Setelah membaca kabar bahwa status tersangka dari ketua DPR bisa digugurkan, saya bisa menarik kesimpulan bahwa : selain kita tidak boleh sakit, kita juga tidak boleh melanggar hukum. Untuk kesimpulan tidak boleh sakit mungkin kita sudah tahu bahwa biaya perawatan rumah sakit itu mahal, program asuransi pemerintah pun tidak berjalan dengan baik.

Lalu, bagaimana dengan kita tidak boleh melanggar hukum? Ini sangat kontras sekali, saat seorang tua yang lapar mengambil cokelat di kebun orang lain, dan orang lain tidak terima lalu dibawa ke pengadilan, dengan sangat sulit seorang tua itu bisa terbebas dari tuntutan.

Namun, jika seorang ketua yang kasusnya lebih berat, dengan embel-embel “MEGA PROYEK” yang statusnya masih belum jelas (karena sering tidak datang karena alasan sakit), dengan mudahnya digugurkan status tersangkanya.

Itu adalah fakta miris negara ini. Dengan alasan bukti kasus sebelumnya tidak bisa digunakan pada kasus yang baru, ini membuktikan bahwa jika hukum di negeri ini tidak adil. Bagaimana bisa lembaga hukum mendapatkan bukti kasus selanjutnya jika yang dipanggil selalu mangkir dengan alasan sakit?

Maaf, bukan maksud saya untuk ngotot dengan status tersangka, namun ini sebuah keadilan yang sudah tertuang di sila ke-lima: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Ini membuktikan bahwa rakyat kecil tidak bisa merasakan keadilan. Jika orang besar dengan skandal MEGA PROYEK saja bisa lolos, kenapa untuk orang kecil yang tua dan lapar hanya mengambil beberapa butir makanan bisa sampai dijebloskan ke penjara.

Maka dari itu, saya pribadi mengajak kaskuser untuk lebih taat peraturan. Kita sebagai rakyat biasa jangan mengikuti jejak para wakil kita. Mereka berantem, biarin kita tidak perlu ikut-ikutan. Mereka korupsi, kita yang jujur aja. Mereka drama, kita ngg usah ikutan main drama.

Mungkin ada prinsip ‘Peraturan dibuat untuk dilanggar’, tolong buang dulu prinsip ini. Lebih baik kita tunjukan sikap yang baik, taat peraturan, rajin menabung dan tidak bohong.

Prinsip kita mungkin sebaiknya diubah, lebih baik benar walau pun sendiri, k̶e̶c̶u̶a̶l̶i̶ ̶p̶u̶n̶y̶a̶ ̶k̶e̶n̶a̶l̶a̶n̶ ̶o̶r̶a̶n̶g̶ ̶d̶a̶l̶a̶m̶. Karena apa pun yang sudah kita perbuat, pasti akan diminta pertanggung-jawaban. Kalau bukan sama manusia, ya pasti sama Tuhan.

Dan akhir kata, terima kasih sudah membaca sampai habis. Ingat! keadilan itu bukan komoditas pasar yang bisa ditukar dengan uang, tapi keadilan adalah anugerah dari Tuhan yang seharusnya bisa membuat semua manusia bahagia.