Bicara soal keperawanan di Indonesia memang bikin bingung. Apalagi kalau udah disangkut-pautin sama agama. Udah mentok aja di satu kesimpulan "cewe yang gak perawan itu gak suci" padahal kalau diliat lagi itu cuma masalah selaput dara yang udah gak utuh lagi. Satu bagian tubuh yang terluka dan udah berbeda.

Cuma... ada budaya yang terikat erat dengan agama, sehingga perspective di atas akhirnya terlupakan. Ada norma sosial yang juga terikat erat dengan agama, akhirnya perspective di atas semakin terlupakan. Maka jadilah standard cewek yang wajib perawan sebelum nikah.

Begitu pentingnya masalah keperawanan, sampai gak sedikit cewek yang ngerasa insecure. Gak pantes punya suami, malu sama orang tua, kotor, jadi sampah masyarakat, hidupnya seakan selesai setelah dia gak perawan lagi.

Gak begitu padahal, karena gak perawan artinya cuma ada bagian tubuh yang gak utuh berarti masih ada yang bisa mereka banggain. Karir, pendidikan, karakter, pemikiran.

Kan cewek juga sama punya nafsu, punya rasa ingin terpenuhi kebutuhan biologisnya. Emang cuma cowok doang yang punya nafsu?

Dan juga buat cewek yang udah gak perawan karena ngasihin keperawanannya buat pacarnya, jangan sampe kalian ngerasa gak ada cowok yang mau nerima kalian lagi.

Jangan terlalu lama terpuruk dan meratapi keadaan. Ada satu hal yang saya dapetin dari personal blog seseorang, doi bilang "he does not take it from you, but you give it for him". Dengan begini artinya kalian punya kuasa atas tubuh kalian sendiri, kalian gak berada di posisi yang lebih rendah dari cowok. Juga satu hal lagi, dengan kalian memberikan keperawanan kalian ke cowok yang kalian pilih, berarti kalian sudah tahu baik dan buruknya. Lebih mudah diterima bukan?

Kemudian buat cowok-cowok juga, jangan terlalu memandang tinggi keperawanan. Apalagi kalau kalian juga punya pengalaman menari di atas ranjang. Keperawanan cuma satu dari berbagai hal yang menjadi pertimbangan sebelum menikah. Lo cuma gak beruntung karena bukan menjadi yang pertama, tapi lo beruntung karena menjadi yang terakhir.