Ane yakin kaskuser yang baca trit ini pernah ngalamin semua. Ane juga gitu soalnya dan ane yakin saat virus alay menyebar kalian juga terjangkit. Sebuah gaya yang paling ngehitz dimasanya. Dimana kalian tinggal mengulurkan tangan keatas pojok kepala. Lalu ngebalikin ponsel dan meraba tombol tengah. Karena pada masa itu kamera depan hp belum menyebar secara luas. Maka dibutuhkan beberapa kali foto, serta insting yang kuat agar hasil foto berakhir keren dan menakjubkan.

Hal yang paling menonjol dari anak alay adalah sisi kreatif dalam merangkai kata. Hal ini tentunya tidak dimiliki generasi selanjutnya alias micin. Ketimbang memakai nama asli pemberian orang tua mereka memilih membuat nama akun sendiri yang lebih menarik. Contohnya maya imoet, gugun cwockep bingitz, prince aguz cutez, yayat brazzers, amelia poetri part II dan sebagainya.

Skill yang tidak dimiliki generasi micin masa kini. Sebuah ilmu maha dasyat yang hanya bisa dipahami oleh anak alay saja. Kalo dulu kan medsos semacam BBM, WA dan instagram belum ada bray. Jadi kita pakainya SMS sedangkan bentuk tarifnya lewat jumlah kata. Semakin banyak jumlah kata maka semakin besar pula pulsa yang terpakai. Karena anak alay pada masa itu jenius, kepikiran deh buat menyingkat kata. Skill ini emang wajib di kuasai selain bakal terlihat gaul juga bisa mengirit pulsa.

Pada masa itu gaya emo emang lagi digandrungi, budaya jepang sedang meluas hampir di seluruh dunia. Selain emo ada juga gaya harajuku bahkan band barat seperti simple plan, my chemical romance dan green day mengikuti gaya rambut emo. Gaya rambut emo ditiru setiap remaja pada masa itu. Walau bentuk wajah kurang mendukung dan gak cocok, tetep bray paksain ajah nanti juga banyak yang suka (mungkin).

Disebabkan karena perkembangan musik dunia yang lagunya pada galau bray. Apalagi di indonesia banyak band bermunculan dengan ciri khas lagunya sedih, melow, merana pokonya bikin galau tingkat dewa. Semuanya tentang cinta dan efeknya membuat anak alay pada masa itu rentan baper dan melankolis.