Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

alawiyahtAvatar border
TS
alawiyaht
Cintaku Tak Sampai, Serapah Kau Pinang #SaatnyaMoveOn




Kisah ini bercerita tentang masa lalu, masa dimana pertama kalinya mengenal cinta. SMP masa - masa dimana kebanyakan siswanya baru mengalami pubertas pertama dalam hidupnya, begitupun aku.

Panggil saja aku Bulan, saat ini aku masih di kelas IX. Perlu kalian tahu aku ini introvert sulit sekali komunikasi dengan orang punya sedikit teman apalagi pacar. Tapi biar begitu diam - diam aku mencintai adik kelasku, namanya Radek si hitam manis dan tinggi berambut ikal.

***


teeeeet
Bel istirahat berbunyi semua anak berhamburan keluar menyerbu roda roda pedagang yang berbaris di luar gerbang sekolah, namanya juga di daerah jarang sekolah yang punya kantin.

Lima menit aku berdiri depan pintu kelas nungguin Laras yang belum selesai merapihkan catatannya yang berserakan, sambil berdiri aku diam - diam lihat ke arah belakang tepat ke kelasnya Radek. Namanya juga mencintai dalam diam, bisa melihatnya saja sudah jadi hal yang membahagiakan buatku.

Dia datang !!!
Tidak, kenapa dia berhenti dan berbalik arah saat melihatku ? Ah ada apa ini. Sejak pertemuan ini aku merasa gusar, rasanya ada yang tidak beres dengan Radek.

blup
Pesan masuk di HP ku tertera, kulihat pengirimnya Nita. Dia kakak kelas disekolah ku. Yayasan sekolahku mendirikan dua sekolah dilingkungan yang sama, SMP dan SMU dan semua siswa saling kenal meskipun beda jauh umur kita, termasuk aku dan kak Nita yang sahabatan sejak pertama kenal, sebenarnya satu satunya kakak kelas yang dekat sih teman curhat tentang Radek juga, dia siswa kelas XII yang juga pacarnya kak Raka, kakak kandung dari Radek.

Quote:


Pesan singkat dari kak Nita aku baca dengan gusar, hatiku dag dig dug tak karuan.

Semenjak menyadari itu semua aku mulai menghindari kontak mata sama Radek, dan juga menghindar dari dia. Malunya bukan main ketahuan menyimpan rasa yang juga sepertinya bertepuk sebelah tangan.

Terhitung satu minggu aku menghindar dari Radek karena ulah kak Nita yang bawel, seperti ada yang hilang. Kehilangan tanpa sempat memiliki, apa harus seperti itu ceritaku.

Tapi sepertinya Tuhan mengerti hatiku, hari ini tanpa disengaja aku melihat Radek di depanku dan tersenyum, Tuhan indahnya.

"Mari bulan !!!" Suaranya terdengar ramah dan lembut disertai anggukan kepalanya, kak Raka menyapaku saat hendak menarik gas motornya dan berlalu dengan senyuman Radek.

Ya, baru saja kak Raka pergi selepas menjemput Radek disekolah. Tak sia - sia aku berdiri didepan gerbang sekolah melewatkan beberapa angkot yang lewat depanku, ternyata aku dihadiahi senyum Radek.

***


blup
HP ku berbunyi lagi tanda ada pesan masuk, kulihat pengirimnya tak bernama. Lekas ku buka pesan itu.

Quote:


Oh, pengirimnya kak Raka, kita jadi saling bertukar pesan tiap hari, ngobrol kesana kemari, curhat - curhatan juga. Sampai akhirnya suatu hari Kak Raka menyampaikan sesuatu yang tidak pernah ku sangka.

Quote:


Aku mengabaikan perasaan kak Raka, bagaimanapun mencintai dalam diam adalah pilihanku daripada aku harus membohongi perasaan dengan menjalin hubungan dengan orang lain.

"Bulan sini, mau cerita" Laras memanggilku dengan menyodorkan kertas yang dilipat, "apa ini?" Tanyaku heran sambil membuka kertas itu. "Radek tunggu dibelakang sekolah ya kak Laras" Tulisan itu jelas kubaca.

DEG!! Hatiku sakit seketika, namun sukses aku menyembunyikan perasaan sakit dan kagetku itu. "Temenin nanti ya nemuin dia" Pinta Laras padaku, "Iya" Jawabku singkat.

"Radek suka kak Laras, mau ya kita jalan" Dengan jelas aku mendengar suara itu lantang dia ucapkan.

Tapi bukan untukku melainkan untuk Laras, gadis cantik yang tinggi sahabatku sendiri, walaupun jauh jaraknya tapi dibelakang sekolah ini sepi jadi aku bisa mendengar dengan jelas suaranya.

Laras terlihat ragu dan Radek masih berdiri menunggu jawaban, entah apa yang aku pikirkan aku menghampiri dan memaksa Laras menerimanya. Yang ada dipikiranku saat itu hanyalah tidak mau melihat Radek terluka karena cintanya bertepuk sebelah tangan.

Namun aku salah yang namanya hati tidak bisa dibohongi, Laras tak menginginkan Radek dan dia memutuskan Radek dihari kedua mereka pacaran. Kulihat mata Radek sembab, mungkinkah dia terluka dan menangis ?

Beberapa bulan berlalu sempat ada kecanggungan antara aku Laras dan Radek, bagaimana tidak ? Aku memaksakan Radek dan Laras untuk bersama.

Namun seiring waktu kecanggungan mencair dengan sendirinya antara aku dan Laras, aku rasa Radekpun begitu.

***


Sore penuh kabut aku kalut tanpa alasan, sepertinya aku merindukan Radek. Sejak kejadian dengan Laras memang Radek terkesan menjauhiku terlebih beredar kabar aku menyukainya.

Sempat aku dijahili para cowok teman sekelasku dulu mereka mengurungku dikelas dan teriak manggil - manggil nama Radek, mungkin karena santernya kabar ini sampai para cowok yang biasa cuek kini ikut andil menjahili tentang perasaanku.

blup
Pesan kembali masuk ke HP dan kulihat pengirimnya Kak Raka, "Ah ada apa lagi ini" Gerutuku kesal karena nama ka Raka muncul dilayar HP ku itu.

Quote:


Senang sekali rasanya kalutku yang tadi mengganggu hati kini pergi dengan senyum yang tersungging di bibirku, lama kami saling bertukar pesan lewat no kak Raka dan yaaa yang aku mau akhirnya !!!

Quote:


Oh Tuhan, akhirnya dia menyadarinya juga.

Kami resmi pacaran tiap hari waktuku dihabiskan dengan bertukar pesan dan telponan, hanya saja kami tak pernah bertemu bahkan saling sapa disekolah pun tidak, mungkin dia malu tapi aku bahagia dan sangat bahagia.

***


Quote:


Pesan dari Radek aku baca dengan nanar, hubungan itu hanya berlangsung seminggu dan berakhir tanpa ku ketahui alasanya.

Beberapa hari setelahnya aku dengar lagi kabar tentang Radek yang memiliki pacar baru, ku cari tahu ternyata pacarnya Luna. Gadis cantik yang bertubuh pendek, dia sepupuku.

Sakit, perih dan kecewa. Aku marah pada mereka dan Radek mempermainkan perasaanku mungkinkah dia dendam karena aku memaksakan Laras untuknya ? Sungguh saat itu hanya ingin dia tak terluka.

kriiing
Hp ku berbunyi terlihat panggilan masuk dari kak Raka, lekas ku angkat.

Quote:


Penjelasannya menyakitkan, dan aku menangis saat itu. Sumpah serapah sendirinya keluar dari mulutku " Radek, kamu mainin aku. Lihat saja, kamu akan menyesal nanti. Aku akan jauh lebih bahagia daripada kamu. Wanitamu kehilangan kehormatannya, kamu menderita. " Serapahku saat itu.

***


Seiring waktu aku melupakan semuanya melanjutkan studi ku, SMU dan kuliah ku habiskan dengan mengenang tentang Radek cinta pertama dan masa laluku, benar benar jauh darinya tidak pernah melihatnya sama sekali meskipun sekali kali masih kudapatkan pesan teks darinya.

Dan pesan ancaman untuk tak saling sapa dengan Radek meskipun lewat SMS juga kudapati dari Mayang pacar barunya, sepertinya Mayang tahu tentangku, tentang perasaanku pada Radek.

Suatu hari aku menerima undangan pernikahanya jelas aku kaget dibuatnya apa tidak terlalu dini ? Kuliahku baru berlangsung beberapa semester, dia kan adik kelasku. Umurnya jelas masih muda. Radek ! Tapi dengan senang hati aku menghadiri pernikahanya, sendirian.

Radek dan Mayang berdiri dipelaminan dengan gaun merah membalut tubuh ramping Mayang, dia terlihat cantik dan sepertinya juga tak nyaman dengan kehadiranku.

Empat tahun berlalu sejak pernikahanya, kini giliran aku yang meraih bahagiaku. Dengan orang yang kupilih menuju bahagia bersama. Aku menikahi lelakiku yang jauh lebih baik dari Radek, satu tahun pernikahan aku dihadiahi buah hati yang tampan.

Saat aku membagikan moment kelahiran buah hatiku di sosial media banyak orang yang berkomentar memberi selamat. Termasuk kak Nita yang resmi jadi kakak ipar Radek.

Quote:


Dia menyapa dengan lantang di messenger, lama saling tak bertukar kabar apalagi setelah menikah dengan kak Raka dia pindah jauh merantau. Kali ini baru lagi dia menyapaku di sosial media dan lanjut saling kirim kabar orang yang kita kenal, salah satunya Radek.

Mendengar ceritanya tentang Radek aku kaget, apa ada kaitan dengan serapah dulu ? Aku rasa itu hanya cacian spontan anak labil yang baru menginjak pubertas pertama.

Radek menikahi istrinya di usia sangat muda karena istrinya telah hamil terlebih dahulu, kabar lain kudengar istrinya bukan dihamili Radek. Lantas kenapa dia mau menikahi istrinya itu.

Selepas pernikahan itu orang tua Radek shock dengan kabar kehamilan menantunya, mereka sakit dibuatnya, ayahnya meninggal karenanya, ibunya pun begitu bolak balik RS sampai saat ini. Dan istrinya Radek keguguran di kedua kali kehamilannya, sampai saat ini di Lima tahun pernikahannya Radek belum memiliki anak.

Untuk apapun yang terjadi Aku yakin ini takdir yang harus Radek jalani, untuk menjadikannya manusia baik dikemudian hari. Bukan karena serapahku waktu itu, jalan hidup manusia ditentukan oleh dirinya. Dan aku menyesali serapahku dulu.

Maka Radek, berbahagialah seperti aku yang juga bahagia dengan keluarga kecilku. Jodoh telah diatur dan aku memahaminya sekarang.

Aku telah bahagia, begitupun Laras dan Luna. Kami sama - sama dikaruniai satu buah hati. Giliranmu Radek menikmati kenikmatan menjadi orang tua, kutunggu.

***


Quote:
Diubah oleh alawiyaht 21-03-2019 03:21
1
613
2
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan