Kaskus

News

rr28Avatar border
TS
rr28
Terkuak Setelah Misteri 12 Tahun! Teroris dr Azahari Tewas Ditembak Densus
Terkuak Setelah Misteri 12 Tahun! Teroris dr Azahari Tewas Ditembak Densus

TRIBUN-TIMUR.COM - Misteri 12 tahun tentang penyebab kematian gembong teroris internasional dr Azahari akhirnya terkuak.

Tak seperti informasi yang beredar selama ini bahwa gembong teroris itu meninggal bunuh diri.

Adalah Irjen Pol (purn) Arif Wachjunadi yang membeberkan misteri itu. Irjen Arif menguak peristiwa kematian almarhum Dr Azahari Bin Husin setelah 12 tahun menjadi misteri.

Dia menegaskan, di hari kematian Azahari, pria asal Malaysia itu ditembak menggunakan peluru dari pihak kepolisian.

Saat itu, terdapat tim khusus Kepolisian yang bernama CRT 1 yang ditugaskan secara diam-diam dari Jakarta ke Malang untuk bertugas mengepung otak dari kegiatan terorisme dari 2001 hingga 2005.

"Saya tegas mengatakan, Dr Azahari tewas tertembak peluru dari polisi. Dia bukan bunuh diri seperti yang dibicarakan banyak pihak," ucap dia di Jakarta, Rabu (19/10/2017).

Terkuak Setelah Misteri 12 Tahun! Teroris dr Azahari Tewas Ditembak Densus

Asap yang keluar dari rumah yang dikepung itu, bukan berasal dari bom bunuh diri oleh Azahari.

Namun, bom yang diledakkan oleh seorang pelaku lainnya yang ada di dalam rumah melihat Azahari tewas tertembak.

Hal itu dikuatkan dari posisi anggota CRT 1 yang berada hanya 11 meter dari Azahari. Serta bukti dua luka bekas peluru di tubuh Azahari.

"Setelah Azahari tewas tertembak, pelaku lainnya meledakkan diri. Bukan Azahari yang meledakkan bom tersebut," jelas dia.

Semua hal itu, kata Arif berada di dalam buku yang dibuat olehnya dengan judul "Misi Walet Hitam; Menguak Misteri Dr Azahari," yang dikumpulkan datanya selama dua tahun dan diterbitkan penerbit Kompas.

Buku 17 bab itu, kata pria yang saat ini menjabat sebagai Sekretaris Utama Lemhanas tersebut, menceritakan semua hal terkait dengan operasi yang dilakukan untuk membekuk gembong terorisme di Indonesia.
Serta, sebagai apresiasi kepada kelompok "Walet Hitam" yang telah dibentuk saat itu untuk bertugas menangkap Azahari hidup atau mati.

Dalam buku tersebut, tercatat pula peran dari masing-masing anggota teroris yang dikenal seperti Ali Imron, Noordin M Top, Mukhlas, Imam Samudera dan anggota lainnya.

"Saya menulis semua lengkap sebanyak 16 bab, termasuk peran, nama panggilan, cara mereka berkomunikasi dan bagaimana pintarnya Dr Azahari," ujar dia.

Arif menjelaskan saat kejadian berlangsung yakni pada akhir 2005, dirinya menjabat sebagai Kabag Ops Kor Brimob Mabes Polri.

Dia juga sempat menanyakan berbagai hal kepada anggota teroris yang tertangkap.

"Seluruh isi buku, ini hasil wawancara saya dengan berbagai pihak yang terlibat langsung saat penangkapan dan semua pihak yang mengenal Azahari," tandasnya.

Bukan hanya itu, Arif menjelaskan, setelah penulisan buku rampung, Arif mengumpulkan banyak pihak termasuk orang-orang yang terlibat saat penembakan Dr Azahari.

Tujuannya, mereka melakukan rekonstruksi ulang di rumah tempat kejadian perkara yang terletak di Kota Batu.

"Saya ingin memastikan kembali apa yang saya tulis dalam buku benar adanya dan sesuai dengan kejadian saat itu," kata Arif.

Cerita Meninggalnya Azahari

Mengutip wikipedia, Doktor Azahari bin Husin (lahir di Melaka, 14 September 1957 – meninggal di Batu, 9 November 2005 pada umur 48 tahun) adalah seorang insinyur Malaysia yang diduga kuat merupakan otak di belakang Bom Bali 2002 dan Bom Bali 2005 serta serangan-serangan lainnya yang dilakukan Jemaah Islamiyah.

Bersama dengan Noordin Mohammed Top, mereka adalah salah satu dari buronan yang paling dicari di Indonesia dan Malaysia saat itu.

Pada Juli 2004, Noordin dan Azahari lolos dari penyergapan yang dilakukan kepolisian di sebuah rumah sewaan di sebelah barat Jakarta.

Di mana para ahli forensik kemudian menemukan sisa-sisa bahan peledak yang digunakan dalam Bom Kedubes Australia 2004.

Para tetangga mendeskripsikan Azahari dan Noordin sebagai orang yang tertutup dan sebelum pengeboman melihat mereka memasukkan kotak-kotak yang berat ke dalam van yang sejenis dengan yang digunakan dalam pengeboman.

Sebelumnya pada tahun 2003, mereka juga berhasil lolos dari penyergapan lainnya di Bandung.

Keduanya adalah rekan dekat mantan ketua operasi Jemaah Islamiyah, Riduan Isamuddin (lebih dikenal dengan nama Hambali) yang ditangkap di Thailand pada tahun 2003.

Setelah Hambali tertangkap, mereka beralih menuruti perintah pengganti Hambali bernama Dulmatin yang diyakini sedang bersembunyi di Filipina.

Sebelum Bom Marriott, Azahari diketahui pernah tinggal dengan Asmar Latin Sani, yang disebut sebagai sang pengebom bunuh diri dalam peristiwa Marriott, di rumahnya di Bengkulu.

Pada tanggal 9 November 2005, dilaporkan bahwa Azahari tewas meledakkan diri dalam sebuah penyergapan yang dilaksanakan kelompok Detasemen Khusus 88 di Kota Batu karena ingin menghindar dari ditangkap oleh polisi.

Harian The Star di Malaysia menyebut bahwa Azahari selalu mengenakan bom di seluruh tubuhnya sebagai persiapan jika akan tertangkap.

Namun menurut versi Polri, Azahari mati ditembak anggota kepolisian, bukan meledakkan diri. Polisi kemudian memastikan identifikasi Azahari setelah dicocokkan dengan sidik jari dari kepolisian Indonesia dan Kepolisian Kerajaan Malaysia.

sumur
Diubah oleh rr28 20-10-2017 07:28
nona212Avatar border
nona212 memberi reputasi
1
8.4K
31
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan