

TS
User telah dihapus
[COC] Review Buku Hujan Bulan Juni #AslinyaLo
Quote:
![[COC] Review Buku Hujan Bulan Juni #AslinyaLo](https://s.kaskus.id/images/2018/09/30/9807025_20180930045939.jpeg)
![[COC] Review Buku Hujan Bulan Juni #AslinyaLo](https://s.kaskus.id/images/2018/09/30/9807025_20180930045949.jpeg)
Judul : Hujan Bulan Juni
Penulis : Sapardi Djoko Damomo
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : Juni 2015
ISBN : 9786020318431
Tebal : 135 Halaman
Quote:
Hujan Bulan Juni merupakan novel pertama dari trilogi Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono. Bagi sebagian orang yang telah membayangkan jalan cerita ini akan seromantis puisi Sapardi yang berjudul sama pula tentunya akan merasa kecewa karena jalan cerita ini sama sekali tidak seromantis sebagaimana puisinya.
Tentu, novel ini merupakan novel tentang percintaan. Percintaan secara umumnya, yang dipenuhi konflik seperti penantian, kerinduan, perbedaan. Sarwono, seorang pria Jawa yang biasa saja yang memiliki perasaan pada Pingkan, wanita asal Menado. Sarwono dan Pingkan, dua manusia yang saling menyimpan rasa tanpa ada kejelasan hubungan. Perbedaan keyakinan serta suku menjadi masalah utama dalam hubungan Sarwono dan Pingkan .
Terdapat beberapa tokoh pelengkap lainnya yang mempunyai porsi cerita yang tidak banyak namun tidak pula sedikit. Sapardi memberikan porsi pas bagi beberapa tokoh lain sesuai dengan bagiannya.
Kisah cinta mereka dibawakan dengan alur yang begitu lambat dan melompat-lompat.Cukup rumit dan tak mudah ditebak. Latar tempatnya pun ada banyak dan cepat berganti, sehingga pembaca seolah hanya ditunjukkan pada "sepotong" cerita pendek. Bisa dikatakan, meskipun Sapardi adalah seorang penulis tua, beliau nampaknya tak mau terlihat sebagai orang zadul yang ketinggalan zaman. Hal tersebut ditunjukkan dengan penceritaan yang menyelipkan istilah teknologi seperti WA (Whatsapp) dan selfie.
Dari segi bahasa, memang tak diragukan lagi Sapardi banyak menggunakan kata-kata dan kalimat yang memang sastra banget. Teks panjang tanpa koma, kalimat-kalimat puitis menjadi nilai lebih dalam novel ini. Bagi yang tak biasa dan tak paham dengan sastra, membacanya akan sedikit membuat "mumet". Namun, jika diperdalam lagi maka hal tersebut lah yang menjadi ciri dan gaya kepenulisan Sapardi dalam novelnya. Tak jarang pula, Sapardi menyelipkan beberapa istilah asing yang mungkin saja tak semua pembaca mengetahui apa arti dari istilah tersebut.
Ending dari novel ini ditutup dengan sajak yang membuat cerita dari novel ini terasa menggantung sehingga membuat pembaca yang membacanya akan penasaran dan bisa memilih. Menghilangkan rasa penasarannya dengan cukup membacanya, atau membaca buku kedua dari trilogi Hujan Bulan Juni ini yang berjudul Pingkan Melipat Jarak. Ya, tentunya jika ingin mengetahui bagaimana kelanjutan kisah antara Sarwono dan Pingkan maka membaca buku selajutnya adalah menjadi sebuah keharusan.
Tentu, novel ini merupakan novel tentang percintaan. Percintaan secara umumnya, yang dipenuhi konflik seperti penantian, kerinduan, perbedaan. Sarwono, seorang pria Jawa yang biasa saja yang memiliki perasaan pada Pingkan, wanita asal Menado. Sarwono dan Pingkan, dua manusia yang saling menyimpan rasa tanpa ada kejelasan hubungan. Perbedaan keyakinan serta suku menjadi masalah utama dalam hubungan Sarwono dan Pingkan .
Terdapat beberapa tokoh pelengkap lainnya yang mempunyai porsi cerita yang tidak banyak namun tidak pula sedikit. Sapardi memberikan porsi pas bagi beberapa tokoh lain sesuai dengan bagiannya.
Kisah cinta mereka dibawakan dengan alur yang begitu lambat dan melompat-lompat.Cukup rumit dan tak mudah ditebak. Latar tempatnya pun ada banyak dan cepat berganti, sehingga pembaca seolah hanya ditunjukkan pada "sepotong" cerita pendek. Bisa dikatakan, meskipun Sapardi adalah seorang penulis tua, beliau nampaknya tak mau terlihat sebagai orang zadul yang ketinggalan zaman. Hal tersebut ditunjukkan dengan penceritaan yang menyelipkan istilah teknologi seperti WA (Whatsapp) dan selfie.
Dari segi bahasa, memang tak diragukan lagi Sapardi banyak menggunakan kata-kata dan kalimat yang memang sastra banget. Teks panjang tanpa koma, kalimat-kalimat puitis menjadi nilai lebih dalam novel ini. Bagi yang tak biasa dan tak paham dengan sastra, membacanya akan sedikit membuat "mumet". Namun, jika diperdalam lagi maka hal tersebut lah yang menjadi ciri dan gaya kepenulisan Sapardi dalam novelnya. Tak jarang pula, Sapardi menyelipkan beberapa istilah asing yang mungkin saja tak semua pembaca mengetahui apa arti dari istilah tersebut.
Ending dari novel ini ditutup dengan sajak yang membuat cerita dari novel ini terasa menggantung sehingga membuat pembaca yang membacanya akan penasaran dan bisa memilih. Menghilangkan rasa penasarannya dengan cukup membacanya, atau membaca buku kedua dari trilogi Hujan Bulan Juni ini yang berjudul Pingkan Melipat Jarak. Ya, tentunya jika ingin mengetahui bagaimana kelanjutan kisah antara Sarwono dan Pingkan maka membaca buku selajutnya adalah menjadi sebuah keharusan.


nohopemiracle memberi reputasi
1
5.2K
Kutip
17
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan