Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

aurora..Avatar border
TS
aurora..
Harus Diwaspadai, Inilah Gejala Skizofrenia Pada Usia Remaja
Spoiler for skizofrenia:


SehatFresh.com– Gangguan Skizofrenia dapat terjadi pada pria dan wanita, biasanya terjadi pada satu dari 100 orang. Usia paling umum untuk penyakit ini berkembang antara usia 15-25 tahun pada pria, dan 25-35 tahun pada wanita.
Skizofrenia adalah suatu kondisi dimana kesehatan mental mengalami gangguan serius yang menyebabkan gangguan pikiran, keyakinan dan pengalaman. Orang yang memiliki gangguan ini kesulitan dalam membedakan antara realita dan khayalan atau alam pikiran.
Mengetahui gejala penyakit ini penting untuk mendapatkan langkah pengobatan yang sesuai, berikut ini adalah gejala utama penderita skizofrenia:
  • Delusi. Pasien skizofrenia pada kondisi ini merasa dirinya teraniaya, sekaligus merasa tidak berdaya. Penderita bisa merasa bahwa ada aktor di luar sana yang mengendalikan segalanya. Penderita juga bisa berpikir bahwa mereka memiliki kekuatan dan bakat luar biasa. Beberapa penderita skizofrenia mampu menyembunyikan perasaan dan pemikiran dari banyak orang untuk melindungi diri dari penganiayaan yang hanya ada dalam khayalan mereka.
  • Halusinasi. Penderita mendengar suara-suara, melihat, merasakan, mencicipi, atau mencium bau atau hal-hal yang sebenarnya tidak ada atau tidak terjadi, tapi tampak sangat nyata untuk pasien.
  • Gangguan berpikir. Penderita bisa melompat dari satu hal ke yang lain tanpa alasan yang logis, yang membuatnya sulit untuk diikuti. Apa yang dikatakan pasien mungkin kacau dan membingungkan. Dalam beberapa kasus, pasien percaya bahwa seseorang memainkan pikirannya.
  • Kurangnya motivasi. Penderita lupa untuk melakukan kegiatan rutinnya, seperti mencuci dan memasak. Sangat penting bagi kerabat atau teman dekat untuk memahami bahwa hal ini terjadi karena sakit, dan tidak ada hubungannya dengan kemalasan.
  • Miskin emosi. Penderita salah menempatkan diri untuk menanggapi segala sesuatu, seperti salah tempat untuk tertawa atau bersedih.
  • Menarik diri dari lingkungan sosial. Penderita skizofrenia yang menarik diri secara sosial biasanya karena dia percaya bahwa seseorang akan menyakiti mereka. Alasan lain bisa diakibatkan ketakutan berinteraksi dengan manusia lain karena kemampuan bersosialisasi yang buruk.
  • Tidak menyadari penyakitnya. Halusinasi dan delusi tampak begitu nyata bagi pasien, banyak dari mereka yang bahkan tidak percaya kalau mereka sakit. Mereka bisa menolak berobat yang sebenarnya sangat membantu karena takut efek sampingnya.
  • Kesulitan kognitif. Berkurangnya kemampuan pasien untuk berkonsentrasi, mengingat hal-hal, merencanakan ke depan, dan untuk mengatur dirinya sendiri akan sangat menurun.
  • Peningkatan paranoia atau mempertanyakan motivasi orang lain.
  • Peningkatan ketergantungan pada obat-obatan atau alkohol (dalam upaya untuk mengobati diri).

Meskipun tidak ada jaminan bahwa seseorang yang mengalami satu atau lebih dari gejala-gejala di atas ditetapkan menderita skizofrenia, tetapi setidaknya tanda di atas bisa menjadi acuan untuk mengenali apakah ada gangguan yang diderita seseorang. Penting untuk mengenali gejala-gejala skizofrenia seperti di atas. Jika Anda atau keluarga Anda mengalami gejala-gejala tersebut, segera periksakan ke dokter. Semakin dini skizofrenia ditangani, peluang sembuhnya akan semakin besar.


Penanganan Skizofrenia Pada Remaja

Skizofrenia ditangani dengan kombinasi pengobatan yaitu pengobatan menggunakan obat-obatan dan terapi yang termasuk dalam pengobatan psikologis. Selama periode gejala akut, rawat inap di rumah sakit jiwa mungkin diperlukan untuk menjamin nutrisi, kebersihan, dan istirahat penderita, serta menjamin keamanan diri penderita dan orang-orang di sekitarnya. Berikut adalah beberapa pengobatan yang bisa dilakukan ke penderita Skizofrenia:
Obat-obatan merupakan penanganan awal Skizofrenia, dan obat yang diresepkan oleh dokter biasanya adalah antipsikotik.
Obat Antipsikotik ini memengaruhi kinerja dopamin dan serotonin pada otak. Obat ini mampu mencegah, menurunkan, bahkan menghilangkan halusinasi, delusi, agitasi, serta kecemasan yang dialami penderita skizofrenia. Penderita yang menggunakan antipsikotik, perilakunya tidak seagresif penderita lainnya yang tidak menggunakan obat ini. Selain itu, menurut penelitian, mereka yang menggunakan antipsikotik juga jarang mengalami kumat setelah kondisinya membaik. Antipsikotik bisa digunakan dalam dua cara, yaitu diminum atau disuntikkan. Bagi penderita skizofrenia yang telah melewati masa akut, pemberian antipsikotik harus tetap diberikan sebagai langkah pencegahan. Ada dua kategori obat-obatan antipsikotik, yaitu antipsikotik generasi lama (fluphenazine, perphenazine, chlorpromazine , dan haloperidol) dan generasi baru (clozapine, ziprasidone, quetiapine, olanzapine, risperidone, aripiprazole, dan paliperidone). Efek samping yang hanya ada pada antipsikotik generasi lama adalah otot terasa berkedut, badan gemetar, dan kejang otot. Sedangkan efek samping yang ada pada kedua jenis antipsikotik adalah peningkatan berat badan, sembelit, mengantuk, pandangan kabur, mulut kering, dan berkurangnya gairah seks. Saat ini antipsikotik generasi baru merupakan obat yang paling sering direkomendasikan oleh dokter karena dianggap memiliki efek samping yang lebih sedikit.
Penanganan psikologis juga dilakukan setelah gejala Skizofrenia reda, pada kondisi ini penderita juga harus tetap melanjutkan konsumsi obat, sejalan dengan itu penderita juga membutuhkan pengobatan psikologis untuk mengatur jiwanya agar tenang. Ada beberapa hal yang termasuk di dalam penanganan psikologis pada penderita Skizofrenia, yaitu:
  • Terapi individual. Pada terapi ini penderita diajarkan cara mengatasi stres dan mengendalikan skizofrenia melalui identifikasi tanda-tanda kambuh secara dini. Terapi ini juga berguna untuk memulihkan kepercayaan diri mereka. Terapi individual juga bermanfaat untuk kembali mengembangkan kemampuan mereka untuk bekerja dalam mengisi rutinitas kehidupannya. Selain itu, dalam terapi individu, penderita skizofrenia juga akan diajarkan cara-cara untuk mengendalikan perasaan dan pola pikirnya. Tujuannya adalah untuk menggantikan pikiran negatif dengan hal-hal yang positif.
  • Terapi kemampuan bersosialisasi. Penderita diajarkan bagaimana meningkatkan komunikasi dan interaksi dengan orang lain.
  • Penyuluhan yang diperuntukkan bagi keluarga penderita. Tidak sedikit yang menganggap penderita Skizofrenia sebagai aib keluarga, tak jarang juga penderita dipasung di dalam rumah dan tidak mendapatkan pengobatan yang tepat, maka penyuluhan ini berguna untuk memberikan pendidikan serta wawasan pada keluarga penderita Skizofrenia, baik mengenai cara mengatasi masalah yang timbul akibat gejalanya, maupun cara memberikan dukungan bagi penderita Skizofrenia



tien212700Avatar border
tien212700 memberi reputasi
1
2.7K
11
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan