- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
If You Never Try, You'll Never Know


TS
ermandasaskia
If You Never Try, You'll Never Know
If You Never Try, You’ll Never Know
Sebuah cerita singkat, tentang pengalaman yang luar biasa.
Cerita ini bermula saat saya duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama. Saat itu saya berumur 13 tahun.
Bersekolah di sekolah terfavorit seantero kota nyatanya membuat saya mengalami pengalaman yang tidak pernah saya duga bisa merubah hidup saya. SMP Negeri 2 Bandar Lampung, itulah tempat dimana cerita ini bermula.
Menjadi seseorang yang sangat introvert ternyata sangat tidak mudah. Apalagi berada di lingkungan berisi orang-orang extrovert yang sangat pro-aktif. Berbeda dengan saya, yang lebih memilih berbicara dengan buku, ketimbang berbicara dengan manusia, pada waktu itu. Hari demi hari harus saya jalani walaupun tanpa semangat.
Saya harus survive, pikir saya waktu itu.
Februari tahun 2011, di kelas 7 RSBI 2, dengan guru bernama Maam Amaroh di pelajaran Bahasa Indonesia, menjadi hari yang sangat menakutkan bagi saya. Hari itu hari dimana semua siswa diharuskan untuk membaca berita. Saya langsung panas dingin seketika. Bagaimana tidak? orang yang bahkan berbicara di depan seorang manusia saja masih ragu ini harus tampil di depan kelas, membaca berita. Akhirnya, saya, manusia yang tidak mempunyai nyali ini pergi meninggalkan kelas, kemana lagi kalau bukan ke tempat favoritnya, perpustakaan sekolah. Saat dia sedang membaca, bergelut dengan segala imajinasinya, terdengar suara lembut menyapanya. Maam Amaroh ternyata, guru Bahasa Indonesianya. Di hari itu, saya berbicara banyak, jauh lebih banyak dari biasanya. Di akhir percakapan, Maam Amaroh meminta saya untuk menemui beliau di ruangannya esok hari dan meninggalkan sebuah pesan yang selalu saya ingat hingga sekarang
“ Kamu itu anak emas, Manda, ada sesuatu dari diri kamu yang tidak dimiliki oleh orang lain, dan kamu harus berani menunjukan itu. “ Maam Amaroh pun tersenyum sambil mengelus kepala saya, lalu beranjak pergi.
Sepulang dari sekolah, kalimat itu terus terngiang di telinga saya.
Keesokan harinya, sesuai janji, saya mendatangi ruangan Maam Amaroh.
Maam Amaroh menyambut saya dengan hangat.
Di ruangan itu, berdua dengan Maam Amaroh, saya mulai berani mengeluarkan yang selama ini selalu saya pendam. Bercerita, Membaca puisi, Membaca script penyiar radio, Membaca berita, sampai belajar untuk menjadi seorang MC, Saya diajarkan banyak sekali hal. Maam Amaroh terus berusaha membuat saya untuk berani mengeluarkan apa yang selama ini tidak pernah saya perlihatkan. Sampai akhirnya, di akhir pertemuan, Maam Amaroh meminta saya untuk menjadi MC di sebuah acara sekolah.
Sungguh, rasanya dengkul saya saja tidak bisa menopang badan saya waktu itu, sangking lemasnya.
Akhirnya tiba di hari H, untuk pertama kalinya, saya tampil menjadi seorang MC.
Selesai acara, tidak seperti yang dibayangkan pada awalnya, saya malah merasa bahagia luar biasa. Lega rasanya.
Seperti menjalankan sesuatu yang ternyata saya suka. Dari sinilah, mulai hari itu, saya sering sekali mendapat tawaran untuk menjadi MC, acara apapun itu, baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah, menjadi MC formal maupun non-formal. Ternyata saya sangat menikmati setiap prosesnya, saya menghargai setiap pengalamannya. Hal tersebut melanjut sampai saya duduk di bangku SMA, bahkan sampai sekarang. Hal yang sangat menakutkan itu nyatanya malah berubah menjadi hal yang sangat saya suka. Menjuari beberapa perlombaan yang berhubungan dengan hal yang dulu sangat saya hindari, menjadi seorang penyiar radio, menjadi MC, menjadi host, menjadi seorang News Anchor, tidak pernah terlintas di kepala saya.
Namun pada saat yang bersamaan, saya merasa sangat sedih karena tidak bisa menunjukan itu kepada Maam Amaroh
( waktu itu beliau mendapat beasiswa 3 tahun di Australia, dan hari dimana saya menjadi MC untuk pertama kalinya merupakan hari terakhir saya bertemu dengannya ).
Singkat cerita, saya menjadi seorang Host & News Anchor di salah satu TV Nasional yang ada di kota saya. Pada saat itu, saya memandu sebuah acara dimana tiap harinya mengundang seorang tamu yang luar biasa, tanpa berfikir apapun, saya masuk ke ruangan. Dan betapa terkejutnya saya, saat saya membaca bintang tamu pada hari itu.
Maam Amaroh pun datang, memeluk saya sangat erat, sambil menangis, dan dia pun membisikan kata-kata yang membuat air mata saya tak terbendung lagi.
“ Dari awal, maam tau kamu bisa, maam tau kamu hebat, maam bangga sama kamu, Manda”, katanya dengan isak tangis sambil tetap memeluk saya. Suasana berubah menjadi haru penuh kebahagiaan.
Dan mulai hari itu, saya menyadari suatu hal, bahwa terkadang, kamu harus menaklukan ketakutan terbesarmu, karena kamu tidak akan pernah tau apa yang akan terjadi kedepannya.
Terimakasih untuk semua orang yang telah berjasa di kehidupan saya.
Semoga suatu hari nanti saya bisa membalasnya.
Semoga bisa menginspirasi!
Sometimes you must face your biggest fear
Cause if you never try, you will never know
Malang, 23 Maret 2018
Ermanda Saskia Merosiana Siregar
Diubah oleh ermandasaskia 23-03-2018 13:51


anasabila memberi reputasi
1
3.4K
2


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan