Berdasarkan data Direktur Jendral Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Beracun (Dirjen PSLB3) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Tuti Hendrawati Mintarsih didapat bahwa pada tahun 2015 terdapat 64 juta ton sampah per hari. Jumlah ini meningkat pada tahun 2016 menjadi 65 juta ton sampah per hari.


Dari data itu saja, sudah dapat disimpulkan bahwa tingkat konsumsi masyarat meningkat sehingga efek sampingnya dihasilkan sampah yang meningkat pula. Dapatkah kita menekan laju konsumsi masyarakat? Jelas tidak, itu bukan solusi dari permasalahan. Permasalah utama lebih ke masalah pengelolaan sampah tersebut.


Dalam thread ini ane mengusulkan pemanfaatan dan pengolahan kertas, kardus, dan bahan karton/dupleks bekas sebagai ide untuk mengatasi masalah tingginya produksi per hari di Indonesia. Memang jumlah data tadi tidak menyebutkan data jumlah sampah kertas, kardus, dan bahan karton. Sangat mungkin data tadi adalah data keseluruhan dari segala jenis sampah di negara kita. Walau begitu, sampah kertas, kardus, dan bahan karton/dupleks merupakan bagian dari jenis sampah yang ada, sehingga dengan memanfaatkan dan mengolahnya secara langsung akan berpengaruh pada menurunnya jumlah sampah di negara kita.


Ide dasar pemanfaatan dan pengolahan yang ane ajukan adalah bertitik tolak pada 2 pemikiran:
1. Jangan langsung buang begitu saja kertas, kardus, dan bahan karton/dupleks bekas. Pikirkan pemanfaatan ulang (reuse) sebisa mungkin sehingga bisa mengurangi produksi sampah.
2. Manfaatkan kertas, kardus, dan bahan karton/dupleks bekas untuk mendapatkan keuntungan material.


Secara konkrit yang ane usulkan ini telah ane dan keluarga ane lakukan sehari-hari, yaitu:
A. Memanfaatkan ulang (reuse) kertas hasil cetak dan kertas hasil penulisan.
Saat mencetak sesuatu, entah sempurna atau tidak, akan menghasilkan kertas hasil cetakan/print yang pada akhirnya akan dibuang (menjadi sampah). Semakin banyak kita membutuhkan mencetak/print kertas untuk berbagai keperluan, berarti akan semakin banyak juga kertas hasil cetak/print yang dihasilkan. Pada akhirnya juga akan menghasilkan sampah saat kertas tersebut tidak dipakai lagi.


Untuk itu, pikirkan penggunaan ulang (reuse) dari kertas hasil cetak/tulis. Hal yang telah ane lakukan adalah:
1. Menggunakan sisi satunya untuk mencetak/menulis/mencatat selanjutnya. Jadi tidak langsung dibuang begitu saja.




2. Menggunakan kertas hasil cetak/tulis untuk keperluan alas mouse/tetikus laptop/komputer. Bisa juga digunakan untuk alas lainnya.




Secara kuantitas mungkin terlihat sedikit nilai pengurangan sampah kertas yang terjadi, tapi kalau dilakukan secara kontinu untuk semua orang di Indonesia, nilai pengurangan sampah kertas ini akan menjadi signifikan.


B. Kumpulkan kardus bekas untuk dijual ke pengepul.

Tanpa pengolahan, kardus bekas dikumpulkan. Sesudah cukup banyak tinggal dijual ke pengepul. Selain mengurangi jumlah sampah kardus yang dihasilkan, juga akan bermanfaat karena bisa menambah rupiah ke kocek kita.




C. Kumpulkan karton/dupleks untuk didaur ulang (recycle) dan digunakan untuk membuat barang yang berguna dan bernilai untuk dijual.

Ane mengumpulkan karton/dupleks yang didapat dari tengah tissue gulung dan gulungan kain/kertas kado/dll. Sesudah dikumpulkan, karton/dupleks tersebut ane gunakan untuk membuat buket bunga yang bisa dijual. Selain ramah lingkungan, juga berguna untuk menambah rupiah.




Demikian ide/usulan dari ane berkaitan dengan pemanfaatan dan pengelolaan kertas, kardus, dan bahan karton/dupleks bekas. Memang sangat sederhana dan mudah. Justru itu, mengingat sangat sederhana dan mudahnya ide ini untuk dilaksanakan, ane berharap ide ini juga dapat diterapkan oleh kaskuser yang membaca.


Semoga bermanfaat.


Sumber ide: pemikiran dan pengalaman ane sehari-hari

Sumber data:
Republika

Sumber foto: dokumentasi pribadi