Untukmu yang pernah singgah.
Apa kabar kamu? Apakah kau telah bahagia?
Hehe semoga yaa
Aku dengar kau telah tinggal satu atap dengan seorang lelaki, yang kau sebut "rumah".
Apakah kau tak ingin untuk sesekali, sekedar singgah kembali?. Disini, di tempat yang dulu pernah kau semogakan. Tempat yang awalnya menurutmu paling nyaman. Tempat yang membuatmu lupa akan masa lalumu. Yaa, di hatiku. Hati yang pernah kau beri warna. Sebelum akhirnya kembali porak-poranda. Aku tak menyalahkanmu, yang telah pergi meninggalkanku. Malah harusnya aku berterima kasih padamu. Karena pada akhirnya aku belajar arti menghargai yang ada di kehidupanku, aku juga belajar arti dari ditinggalkan dan kehilangan. Dan setelah aku belajar semua itu, hatiku merasa tenang. Namun, hancur kembali ketika aku mendengar kabarmu yang sudah kembali mendua.
Pikiranku kacau. Aku gila!. Teman-temanku banyak yang menyadarkanku. Mereka bilang: "Masih banyak ikan dilaut". Tapi kau bukan ikan! Kau bidadari bagiku, yang telah tuhan turunkan untukku. Mewarnai hariku, membuat senyumku merekah, dan mengisi ruang kosong dihati.
Tapi apakah kau tahu? Tempat itu sekarang sudah menjadi "rumah kosong". Orang-orang hanya sekedar lewat, tanpa mau melihat. Berbeda denganmu dulu, yang mau mampir. Yaa, walaupun hanya sekedar singgah.
Harapanku kala itu, kau betah untuk berlama-lama. Nyatanya, kau singgah hanya untuk sekedar menghapus luka.
Aku hanya sekedar rindu, lewat semua doa-doa yang ku khususkan untukmu.
Kini, yang harus aku sadari, kita memang hanya cocok sebagai "Tuan Rumah" dan "Tamu". Bukan sebagai dua hati yang harus bersatu.
Untukmu yang pernah singgah.
Selamat berbahagia dengan dia yang kau sebut rumah, (yang aku sebut nestapa), dari aku yang pernah menghapus semua luka masa lalumu.