan perempuan yang terjadi saat ini bukan hanya menjadi pekerjaan rumah kaum wanita saja. Tetapi menjadi pekerjaan bagi kita semua termasuk kaum pria, pemerintah, dan institusi lainnya untuk terus mengawasinya. Dengan dukungan berbagai pihak membuat si pelaku kekerasan akan berpikir ulang untuk melakukakan kejahatan tersebut.     

Mendekati pesta demokrasi yang tinggal menghitung hari ini, bisa kita jadikan sebagai tonggak untuk memberantaskan kekerasan pada perempuan. Pilihlah pemimpin yang mempunyai rekam jejak dalam berupaya untuk memberantas kekerasan pada perempuan. Toh ini saatnya memilih wakil rakyat yang sesuai dengan keinginan kita.   

Semoga saja kekerasan terhadap perempuan ini menjadi perhatian lebih bagi para pemimpin bangsa dan wakil rakyat yang terpilih nantinya. Sebab seperti yang diketahui hormatilah seorang perempuan khususnya ibumu, karena  beliaulah yang melahirkan dan mengurusmu hingga kau besar seperti sekarang. Jadi tak ada alasan untuk menyakiti seorang perempuan di mana pun berada. 

Sumber tulisan: pemikiran TS dan referensi dari internet
Sumber gambar: terlampir di bawah gambar