solehikhsanudinAvatar border
TS
solehikhsanudin
Pengalaman Pertama Ane Puasa Ramadhan Pada Musim Dingin Di Negeri Orang

 
Assalamu’alaikum, selamat pagi/siang/sore/malam agan/sista dimana pun berada! Tak lupa ane turut mengucapkan selamat menunaikan ibadah Ramadhan bagi gan/sis yang menjalankannya! Semoga kita senantiasa diberikan kelancaran dan kesehatan, dan tentunya berkah melimpah di Ramadhan ini!
Ketemu lagi dengan  ane, “solehikhsanudin”. Kali ini dalam rangka turut meramaikan event Kaskus Kreator di bulan suci ini dengan cerpen ala ala hehehe.
Yup, langsung saja gan/sis, kali ini ane mau sedikit berbagi cerita tentang pengalaman ane menjalani puasa Ramadhan di musim dingin (winter) tahun 2017 yang lalu gan, tepatnya di negeri sebelah, Australia. Cekidot ...
 

Spoiler for undefined:


 
Yup, tepatnya di medio Mei-Juni 2017 lalu, ane mendapat kesempatan untuk mengikuti kursus singkat (short course) di University of Canberra (UC) yang terletak di ibukota Australia, Canberra City.
Kalau kita melihat kalender tahun lalu yang tidak jauh beda pergeseran Hijriah/Gregorian-nya dengan tahun 2018 ini, bulan suci Ramadhan (Hijriah) jatuh pada periode Mei-Juni (Gregorian).
Tak pelak, fenomena ini pun pada akhirnya menjadi pengalaman pertama ane menjalani ibadah puasa Ramadhan di waktu yang bersamaan dengan musim dingin di bumi bagian selatan gan/sis.
Alhamdulillah emoticon-Smilie
 

Spoiler for undefined:


 
Alhamdulillah-nya lagi, karena bertepatan dengan musim dingin, maka durasi puasa di kawasan ini hanya sekitar 11 jam gan/sis, berkurang signifikan dari kebiasaan kita puasa di Tanah Air sekitar 14 jam gan/sis.
Bisa dilihat dari screenshot jadwal shalat periode akhir Mei, yang mana sudah menjadi kebiasaan ane untuk mengunduh jadwal shalat setempat setiap kali sebelum melakukan perjalanan (jauh).
Pada periode ini, jadwal imsak jatuh sekitar pukul setengah 6 pagi (am), sedangkan waktu berbuka sudah bisa dinikmati pada sekitar pukul 5 sore (pm).
 

Spoiler for undefined:


 
Meskipun begitu, udara freezing sampai minus 4 derajat celcius juga menjadi ujian tersendiri gan/sis.
Pepohonan saja meresponnya dengan “merubah” warna daunnya dari hijau menjadi kemerah-merahan, bahkan kuning kering/layu dan terjatuh.
Apalagi manusia yang punya hati hehehe. Tentunya perlu menyikapinya secara tepat untuk dapat menjalankan puasa Ramadhan di musim dingin, termasuk salah satunya dengan cukup nutrisi dan meminum air.
 

Spoiler for undefined:


 
Tapi ada juga pohon yang daunnya masih rimbun menghijau seperti di belakang ane ini gan/sis.
Kalau melihat suasana hijau daun seperti ini, rasanya seperti mengingatkan suasana home country.
Apalagi di bulan puasa seperti ini, rasanya semakin menostalgia suasana Ramadhan di kampung semasa kecil.
 

Spoiler for undefined:


 
Uniknya lagi, meskipun belum sampai puncak winter dengan turun saljunya, tapi tetap saja angin yang berhembus serasa menusuk tulang seakan menihilkan panas sinar mentari di siang bolong.
Walhasil, kemana pun kami pergi selalu dilengkapi dengan pakaian yang serba tebal dari atas hingga ujung kaki.
Dan hikmahnya, seiring dengan datangnya bulan Ramadhan, keinginan untuk beraktivitas di luar (outing) relatif berkurang sehingga dapat dialihkan untuk beribadah di dalam ruangan (rumah).
 

Spoiler for undefined:


 
Kembali ke durasi puasa yang hanya sekitar 11 jam-an, tapi tetap saja yang namanya puasa kita acapkali mengamati pergerakan pengukur waktu dari detik ke detik menunggu datangnya waktu adzan Maghrib, yang padahal sejatinya waktu itu justru akan lebih cepat berlalu ketika dibarengi pelbagai aktivitas.
Rasanya, kebiasaan buruk tersebut secara tradisi harus dihapus untuk pola hidup yang jauh lebih produktif.
Apalagi, produktivitas di kala Ramadhan tentunya akan bernilai lebih besar di sisi Allah SWT, sebagaimana amal-ibadah yang dilipat-gandakan.
 

Spoiler for undefined:


 
Terlepas dari semua itu, pengalaman berpuasa di ruang dan waktu yang secara signifikan berlainan dengan situasi dan kondisi di Tanah Air, juga menampilkan perasaan kangen berlipat-ganda dengan anak-istri sekeluarga yang semestinya mendapat lebih dari sekedar komunikasi melalui dunia maya.
Khususon di negara dengan jumlah mayoritas penduduknya yang beragama non-muslim, rasanya kita juga tambah bisa belajar berempati bagaimana rasanya hidup sebagai minoritas dengan ke – serba terbatas – an sarana/prasarana untuk beribadah.
Apa pun itu, pengalaman menjalankan ibadah puasa pada musim dingin di negeri orang telah memberikan pengalaman yang begitu berharga dan pembelajaran penting bagi ane, khususnya dalam memandang kehidupan dengan lebih baik dan menjalani kehidupan yang semakin baik pula ke depannya.
 
Demikian sekelumit cerita dari ane tentang pengalaman ibadah puasa ane di musim dingin gan/sis.
Semoga dapat sedikit mencurahkan hikmah kebaikan untuk kita semuanya, amin ya rabbal ‘alamin!
Wassalam!!!
 
Sumber :
Narasi : kisah pribadi.
Ilustrasi : Koleksi foto pribadi dan rekan-rekan sejawat.

Diubah oleh solehikhsanudin 15-05-2018 07:06
anasabilaAvatar border
swiitdebbyAvatar border
swiitdebby dan anasabila memberi reputasi
2
1.3K
6
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan