PARIS - Calon presiden (Capres) Prancis, Marine Le Pen dan Emmanuel Macron terlibat debat panas untuk memperebutkan posisi pemimpin Prancis pada 7 Mei 2017. Debat tersebut diketahui berlangsung selama kurang lebih dua setengah jam sebagai upaya terakhir untuk meraih suara dari masyarakat Prancis.

Sebagaimana diwartakan Independent, Kamis (4/5/2017), dari debat tersebut, sekira 63% penonton menilai Macron lebih meyakinkan ketimbang lawannya. Hasil tersebut diperoleh dari jajak pendapat yang dilakukan oleh Elabe untuk BFMTV. Dalam debat, para capres disodori isu-isu berat mulai dari globalisasi, ekonomi, keamanan, dan Uni Eropa (UE).

Isu keamanan menjadi salah satu tema debat yang paling mendominasi. Kandidat sayap kanan, Marine Le Pen, menilai lawannya yang tidak setuju dengan kebijakan penutupan perbatasan itu tidak proaktif dalam langkah pencegahan melainkan hanya 'menunggu serangan'.

Menanggapi hal tersebut, Macron menilai penutupan perbatasan tidak semata-mata akan menyelesaikan masalah terkait teror. Ia juga berbalik menyerang Le Pen dengan menyebut kandidat capres perempuan itu akan menimbulkan perang sipil jika terpilih dengan menciptakan ketakutan dan melanggar hak-hak warga Muslim.

Sebagaimana diketahui, Le Pen menjadi kandidat kontroversial dengan rencana kebijakannya terkait warga Muslim dan keluarnya Prancis dari UE atau Frexit. Sementara capres Macron, mendapatkan dukungan dari para simpatisan yang semula mendukung capres Jean-Luc Melenchon dan Presiden Prancis Francois Hollande.

Gelaran Pemilu Presiden Prancis kali ini mendapat sorotan dunia karena tidak hanya akan menentukan masa depan politik Prancis tetapi juga Eropa dan dunia. Baik Le Pen dan Macron berhasil lolos ke putaran kedua dari total sebelas kandidat dengan perolehan suara 23,7% untuk Macron dan 21,7% untuk Le Pen.

http://news.okezone.com/read/2017/05...ungguli-le-pen