srahayudesAvatar border
TS
srahayudes
#CerpenReligi "Sahabat Until Jannah"


Quote:


Jangan lupa di rate 5 ya...emoticon-Malu




Sahabat Until Jannah emoticon-Maaf Aganwati#CerpenReligi



Bulan ramadhan bagiku adalah sebuah bulan yang sangat teramat istimewa, dimana aku memutuskan untuk berhijrah. Belajar untuk menjadi seorang manusia yang lebih baik dari sebelumnya.


emoticon-flower emoticon-flower emoticon-flower

soundtrack...


Kala itu, dua tahun yang lalu tepatnya aku berada di sebuah masa-masa kebimbangan untuk menentukan sebuah pilihan dan jalan hidup. Hidupku pada kala itu jujur sangatlah sulit, bahkan untuk mendapatkan sedikit rupiah saja sangatlah sulit. Entah apa yang ada pada fikirku saat itu, yang jelas aku merasa Tuhan itu tidak adil. Aku merasa di anak tirikan, selalu saja apa yang aku inginkan tidak terwujud, selalu melenceng dari apa yang aku harapkan. Kali ini aku pasrah aku tak berani berbuat apa-apa, adapun teman yang mengajak ku untuk mencari uang dengan cara yang instant aku tolak. Karena aku merasa hopeless, hidup tak ada tujuan. Aku gak tahu arah, aku bingung.. terlebih tekanan keluarga yang begitu dahsyat sempat hampir menggoyahkan imanku. Untungnya saat itu aku tidak gelap mata, aku masih menginginkan untuk mencari rejeki dengan cara yang halal. Bukan dengan cara sesuatu yang instant.

Seribu, dua ribu rupiah aku kumpulkan, kala itu aku dapat pinjaman dari seorang sahabatku sebut saja Rina, dia membantuku meminjamkan sedikit uangnya untuk modal kecil-kecilanku menjual pakaian. Peran Rina sangat penting dihidupku, dia membantuku mencarikan sebuah konveksi baju untuk memudahkan ku dalam berniaga.

"Des, aku biasa bikin baju disini.. kamu bisa jualan baju gamis ataupun jilbab, kamu kan orangnya modis pasti bisa! yang penting kamu optimis dan percaya aja."sahut Rina padaku.

kalimat itu adalah kalimat yang Rina lontarkan padaku dan membuatku semakin percaya diri untuk terjun kedalam bisnis pakaian muslim ini.

***

Hari demi hari, aku berusaha menjual pakaian dan jilbab-jilbab ini penuh dengan kesabaran, jujur kala itu Tuhan benar-benar sangat menguji kesabaranku. Sampai aku tidak enak hati kepada Rina karena masih saja belum mengembalikan modal dagang yang telah ku janjikan padanya.

"Rin, ternyata jualan itu susah yah.. laku sih, tapi gak banyak. Barang juga masih numpuk, aku takut gak laku rin, belum lagi aku belum bayar utang yang aku pinjam buat modal itu." kataku pada Rina.

"Ya ampun des, santai aja sih kalo soal pinjaman itu, aku juga ikhlas niat bantu kamu kok. Kamu pakai aja dulu sampai kamu bener-bener bisa buat balikinnya. Dan, kunci berjualan itu kamu harus sabar, oh iya jangan lupa juga buat bersedekah yah." jawab Rina penuh dengan senyuman.

"Ya Allah Rin, baik banget kamu.. serius ini gak apa-apa? aku gak enak loh sama kamu sumpah.",

"Iya, santai aja sih kalo mau sih ayok aku bantu deh jualannya. Kalau bisa kita jangan ngandelin dari online aja des, kita jualan di bazaar aja gimana? atau pasar keget, kan deket rumahmu kalo hari sabtu ada pasar kaget tuh, kita jualan disana aja. Aku bantu kamu!"

"Tapi Rin, disana tu gak sembarangan bisa jualan loh, harus ada ijin dulu lah apalah kan ribet.."

"Udah, gampang... kita jualan kan gak makan tempat lagian barang kita masih dikit, kita bisa lah joinan sama orang atau numpang di lapak orang. Gimana, setuju kan?"

aku sempat berfikir, emangnya bisa ya begitu.. tapi.. Rina sudah antusias, padahal yang jualan aku bukan dia,aku gak enak akhirnya aku iyakan saja ide dari dia.

***

Hari sabtu pun tiba, aku dan Rina pun bergegas menyiapkan jualan. Alhamdulillah dapat tempat dan lumayan ramai penjualanku hari ini.

"Rin, alhamdulillah rame. Makasih banyak ya rin kamu udah slalu bantu aku. Kalau gak ada kamu gak tau deh aku gimana." Seru ku.

"Yaampun des, santai aja. Aku ada disini bantu kamu karena keikhlasan aku sebagai teman. Aku pengen juga kamu maju dan bisa senengin orang tua kamu. Jangan lupa sisihin buat sedekah ya des.. karena dengan bersedekah akan melipat gandakan rejeki kita." Sahut Rina.

"Pasti Rin, apalagi bentar lagi kan bulan ramadhan. Rencana aku mau bagiin takjil tiap hari di mesjid deket rumah nih, menurut kamu gimana?"

"kalau menurutku sih jangan cuma sekedar rencana des, tapi realisasikanlah! Aku dukung aku bantu kamu nanti buat nyiapin takjilnya!"

"Pasti Rin, aku sudah nazar ini. Sebagian keuntungan aku pakai buat bagiin takjil di mesjid dan juga buat santunan anak yatim."

"Terbaik memang sahabatku ini! Ingat ya, realisasikan! Aku dukung 10000%"

emoticon-flower emoticon-flower emoticon-flower

Angin berhembus dengan sejuknya, burung-burungpun berkicau dengan merdunya. Sejenak aku berfikir tentang kehidupanku yang berangsur membaik semenjak ku dekat dengan Rina.

"Ya Allah, tekadku sudah bulat ingin bersedekah. Berikanlah aku rejeki yang melimpah agar aku dapat merealisasikan nadzarku."

Itulah doa ku pasa saat itu, sempat ku merasa pesimis. Akankah Tuhan lagi lagi menunda doaku kembali?

***

Hari demi hari, orderanpun mulai membludak. Dari yang mulai datang ke rumah maupun membeli online sekalipun. Sampai-sampai ibuku juga harus ikut turun tangan.

"Maah.. sudah, biar aku saja.. mama istirahat aja. Desi bisa kok atur ini semua."

"Kamu tuh gimana sih orang mau di bantuin kok malah ngusir. Mama tu kasian sama kamu sampe gak istirahat cuma mikirin orderan. Mama kan pengen bantu, seenggaknya bisa ngurangin kerjaan kamu."

"Gak usah maah, Desi masih bisa sendiri kok."

Mama pun tersenyum. Sejenak aku baru tersadar ternyata esok adalah puasa pertama, berarti nadzar di hari pertama ku harus aku realisasikan. Semangat!! Aku pasti bisa.

"Eh, mah.. Desi kayaknya perlu bantuan mamah deh."

"Bantu apa des? Katanya tadi gak mau di bantu."

"Ih.. beda mah.. Desi minta bantuan yang lain."

"Bantuan apa? Mama pasti bantu kok asal gak aneh-aneh aja."

"Jadi kan Desi punya nadzar nih, selama bulan ramadhan Desi pengen bagi-bagi takjil buat di mesjid depan rumah, kan tahu sendiri mesjid depan rumah tuh rame. Kalau Desi kasih takjil kan otomatis pahala buat Desi di dapat, orang pun senang. Gimana mah?"

"Emang kamu punya uang? Hemat des, mama pengen pulang kampung. Kalau nanti kamu gak ada uang trus gak jadi kita pulang kampung?"

"Ya tetep jadi dong mah, itu udah Desi pikirin mateng-mateng. Desi udah sisihkan uangnya kok buat nanti kita mudik. Lagian, kita gak bakalan miskin kok kalau berbagi. Oh iya, Desi juga nanti mau undang pengajian anak yatim mah, tapi kalau ini ntaran aja sih karna Desi harus persiapin banyak hal, soalnya Desi pengen ngasih santunan juga buat anak yatim. Boleh kan mah? Toh apa salahnya kalau kita beramal, Insha Allah pasti rejeki kita makin lancar."

"Ya udah, terserah kamu aja kalau gitu. Mama dukung aja deh apa yang menurutmu itu baik."

"Oke mah, siap.. nanti Rina juga mau bantu."

***

emoticon-Moon emoticon-Moon
emoticon-Moon
Ramadhan tiba...
Ramadhan tiba...

emoticon-Bedug

Alhamdulillah, ramadhan tiba. Ini adalah hari pertama ku mengumpulkan kebaikan, tentunya ini juga sebagai hari pertamaku ubtuk menyelesaikan nadzarku.

Bagiku, bulan ramadhan penuh dengan pembelajaran. Dari sini aku belajar, untuk menjadi diri sendiri yang lebih baik.

***

"Des, jadi rencana kamu buat bagiin takjil nanti mau apa nih?" Tanya Rina padaku.

"Apa ya Rin? Aku sih rencana mau bagiin sop buah sama gorengan. Biar aku sama kamu yang bikin sop buahnya, gorengannya mamaku deh yang bikin. Gimana menurut kamu?" jawabku.

"Boleh.. bagus juga ide kamu. Aku setuju, nanti jam 3 prepare ya kita bungkusin sop buahnya ke dalam gelas, trus langsung deh kita bawa ke mesjid." sahut Rina.

Kamipun langsung menyiapkan takjil untuk diantar ke mesjid Al-jihad di depan rumah. Aku seneng sekaligus bangga. Aku bisa menjalankan nadzarku dengan baik.

Beres semua, langsung deh di bawa ke mesjid. Kamipun berbuka puasa dan sholat maghrib bersama di mesjid tersebut.

Begitupun sampai akhir ramadhan, kegiatanku membuatkan takjil untuk mesjid. Agar menunya bervariasi, akupun selalu memberikan takjil yang berbeda. Mulai dari kurma, risoles, kue bolu, es candil, es cendol, sekoteng, sirup, dan lain lain.

***

Pertengahan puasa, alhamdulillah aku punya rejeki yang tak terduga. Tiba-tiba ada banyak sekali pesenan gamis dan jilbab. Akupun agak sedikit keteteran dalam melayani pelanggan. Tapi alhamdulillah, aku bersyukur atas nikmat yang telah Allah kasih padaku. Ternyata doaku dikabulkan..

Akupun langsung menepati nadzarku yang kedua. Yaitu, buka bersama dengan anak yatim juga memberikannya santunan. Kala itu, aku juga mengundang seorang ustadz untuk mengisi kajian dan kultum.

Tepat saat itu, tanggal 18 ramadhan ketika acara bersama anak yatim diselenggarakan, pukulan besar datang padaku. Kegundahan yang benar-benar menghantui hidupku. Ya, aku harus berubah. Pertama aku belum melaksanakan kewajibanku sebagai wanita muslim yaitu berhijab. Ada cambuk yang begitu pilu di kalbu setelah mendengar ceramah dari ustadz Ahmad.

Beliau berkata "Seorang wanita dewasa atau sudah baligh tidak menutup auratnya, maka dosalah ayahnya. Bahkan jika ayahnya telah meninggal, dosa itu akan tetap terkumpul."

Ya Allah, benar-benar sebagai cambuk. Aku langsung teringat almarhum bapak. Padahal dulu waktu kecil aku selalu menggunakan jilbab dan tidak melepasnya, lantas kenapa setelah dewasa aku melepasnya?

Sampai aku teringat ucapan mama "Kewajiban kamu berhijab itu sekarang! bukan dulu. Kalau dulu itu namanya proses belajar, kok udah lulus belajarnya bukannya di terapin malah kamu lepas?!"


Jujur hati bergejolak kala itu, aku bimbang. Sempat ku berfikir, ah aku harus benahi hati dulu baru berhijab. Ah aku harus ini dulu itu dulu, dan lain sebagainya. Namun semua itu telah ku patahkan.

Aku sangat berterimakasih kepada sahabatku Rina, yang slalu memberikanku nasihat dan petuah. Ada kalimat dari Rina yang aku ingat "Kenakanlah jilbabmu karena itu kewajiban, soal hati biarlah.. seiring berjalannya waktu ia akan mengikuti."

"Des, aku mau kamu jadi sahabat dunia akhiratku. Terima ya jilbab dari aku yang gak seberapa ini. Aku hanya ingin kita tetap bersahabat meskipun kita sudah tidak ada di dunia." Seru Rina padaku sembari meneteskan air mata.

Akupun langsung memeluknya, dan menerima jilbab pemberian darinya. Kala itu aku masih merasa bimbang karena aku berfikir sangat sulit mengenakan hijab. Aku di tuntut harus bisa menjaga sikap, menundukan pandangan, dan beristiqamah teteap dalam jalanNya.
Tapi, aku bertekad kuat, aku harus meninggalkan segala hal buruk ku di masa lalu, mulai dari cara berpakaian, sikap dan tentunya rasa syukur ku kepada Allah.

"Aku pakai ya Rin, makasih kamu udah mau jadi sahabat terbaik aku."

"Jangan di lepas ya Des, kamu cantik kalo berhijab" Rina pun tersenyum.

Air mataku pun tak hentinya menetes, sedih.. karena kenapa sih gak dari dulu? Kenapa baru sekarang? Kenapa kenapa????????

Tapi semua itu tidak aku sesali. Aku senang, aku bangga memiliki sahabat yang sangat menyayangiku dan slalu menuntunku dalam kebaikan.

Mungkin jika aku tidak mengenal Rina, aku pasti jauh dengan Tuhan. Aku selalu menghakimi bahwa Tuhan itu tidak adil.

Ternyata semua itu....
SALAH BESAR!!!
Tuhan sangatlah menyayangi setiap hambanya, Tuhan pasti mengabulkan segala doa-doa hambanya. Tinggal menunggu saja, kapan Tuhan akan terima doa kita. Intinya kita harus sadar dan benahi diri, apa yang salah pada diri kita sehingga Tuhan enggan mengabulkan doa kita secepatnya. Adakah kewajiban yang kamu tinggalkan?emoticon-Smilie

Semua manusia membutuhkan proses, bahkan tak sedikit proses itu memakan waktu yang sangat panjang. Namun, akankah kita akan memanjangkan waktu tersebut? apakah yakin, usia kita akan sampai menuju proses tersebut? belum tentu... Maka dari itu aku memutuskan untuk berhijrah, walaupun hingga saat ini masih dalam proses. Aku jauh dari kata baik, jauh dari kata sempurna. Tapi aku berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya dan tak luput mengucapkan rasa syukur yang begitu nikmatnya Allah berikan.



Selalu bersyukur dan tetap menjalani hidup di jalan yang benaremoticon-raining

emoticon-flower emoticon-flower emoticon-flower

Alhamdulillah, dari kejadian tersebut kini aku mulai hijrah mengubur semua pakaian-pakaianku yang tidak menutup aurat dan menggantikannya dengan pakaian yang tertutup dan melindungi segala lekuk tubuhku.

Rina, makasih.. berkat kamu aku sadar, berkat kamu aku tahu, berkat kamu aku menjadi seseorang yang lebih baik lagi. Semoga persahabatan kita sampai akhir hayat. Terimakasih sudah mahu jadi sahabatku dengan menerima segala kekuranganku.






Sumber: Hasil pengalaman pribadi dituangkan dalam bentuk tulisan emoticon-Smilie
Gambar source : google image.
Soundtrack source : Youtube



Diubah oleh srahayudes 29-05-2018 10:32
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
3.8K
46
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan