Kabar tidak mengenakan kembali hadir beberapa waktu lalu, skenarionya tetap sama, penolakan akibat tidak menerima kartu kesehatan. Akibatnya, seorang bayi tidak berdosa harus meninggal.

Daripada kita emosi ngomongin berita itu gara-gara sikap dari pihak puskesmas, lebih baik kita belajar, apa sih sesungguhnya fungsi kartu kesehatan itu? Penasarankan? Yuk, simak dibawah ini.

1. Fungsi sesungguhnya adalah mempertebal dompet.

Ini benar kenyataannya, namun sayangnya, kalimat ini tidak ada majas dan lain sebagainya. Ngerti? Jadi mempertebal dompet artinya benar-benar membuat dompet tebal karena kita mesti menyimpan kartu dan bon-bon hutang. Bukan tebal karena duit, ya.

Kalau secara implisit, kartu ini menipiskan dompet. Sama seperti kartu asuransi swasta, kita mesti membayar bulanan yang katanya kita itu patungan dalam biaya kesehatan. Tapi nyatanya, kartu ini tidak sakti dan tidak diterima di semua instansi kesehatan. Miris.

2. Fungsi lainnya adalah agar dompet kita terlihat gaya.

Lihat deh dompet-dompet orang kaya, isinya kartu kredit 10 (padahal overlimit semua ), E-KTP, Asuransi Swasta sampe 5 kartu, foto istri (sama selingkuhan). Maaf, sedikit bercanda.

Iya, itu lah fungsi lainnya. Tapi buat kita golongan menengah kebawah ma boro-boro ada kartunya, dompet aja pake plastik bekas jajan es. KTP masih ktp sementara, duit juga pada lusuh, lecek kembalian beli jengkol di pasar pagi. Hadeh, sedih, ya. Maka dari itu, kartu kesehatan hadir untuk mewarnai isi dompet kita.

3. Fungsi selanjutnya adalah buat semangat cari uang.

Kalau enggak ada kartu ini, nanti enggak semangat cari uangnya. Biasanya ada iurankan kartu kesehatan ini, nah, iuran itu membuat lonjakan dan inflasi biaya APBD rumah tangga. Walau biasanya murah, tapi tetap saja dikali dengan jumlah anggota keluarga yang ikut.

Mungkin yang asalnya biaya bulanan 500ribu bisa melonjak menjadi 550-600ribu. Gimana enggak semangat cari uangnya?

4. Fungsi yang terakhir adalah tiket masuk ke rumah sakit.

Sebenarnya ini tidak mutlak sih, cuma waktu dulu ada program kesehatan yang katanya dari pemerintah, kalau enggak punya kartu ini nanti bisa enggak diterima sama rumah sakit. Dari berita yang beredar pun, ada yang ditolak gara-gara kartu kesehatannya mati. Ibaratnya ini tiket untuk masuk rumah sakit, tapi kalau enggak punya atau mati, ya ditolak.

Sekali lagi ane tekankan, nomer 4 ini tidak mutlak. Masih ada rumah sakit yang menerima tanpa kartu. Kalau semua ditolak gara-gara enggak punya kartu, kejam juga, ya. Mungkin mantri atau dukun pada menjamur lagi.

Itulah ternyata keempat fungsi dari kartu kesehatan. Kalau sampai ada berita orang meninggal karena ditolak berobat pakai kartu kesehatan, ya, itu enggak salah, wong fungsi kartunya aja ini.

Miris juga, ya. Ketika nyawa berada didalam kartu selebar 10x15cm (sorry ngarang), mungkin cuma uang yang bisa menyelamatkan. Tapi, terlepas dari semua itu, kesehatan tetap berada ditangan kalian, kalian mau jaga mau tidak, ya, terserah. Dan yang memberi kesehatan serta kesembuhan hanya Allah, Tuhan Yang Maha Esa.

Udah segitu aja, jangan baper, ya.