- Beranda
- Komunitas
- News
- Tribunnews.com
Satu Lagi Wanita Indonesia Bermain Film Dewasa di Jepang, Syutingnya di Bali


TS
tribunnews.com
Satu Lagi Wanita Indonesia Bermain Film Dewasa di Jepang, Syutingnya di Bali

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Sejumlah warga negara Indonesia tercatat menjadi pemain film dewasa di Jepang.
Tak tanggung-tanggung, mereka menjadi pemain film dewasa yang digarap oleh perusahaan besar di bidang perfilman khusus untuk kalangan dewasa di Jepang.
Sedangkan film-film amatir dan sejenisnya sebenarnya ada dan banyak beredar di internet, dengan artis orang Indonesia, namun dilakukan dengan cara amatiran dan sama sekali tidak dibuat oleh perusahaan besar film dewasa Jepang (JAV) karena perusahaan Jepang itu tak tertarik.
"Banyak film dewasa di Jepang yang diperankan oleh semua bangsa termasuk ada artis Indonesia. Tapi yang dijadikan barang dagangan komersial, dibuat oleh perusahaan film dewasa Jepang yang besar saat ini hanya tiga saja," ungkap sumber Tribunnews.com, Kamis (7/9/2017).
Pemain film dewasa pertama dari Indonesia yang berhasil digarap perusahaan film dewasa Jepang buatan Asian Wing, menggunakan nama samaran Perempuan Roati.
Saat itu Perempuan Roati masih berusia 24 tahun dan dijual videonya tanggal 8 Maret 2001 dengan harga sekitar 3.500 yen per keping.
Baca: Perempuan Roati, Warga Indonesia Pertama yang Main Film Porno di Jepang
Artis Indonesia ini kemungkinan berdomisili di Jepang saat ini menikah dengan warga Jepang.
Hanya sekali saja Roati bermain film porno dan setelah itu Asian Wing bangkrut tak terdengar lagi kegiatannya.
Kemudian pemain film dewasa kedua dari Bali dengan nama samaran Luna berusia antara 20-24 tahun dan syuting film dewasa diperkirakan dilakukan di Bali tahun 2017 ini.
Produksi Spice Visual tersebut menampilkan Luna sebagai Graphia Idol gaya Jepang.
Filmnya memang sendiri, awalnya Luna pakai bikini berwarna warni, pelan-pelan dia melepas pakaiannya baik di bath-tube maupun di tempat tidur.
Lalu datang lah seorang pria Jepang meraba-raba (maaf) bagian sensitif tubuhnya termasuk juga kakinya.
"Terasa geli tetapi enak juga ya," kata Luna dalam bahasa Jepang hasil pengucapan dari hafalan kosa kata bahasa Jepang yang dilatih oleh orang Jepang.

"Awalnya memang Luna agak malu-malu karena baru pertama kali bermain film dewasa," ungkap pecinta manga dan cosplay ini.
Tapi lama-jama jadi terbiasa dan akhirnya bermain dengan baik hanya di dalam sebuah rumah yang diduga dilakukan di Bali.
CD-ROM film pornonya dijual mulai tanggal 26 Mei 2017 dengan durasi film 70 menit dijual berharga 3.078 yen per keping.
"Itu payudara besar ukuran H-cup mungkin jadi perhatian produsennya. Wajahnya masih ada karakter orang Asia Pulau Bali sehingga punya ciri tersendiri, sehingga kecantikannya memang lain dengan kecantikan orang Jepang. Selain itu bodynya juga bagus. Itu mungkin yang jadi pertimbangan sutradaranya," kata dia.
Baca: Perempuan Indonesia Main Film Porno di Jepang
Luna memulai filmnya dengan perkenalan diri mengucapkan kata "Hajimemashite Luna desu. Yoroshiku onegaishimasu." Artinya, Salam, apa kabar, saya Luna.
Akhirnya pemain film dewasa Indonesia yang ketiga adalah Sera Amane (20) yang berasal dari Jakarta.
Artis film dewasa ini asalnya diduga banyak kalangan anak muda Indonesia sebagai artis Jepang. Ternyata asli dari Jakarta dan kini sedang belajar di Jepang.
Mengapa terjun ke dunia film dewasa? Dia butuh uang untuk membiayai pengobatan ibunya dan tentu saja uang sekolahnya di Jepang yang tidak murah.
Lepas dari pro dan kontra para artis film dewasa Indonesia tersebut di Indonesia, mereka memainkan film itu dengan senyum, sama sekali tidak terlihat adanya paksaan.
Tapi alasan tertentu terutama segi keuangan mungkin menjadi alasan utama mereka terjun ke dunia film dewasa untuk cepat dapat uang banyak sekali main film dengan syuting biasanya seharian.
Mengapa seharian? Para produsen film Jepang ingin kesempurnaan, karena produk yang dibuatnya akan dijual dan bersaing dengan produk serupa buatan perusahaan lain.
Jika hasil syutingnya jelek, bukan hanya sang artis yang jatuh, tetapi juga perusahaan film dewasa itu juga jatuh karena dianggap amatiran membuat film dan tak layak menjual produknya.
Apa artinya bagi artis film dewasa Indonesia? Berat bermain film dewasa, sangat capai, karena harus diulang berkali-kali supaya jadinya bagus, supaya syutingnya bagus dan sempurna, sehingga yang menonton menjadi puas.
Nah, kepuasan penonton inilah yang menjadi target utama produsen film dewasa Jepang di tengah persaingan yang sangat ketat bagi yang menjual film dewasa ke berbagai negara.
Sumber : http://www.tribunnews.com/internasio...ingnya-di-bali
---
Baca Juga :
- Jepang Buka Pusat Layanan Pengurusan Visa di Jakarta
- Kunjungan Kerja ke Bali, Jokowi Akan Bagikan Sertifikat Tanah Masyarakat
- Anak Saksikan Sang Ayah Potong Kaki Ibunya, Sementara akan Dititipkan di Rumah Neneknya
0
7.8K
1


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan