- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- Image
Yang Lagi VIRAL | Makmum Kopiah Putih Dan Imam Kopiah Hitam


TS
immawanzakariya
Yang Lagi VIRAL | Makmum Kopiah Putih Dan Imam Kopiah Hitam
Poster ini begitu cepat menyebar ke grup-grup wa. Hampir semua grup wa saya pada posting poster ini. Diawali dengan member grup yang bertanya, ust katanya orang berkopyah putih tidak sah shalatnya jika diimami kopyah hitam ya?
Kemudian mikir kita kok ada pemahaman seperti ini, dan sebelum dijawab atau ketika kita jawab Sah saja, bu/pak. Maka kemudian penanya memosting gambar ini. Ya gak sah pak ustasz, masak kopyah jadi imam.. bla bla bla..
Kemudian member lain tertawa. Ya, diri ini juga senyum sendiri.
Banyak pelajaran dalam hal ini yang bisa kita petik, baik dari sisi positifnya maupun negatifnya:
Positifnya:
1. Cepatnya informasi apapun melalui media whatsapp. Dari anak kecil sampai simbah-simbah pada suka aplikasi ini. Yang gak bisa, pasti merasa sangat gaptek. Maka, manfaatkan whatsapp semaksimal mungkin untuk dakwah. Buat tulisan atau gambar yang menarik dan bermanfaat supaya tersebar cepat. Ingat, antum gak harus jadi ustadz atau orang pinter supaya tulisan antum dishare. Yang penting menarik!
2. Grup whatsapp itu sebuah keharusan pada setiap orang. Hampir dikatakan tidak ada orang yang tidak mengikuti grup wa. Ini sinyal bahwa manusia itu suka berkumpul, suka memberi info atau menerima info. Tak sedikit perubahan kepribadian seseorang gara-gara grup wa yang intens dia ikuti. Artinya, kita bisa merubah sikap seseorang menjadi baik atau buruk karena grup wa. Tapi sebaliknya juga, orang akan menilai kita baik atau buruk juga dari grup wa.
3. Candaan itu terkadang menjadi bumbu dalam obrolan grup. Boleh kita bercanda tapi tetap jaga muru'ah siapalah kita. Artinya jangan kebablasan, rem blong: nyemplung jurang.
Negatifnya:
1. Segala yang unik meski keliru seringnya dishare. Asal ada gambar ini dan itu, atau banyak icon lucu2, langsung dishare. Atau minimal bilang,"Ini kok ada artikel gini, gimana menurut ustadz..." Nanyanya di grup, akhirnya muncul perdebatan. Pokoknya setiap grup pasti ada tukang shar sher.. apa aja disher.. padahal dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,
كَفَى بِالْمَرْءِ كَذِبًا أَنْ يُحَدثَ بِكُل مَا سَمِعَ
“Cukup seseorang dikatakan dusta, jika ia menceritakan segala apa yang ia dengar.” (HR. Muslim no. 5).
Jadi anda cukup dikatakan pendusta jika apa saja yang anda dapat langsung dishare.. tanpa tahu baik buruknya, benar tidaknya.
2. Candaan yang terkadang memakai dusta itu diharamkan agama. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَيْلٌ لِلذِى يُحَدثُ فَيَكْذِبُ لِيُضْحِكَ بِهِ الْقَوْمَ وَيْلٌ لَهُ وَيْلٌ لَهُ
“Celakalah bagi yang berbicara lantas berdusta hanya karena ingin membuat suatu kaum tertawa. Celakalah dia, celakalah dia.” (HR. Abu Daud no. 4990 dan Tirmidzi no. 3315. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan).
3. Bertanya itu ada adabnya. Pertanyaan diajukan hendaknya karena ada unsur ketidaktahuan. Jika pertanyaan yang diucapkan karena mau ngetes, atau mau membanding-bandingkan dengan ilmu ustad lain misalnya, atau untuk candaan , atau untuk ngeyel dengan syariat maka pertanyaan seperti ini hukumnya haram dan penanya berdosa karena tidak beradab dalam bertanya. Bani Israil kaum yang senang bertanya bukan karena tidak tahu tapi karena maksud lain. Maka merekalah kaum yang tidak beradab dan dimurkai Allah.
Semoga kita semakin bijak dal beradab di dalam grup2 wa.
Wallahu a'lam.
9 jan 18

Kemudian mikir kita kok ada pemahaman seperti ini, dan sebelum dijawab atau ketika kita jawab Sah saja, bu/pak. Maka kemudian penanya memosting gambar ini. Ya gak sah pak ustasz, masak kopyah jadi imam.. bla bla bla..
Kemudian member lain tertawa. Ya, diri ini juga senyum sendiri.
Banyak pelajaran dalam hal ini yang bisa kita petik, baik dari sisi positifnya maupun negatifnya:
Positifnya:
1. Cepatnya informasi apapun melalui media whatsapp. Dari anak kecil sampai simbah-simbah pada suka aplikasi ini. Yang gak bisa, pasti merasa sangat gaptek. Maka, manfaatkan whatsapp semaksimal mungkin untuk dakwah. Buat tulisan atau gambar yang menarik dan bermanfaat supaya tersebar cepat. Ingat, antum gak harus jadi ustadz atau orang pinter supaya tulisan antum dishare. Yang penting menarik!
2. Grup whatsapp itu sebuah keharusan pada setiap orang. Hampir dikatakan tidak ada orang yang tidak mengikuti grup wa. Ini sinyal bahwa manusia itu suka berkumpul, suka memberi info atau menerima info. Tak sedikit perubahan kepribadian seseorang gara-gara grup wa yang intens dia ikuti. Artinya, kita bisa merubah sikap seseorang menjadi baik atau buruk karena grup wa. Tapi sebaliknya juga, orang akan menilai kita baik atau buruk juga dari grup wa.
3. Candaan itu terkadang menjadi bumbu dalam obrolan grup. Boleh kita bercanda tapi tetap jaga muru'ah siapalah kita. Artinya jangan kebablasan, rem blong: nyemplung jurang.
Negatifnya:
1. Segala yang unik meski keliru seringnya dishare. Asal ada gambar ini dan itu, atau banyak icon lucu2, langsung dishare. Atau minimal bilang,"Ini kok ada artikel gini, gimana menurut ustadz..." Nanyanya di grup, akhirnya muncul perdebatan. Pokoknya setiap grup pasti ada tukang shar sher.. apa aja disher.. padahal dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,
كَفَى بِالْمَرْءِ كَذِبًا أَنْ يُحَدثَ بِكُل مَا سَمِعَ
“Cukup seseorang dikatakan dusta, jika ia menceritakan segala apa yang ia dengar.” (HR. Muslim no. 5).
Jadi anda cukup dikatakan pendusta jika apa saja yang anda dapat langsung dishare.. tanpa tahu baik buruknya, benar tidaknya.
2. Candaan yang terkadang memakai dusta itu diharamkan agama. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَيْلٌ لِلذِى يُحَدثُ فَيَكْذِبُ لِيُضْحِكَ بِهِ الْقَوْمَ وَيْلٌ لَهُ وَيْلٌ لَهُ
“Celakalah bagi yang berbicara lantas berdusta hanya karena ingin membuat suatu kaum tertawa. Celakalah dia, celakalah dia.” (HR. Abu Daud no. 4990 dan Tirmidzi no. 3315. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan).
3. Bertanya itu ada adabnya. Pertanyaan diajukan hendaknya karena ada unsur ketidaktahuan. Jika pertanyaan yang diucapkan karena mau ngetes, atau mau membanding-bandingkan dengan ilmu ustad lain misalnya, atau untuk candaan , atau untuk ngeyel dengan syariat maka pertanyaan seperti ini hukumnya haram dan penanya berdosa karena tidak beradab dalam bertanya. Bani Israil kaum yang senang bertanya bukan karena tidak tahu tapi karena maksud lain. Maka merekalah kaum yang tidak beradab dan dimurkai Allah.
Semoga kita semakin bijak dal beradab di dalam grup2 wa.
Wallahu a'lam.
9 jan 18

0
10.7K
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan