Terserah gan/sis mau bilang ini hanya subjektif, objektif, predikatif atau pun keterangantif, tapi bagi gue bertemu demit itu sebuah anugerah. Banyak orang yang tidak mau bertemu dengan demit dan sebangsanya, padahal itu adalah sebuah anugerah gue bilang sekali lagi.

Baik, gue terangin dikit-dikit, ya. Awas bacanya jangan serius, siapa tau di sebelah gan/sis lagi nongkrong tuh demit. Gue jadi merinding sendiri.

Jujur gue pernah ketemu dengan yang namanya demit. Yang pertama saat gue kebangun jam setengah empat subuh, gue melihat sosok tanpa kepala sedang duduk di seberang jendela. Apa gue takut? Enggak. Gue malah penasaran. Sebenarnya gue ingin ajak ngobrol sih sama tuh demit, tapi berhubung enggak ada kepalanya, ya gue tidur lagi. Gimana bisa ngobrol, mulut sama telinganya ngg ada.

Yang kedua gue ketemu sama miss kun. Waktu itu gue lagi jalan selepas magrib lewat gang gitu. Tau-tau dibalik sebuah rumah, eh ada miss kun lagi menjuntaikan dasternya. Gue liat dasternya ngg kotor loh, gan/sis, dasternya putih bersih dan sedikit bersinar. Kayanya habis di cuci tuh daster. Duh, sayang gue lagi buru-buru, ya, gue ngacir aja dah daripada terlambat, padahal bisa kali, ya, di SSI.

Yang ketiga gue cuma dijailin aja sih. Gue waktu itu lagi mandi di rumah pacar. Kebetulan di kamar mandinya itu ada bebek-bebekan gitu agak gede. Lagi asyik-asyik mandi, itu bebek gerak-gerak sendiri. Kan sial banget gue, mau lari tapi badan masih telanjang, mau diem nanti gue diapa-apain sama demit. Akhirnya gue mandi sampai beres, dan demit pun tidak terlihat.

Terus anugerahnya apa, gan? Anugerahnya, kita bisa percaya bahwa yang gaib-gaib itu ada. Jadi buat gan/sis yang enggak percaya bahwa gaib itu ada, bisalah nih ketemu demit dulu.

Selain itu, gue juga bisa mendapatkan sisi lain bahwa tidak semua demit itu seperti yang digambarkan di film atau televisi. Bahwa demit itu berbahaya bisa membunuh, nyatanya tidak, mereka cuma jail, tapi tetep serem sih. Btw, kalau demit ngebunuh, kena pasal berapa ya?

Anugerah yang selanjutnya adalah gan/sis bisa sedikit berani kalau sering-sering ketemu demit. Walah, bukannya serem, ya, gan? Iya, serem kalau kita baru lihat satu dua kali, lama-lama kita jadi biasa dengan keberadaannya. Contoh aja orang-orang yang tinggal di rumah berdemit, mereka lama-lama terbiasa kok dengan kehadiran demit. Soalnya cicilan rumah lebih serem daripada demit. :ceyem

Demit, demit, demit. Banyak orang yang takut sama mereka, tapi enggak sedikit yang penasaran sama yang namanya demit. Cerita di forum SFTH saja demit yang paling populer daripada cinta-cintaan. Ini menunjukan bahwa banyak orang yang bosan sama percintaan tapi mereka selalu penasaran dengan yang namanya demit. Makannya bersyukurlah jika kalian bertemu demit, karena cerita kalian lebih ditunggu daripada cerita cinta-cintaan.

Udah ah, ngomongin demit malah ngakak.