Beberapa waktu lalu, pemilik akun Facebook Moy Tiara, mengunggah gambar sebuah ban dengan dinding ban (side wall) yang hancur berantakan.
Dalam keterangan foto tersebut, Moy memberikan peringatan, bahwa jika ada botol plastik bekas air minum mineral di tengah jalan atau di atas aspal, jangan dilindas, karena botol tersebut bisa jadi berisi air keras yang dapat menghancurkan ban.
Secara tersirat ia mengatakan bahwa air keras lah yang menghancurkan ban seperti dalam gambar tersebut.
Secara umum, air keras adalah cairan asam yang cukup keras. Ada beragam larutan kimia yang dikenal dengan nama air keras, di antaranya adalah Asam Clorida (HCl), Asam Sulfat (H2SO4), Asam Nitrat (HNO4), Asam Asetat (HC2H3O2), Asam laktat (HC3H5O3), dan Asam Sitrat (H3C6H5O7).
Cairan ini juga dikenal sebagai "Vitriol" yang digunakan sebagai larutan, seperti dalam cairan aki, asam klorida untuk membersihkan permukaan logam sebelum disolder, dan asam nitrat untuk menguji logam mulia.
Karena tingkat keasamannya yang tinggi, dapatkah air keras menghancurkan ban saat spontan terlindas?
Belakangan, kabar tersebut sudah dinyatakan hoax oleh Kapolsek Kembangan, Jakarta Barat, Kompol Supriadi yang dikonfirmasi oleh Kompas.com.
Kabar bohong itu diperkuat dengan penjelasan Zulpata Zainal, Technical Service PT Bridgestone Tire Indonesia. Zulpata mengatakan banyak kejanggalan dari unggahan foto tersebut.
Zulpata menilai kondisi ban seperti dalam gambar yang diunggah tersebut merupakan gelaja run flat atau bleeding CBU (Cord Broken Up).
Kondisi tersebut mungkin terjadi karena ban yang dioperasikan terus menerus dalam kondisi kurang angin atau kempes, hingga dinding ban mengalami defleksi--penyimpangan tekanan--yang berlebihan karena tekanan pelek dan permukaan jalan.
Bahkan menurut analisa pengamat dan Praktisi Otomotif, Yusuf Wibisono, pada Viva.co.id, ia menyebut ban dalam kondisi run flat itu dipaksa beroperasi hingga ban teriris bibir pelek hingga kemudian hancur.
Sementara itu, Refil Hidayat, Sport Segment Business Manager PT Michelin Indonesia memberikan penjelasan lain.
Refil mengatakan belum ada penelitian secara mendetail dan spesifik soal ban rusak karena air keras. Hanya saja, memang sempat ada kasus ban rusak kena bahan kimia.
Ia mengatakan, dengan bahan utama karet, kemungkinan ban bisa rusak jika terkena benda asing atau bahan kimia dan berbahaya lainnya.
"Ban kalau kena aditif senyawa kimia, kalau enggak cepat dibersihkan akan merusak material rubber atau karetnya," ujarnya.
Rusaknya dinding ban, yang umumnya terjadi pada ban radial, hingga saat ini cara penambalannya masih diperdebatkan.
Laman Hemmings Daily menulis, hampir setiap produsen ban menyatakan bahwa ban radial dengan celah samping dinding harus diganti jika rusak. Tanpa kecuali.
Umumnya, dinding ban sebagian besar lapisannya terdiri atas nylon pada ban biasa, atau serat baja pada ban radial. Keduanya berfungsi memberikan kekuatan dan menjaga keseimbangan ban atas bobot kendaraan.
Produsen ban Goodyear pun memperingatkan bahwa kerusakan pada dinding ban yang masih dalam batas toleransi, setidaknya hanya satu inci dari luar tapak ban. Kondisi itu sejatinya masih dalam tahap layak untuk dioperasikan.
Namun jika terkena paku, ukuran lubangnya harus kurang dari seperempat inci, dan kurang dari tiga perdelapan inci pada ban kendaraan komersial.
Mereka juga menyatakan bahwa lubang tersebut harus diperiksa secara menyeluruh untuk memastikan sabuk serat baja tidak terkena lubang, karena hal ini dapat menyebabkan baja berkarat dan rusak.
Akan tetapi kerusakan dinding ban biasanya bukan karena terkena paku atau benda tajam lainnya, melainkan karena berbenturan dengan benda keras lain, pembatas jalan atau trotoar misalnya. Atau ban telah mengalami getas--hilangnya kelenturan--hingga dinding ban keras dan retak.
Penanganan kerusakan pada bagian ini, memerlukan penanganan yang khusus dan berbeda pada area tapak ban.
Do It Your Self memaparkan bahwa jika pun dinding ban dapat diperbaiki oleh para mekanik andal, namun itu bukan merupakan solusi yang efektif, dan kurang disarankan.
Sebagai pertolongan pertama, tak ada salahnya menyelamatkan dinding ban dari kerusakan yang lebih parah. Semisal, jika terdapat lubang pada dinding ban, maka ban harus ditambal pada bagian dalam untuk menutupi lubang tersebut.
Namun proses itu membutuhkan pengerjaan yang sulit dan membutuhkan berbagai perangkat serta orang yang mahir untuk melepas ban. Dengan risiko yang dijelaskan, tak disarankan Anda masih menggunakan ban yang telah ditambal bagian dindingnya secara permanen.
Segeralah ganti, atau jika kocek Anda tak cukup banyak untuk membeli ban baru, maka carilah ban bekas.
Jadi kasus tersebut 100% Hoax atau tidak benar semata gan

karena engga tau yah untuk menjatuhkan produk ban dan menipu kita sebagai warganet
Artinya sebelum kita mempercayai dengan kasus tersebut,
sebelumnya kita harus melihat sumber dengan jelas dan mempertanyakannya bila kita kenal dengannya.
Unsurnya kenapa bisa begitu, apakah dibuat2 atau memang asli.
Kita sebagai warganet yang baik haruslah memahami cerita kebohongan tersebut
ada yang ganjel atau engga..
Tapi ada baiknya juga untuk kita semua untuk tetap berhati2 di jalanan gansist
agar kejadian yang engga kita inginkan tidak terjadi
Btw menurut ente nih, dengan kasus hoax yang selalu ada di pengguna internet, menurut ente gimana?