rulfhiAvatar border
TS
rulfhi
#Cerpen Religi Berkah Berbagi Pada Sesama

#Cerpen Religi Berkah Berbagi Pada Sesama

Ilustrasi(Shutterstock)

Suara pentungan, bedug dan suara anak-anak berpadu nyaring membangunkan orang-orang sahur di Kampung Jampean. Di Kampung Jampean tradisi membangunkan sahur masih terus dijaga hingga sekarang. Maka setiap ramadan tiba, suasana sahur di kampung ini dipastikan selalu ramai.

Kampung Jampean terletak di sisi terluar pusat pertokoan elektronik Jayagaya. Mayoritas warga Kampung Jampean adalah perantau yang bekerja di Jagabaya. Warga Jagabaya terkenal dengan solidaritasnya. Mereka yang jauh dari kampung halaman saling bahu membahu dan saling menjaga layaknya saudara. Maka tak heran jika di kampung ini dapat dengan mudah menemukan saudara baru.

Di jalan paling ujung Haji Basri terdapat sebuah bangunan kecil yang dijadikan kos-kosan. Di sana tinggal seorang pemuda bernama Joko. Saat suara ajakan sahur saling bersautan, Joko masih terlelap dalam tidurnya. Joko masih belum bangun. Padahal rombongan pembangun sahur sudah dua kali mengelilingi tempat kosannya. Hingga hari ke empat belas ramadan, Joko sudah enam kali melewatkan sahur. Jika hari ini Joko gagal bangun, maka pencapaiannya bertambah menjadi tujuh kali.

***

Joko pemuda berusia sekitar 20 tahunan. Berambut cepak, berkumis tipis, dan kurus. Joko selalu tampil dengan baju bergambar wayang. Dia belum lama pindah ke Kampung Jampean. Dia berasal dari kampung kecil bernama Sidukgili di Jawa Timur. Sama seperti orang dewasa di kampungnya, Joko memutuskan pergi dari kampungnya untuk mengadu nasib di Kota Jagabaya.

Sudah hampir tiga bulan sejak kepindahannya dari kampungnya ke Kampung Jampean. Joko masih belum mendapatkan pekerjaan tetap. Paling banter Joko bekerja serabutan sebagai kuli proyek di perumahan rakyat yang terletak tak jauh dari Kampung Jampean. Memasuki bulan Ramadan, Joko memilih berhenti bekerja jadi kuli proyek dan bertransformasi menjadi penjual takjil. Ini sudah dipikirkan masak-masak.

Joko berjualan takjil di area pusat elektronik Jagabaya. Tempat di mana Joko pertama kali melamar pekerjaan dan tidak diterima. Kosan Joko tak terlampau jauh dari area pusat elektronik Jagabaya. Bila adzan ashar berkumandang, itu pertanda bahwa Joko harus segera berangkat ke tempat berjualan. Pertaruhannya yang memilih jadi pedagang takjil rasanya memang tepat. Dagangan Joko selalu habis diborong oleh para pegawai Jagabaya yang kebagian shit siang. Tentu uang yang didapat lebih banyak dibanding ketika Joko masih jadi kuli proyek.

Joko tidak membuat takjilnya sendiri. Takjil tersebut buatan ibu kosannya. Joko sengaja tak membuat sendiri. Karena Joko tahu, ia tak mahir membuat takjil dan rasanya belum tentuk enak. Dan sisi baiknya Joko punya waktu lebih menunaikan hobinya mengurus ikan-ikan di akuarium.

Suatu hari dagangan Joko masih tersisa banyak. Daripada dibawa pulang hanya akan menjadi sisa lebih baik dibagikan saja, pikir Joko. Akhirnya Joko melangkah ke jalan raya dan membagikan takjil ke setiap siapa saja yang melintas. Hari itu Joko hanya mendapatkan sedikit uang. Tapi entah kenapa Joko merasakan bahagia secara batin.

Hari esoknya dagangan Joko kembali tersisa banyak. Joko kini membagikan takjil ke setiap orang yang ia temui ketika pulang menuju kosannya. Mungkin orang-orang sedang bosan dengan menu dagangannya. Joko optimis besok dagangannya akan kembali ludes, seperti awal-awal ramadan. Joko tetap bersyukur, sebab namanya juga dagang pasti turun naik.

Hari esoknya hujan turun dengan derasnya. Membuat tak ada orang sama sekali yang mengunjungi lapak Joko. Walhasil dapat dibayangkan, hingga menjelang bedug magrib dagangan Joko masih belum tersentuh pembeli. Joko merasa ia akan merugi seruginya. Joko pesimis.

Tak lama kemudian datang mobil SUV merah. Seorang pria keluar dari mobil tersebut. Pria tersebut nampak mencari-cari sesuatu. Lantas pria tersebut melihat Joko dan menghampiri Joko. Pria tersebut bertanya apakah di sini dua hari yang lalu ada pembagian takjil gratis? Joko coba ingat-ingat. Dua hari yang lalu di sini memang ada pembagian takjil gratis, yah ia sendiri yang melakukannya. Joko mengiyakan. Pria tersebut bertanya siapakah orang yang membagikan takjil tersebut. Sebab salah satu karyawannya ketika itu mendapatkan takjil gratis dan merekomendasikan bahwa takjil tersebut enaknya luar biasa. Hingga ia bermaksud untuk memesan takjil pada orang tersebut untuk hidangan buka puasa esok hari dikantornya.

Kini Joko mengerti berbuat baiklah pada siapa saja. Sebab pertolongan Allah selalu datang dari tempat yang tak terduga. Joko pun teringat akan pesan Ibundanya: sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang mau berbagi pada sesama. Jangan menunggu kaya hanya untuk berbagi pada sesama. Karena dengan berbagi, rezeki bisa datang dari mana saja.

***

Pintu kamar Joko diketuk oleh ibu kos. Ibu kos tahu bahwa Joko masih belum bangun. Joko memang susah bangun, perlu kesabaran ekstra untuk membangunkannya. Sepuluh menit kemudian Joko baru terbangun. Ibu kosannya sudah menyiapkan sahur untuk Joko. Dan hari itu Joko tak melewatkan kembali sahurnya dan Joko terhindar dari ketujuh kalinya melewatkan sahur. Dalam hati Joko berterima kasih pada ibu kosan dan orang-orang kampung yang setiap pagi berkeliling membangunkan orang-orang sahur.

Ketika pulang nanti. Joko akan bercerita pada ibunya di kampung. Bahwa ia telah menemukan rumah kedua yang bernama Kampung Jampean, yang mana di sana orang-orang saling membantu dan berbagi. Hidup mereka memang jauh dari kaya harta tapi mereka kaya hati. Kini Joko mulai mengerti nikmatnya berbagi pada sesama. Sejatinya tugas manusia adalah menjadi manusia yang salih mengasihani.

Quote:


Referensi otak, tenaga dan pemikiran ane sendiri
Sumber foto terlampir di bawah foto

Diubah oleh rulfhi 28-05-2018 18:50
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
1.3K
3
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan