Aktivitas gunung Merapi belakangan ini cukup aktif, diberitakan telah terjadi beberapa kali letusan freatik, dari pengamatan yang ada, letusan freatik gunung Merapi pertama kali terjadi pada 11 Mei 2018, dimana saat itu cukup membuat heboh warga sekitar gunung Merapi, karena waktu-waktu sebelumnya tidak Nampak ada peningkatan aktivitas, dan secara tiba-tiba letusan freatik terjadi. Setelah mengalami letusan freatik pertama kali, aktivitas dari gunung Merapi terus berlanjut, dikabarkan telah terjadi delapan kali letusan freatik hingga 24 Mei 2018. Letusan freatik yang terjadi pada gunung Merapi, menandakan adanya perubahan karakter dari aktivitas tahunan gunung Merapi.
Spoiler for Artikel lanjutan:
Gambaran terjadinya letusan freatik
Gunung Merapi biasanya mengalami aktivitas vulkanik dengan periode waktu 2-4 tahun, namun sejak letusan terakhir pada Oktober 2010, gunung Merapi berubah. Salah satunya di tandai dengan letusan freatik ini, karena sebelum-sebelumnya gunung Merapi selalu melakukan letusan magmatis, keadaan seperti sama seperti apa yang telah terjadi pada tahun 1872. Letusan freatik sendiri adalah proses keluarnya magma yang terjadi karena pengaruh uap air, yang di sebabkan sentuhan air secara langsung ataupun tidak langsung, jadi ketika air mulai masuk dan menyentuh magma yang ada di dalam bumi maka akan menguap, dan ketika tekanan uap mulai tinggi dan tak terbendung lagi, maka terjadilah letusan freatik ini. Perubahan aktivitas gunung Merapi yang mulai banyak terjadi letusan freatik ini, memiliki dampak positif dan negatif, untuk dampak positifnya, gunung Merapi tidak lagi menghasilkan awan panas secara langsung saat pertama meletus,namun dampak negatifnya, sinyal yang di berikan oleh gunung Merapi menjadi lemah, karena sifatnya mulai menggunakan sistem terbuka, sinyal tersebut antara lain seperti, gempa tidak atraktif, deformasi, dsb. Letusan freatik ini juga memiliki beberapa fase sebelum mengalami letusan magmatik.
Fase Pertama, harus mengalami fase penghancuran sumbat lava, dengan erupsi vulkanik. Fase kedua, pertumbuhan lava harus mencapai 10 juta meter kubik. Fase ketiga, adanya longsoran pada bagian tebing lava. Fase keempat, menghasilkan awan panas, setelah terjadi fase ketiga, kemudian fase kelima atau terakhir, terjadi hujan dengan intensitas tinggi yang akan menimbulkan lahar dingin di sungai. Dari keterangan beberapa ahli, dengan adanya perubahan karakteristik gunung Merapi yang mulai berubah dengan tanda letusan freatik ini, kedepannya letusan gunung Merapi tidak akan terlalu berbahaya, seperti sebelumnya yang berkarakter letusan magmatis, sebab letusan freatik biasanya hanya menghembuskan debu juga partikel lainnya ke udara.
Spoiler for Tambahan:
Namun, semua kejadian yang berhubungan dengan alam tetap harus di waspadai, karena sebagai manusia kita tidak akan pernah tahu apa yang sebenarnya terjadi di alam ini, dengan adanya peningkatan aktivitas gunung Merapi ini, pihak terkait menghimbau warga sekitar Merapi untuk tetap waspada. Pihak BPPTKG juga mengatakan bahwa erupsi/letusan freatik Merapi, mulai menuju ke letusan magmatik.
Spoiler for Sumber:
Sumber banyak, dari berbagai situs berita online, link sumber sebagian saja, yang masih ingat.