Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

fadw.crtvAvatar border
TS
fadw.crtv
Nyatanya, Ujaran Kebencian Itu Berhasil
Miris memang jika kita melihat keadaan negeri ini. Bagaimana bisa negara yang memiliki masyarakat mayoritas agama yang diridhoi Allah, bisa menjadi negara yang kacau balau dan jalan ditempat. IQ jongkok, peradaban tiarap, dan perdamaian seakan tenggelam.

Entah sejak kapan yang namanya ujaran kebencian itu didengungkan, tetapi saya yakin bahwa ujaran kebencian ini gencar-gencarnya didengungkan seiring internet dan media sosial mewabah. Memang tidak ada yang bisa menolak perkembangan zaman.

Jika kita kira-kira, mungkin sekitar tahun 2012 lalu ujaran-ujaran ini dimulai. Ya, bukan karena urusan apa-apa, tidak jauh dari urusan politik tentunya. Waktu itu presiden Indonesia yang menjabat dua periode akan lepas jabatan presidennya. Walau memang tidak tahu pasti, tapi saya sedikit yakin bahwa boomingnya ujaran kebencian berawal dari sana.

Dari periode 2012-2013, ulasan dari kinerja presiden ini dipertontonkan di media publik, baik yang positif dan tentunya yang negatif, menjadikan opini publik terpecah menjadi dua. Ada yang pro dan setia, ada pula yang kontra dan mulai mencari figure baru.

Terlebih lagi isu-isu miring seakan melemparkan sebuah bola panas diantara dua pihak yang dianggap berpengaruh. Bola panas itu seakan tidak bisa dihentikan dan harus ada yang menjadi pesakitan dengan menerima bola panas itu.

Lalu bagaimana hari ini? Setelah didera dan dicocoki berbagai hate speech, masyarakat Indonesia semakin mudah goyah dengan isu-isu miring dan palsu. Emosi pun seakan meledak-ledak dan tak bisa terkendali jika mendengar sesuatu yang menurut batinnya aneh.

Ujaran kebencian ini juga menyerang salah satu agama, dan parahnya, agama ini adalah agama mayoritas di negera Indonesia. Ujaran kebencian yang awalnya menggerogoti golongan awam, kini sudah sukses membuat para tetua-tetua agama saling menyerang satu kubu dengan kubu lainnya, yang sebenarnya masih satu naungan agama.

Gawat bukan, dan pastinya para perintis ujaran kebencian ini tengah ongkang-ongkang kaki disaat tetua-tetua agama saling serang. Miris sekali.

Saat dahulu utusan Allah mengajarkan damai yang sedamai-damainya, saat orang lain berbuat buruk pada beliau, namun beliau datang untuk menjenguk saat orang tersebut sakit. Namun hari ini, sesama penganut agama pun malah saling serang hanya karena berbeda paham.

Lucu sekali memang, bagaimana bisa ujaran kebencian ini akhirnya sukses di Indonesia dan menggerogoti sedikit demi sedikit segala aspek dalam masyarakat?

Saya bisa mengatakan akan sangat sulit untuk bisa lepas atau sembuh dari penyakit kebencian. Ibarat penyakit, kebencian adalah kanker hati.

Apakah Indonesia bisa damai kembali dalam penyakit kebencian ini? Seharusnya bisa.
0
2.1K
16
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan