

TS
metrotvnews.com
Tawuran di Manggarai Sudah seperti Gaya Hidup

Metrotvnews.com, Jakarta: Tawuran warga Kelurahan Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan, dengan warga Jalan Tambak, Kelurahan Pegangsaan, Menteng, Jakarta Pusat, kembali merenggut nyawa. Sampai kapan permusuhan tidak berdasar itu meminta sesajen darah dan nyawa, tidak ada yang bisa memastikan.
Tawuran terakhir terjadi pada Minggu 5 Maret dan Senin 6 Maret 2017 yang mengakibatkan Sutan Rafi Hakim Lubis dan Fikri Fadhlur Firmansyah meregang nyawa. Tawuran pada minggu pertama Maret itu merupakan yang kelima kalinya di wilayah Manggarai tahun ini.
Pada 2016 terjadi 27 kali bentrokan. Tercatat, 56 kelompok pemuda terlibat dan perlu dibina. Tawuran seakan sudah menjadi gaya hidup di Manggarai.
Polisi butuh waktu tiga hari untuk meredam suasana setiap kali tawuran meletus. Sebanyak 12 orang yang diduga sebagai dalang kerusuhan telah dijaring polisi dari kawasan Manggarai dan Tambak. Polisi juga menyita sejumlah senjata tajam dan beberapa peralatan membahayakan yang digunakan warga saat tawuran.
Camat Tebet Mahludin menyebutkan tawuran warga Manggarai dengan warga Jalan Tambak sudah serasa hiburan bagi warga setempat. Banyak elemen masyarakat yang terlibat.
'Memang tawuran didominasi anak-anak muda yang suka nongkrong, tapi sering pula ibu-ibu ikut ambil bagian dalam tawuran. Mereka menyediakan batu untuk para pemuda. Jadi, tawuran sudah seperti sarana hiburan sejak dulu,' papar Mahludin.

Senjata yang dipakai untuk tawuran. Foto: MI/Susanto
Aparatur pemerintah berusaha meredam potensi tawuran, tapi belum juga berbuah manis. Sejumlah program pemberdayaan pemuda diterapkan, pertemuan antartokoh masyarakat dilakukan, tapi peta jalan damai masih gelap.
Musyawarah Perencanaan dan Pembangunan Jakarta Pusat pada 14 Maret 2017 menggelar upaya penuntasan konflik sosial di semua titik rawan tawuran.
Diberhentikan
Beberapa solusi yang hendak diterapkan ialah menindak tegas pelaku tawuran. Pelajar akan diberhentikan dari sekolah dan gurunya diberikan sanksi tegas bila pemicunya dari mereka. Gesekan sosial mudah meletus karena kepadatan penduduk di ambang batas.
Sebagai solusi, Wali Kota Jakarta Pusat Mangara Pardede akan membuat lebih banyak ruang produktif.

Gubernur nonaktif DKI Basuki Tjahaja Purnama sudah merencanakan 15 ruang publik terpadu ramah anak di Jakpus.
Solusi jangka panjang ialah memagar sepanjang Jalan Tambak hingga underpass Manggarai. Sebelum pemagaran terlebih dahulu dibangun pos kepolisian di titik rawan tawuran.
Menurut Hesti, 36, warga Manggarai, pendirian pos polisi sudah sangat mendesak. Sejak polisi mendirikan tenda penjagaan dekat terminal bus Manggarai pascatawuran, Minggu 5 Maret, situasi cepat kondusif. Tidak ada kelompok pemuda yang nongkrong hingga larut malam.
'Tapi nanti ketika polisi melipat tenda dan pergi, tawuran bisa meletus sewaktu-waktu,' ujarnya.
Baca: Tawuran Antarwarga Pecah Lagi di Manggarai
Masalah sosial, faktor narkoba juga kerap jadi pemicu. Manggarai pernah terkenal sebagai sarang narkoba. Bandar menggunakan situasi tawuran untuk memasok narkoba.
Saat polisi mencari provokator pascatawuran, Senin 6 Maret, Kapolsek Tebet Komisaris Nurdin Abdul Rahman mengaku menemukan sejumlah warga yang kedapatan mengonsumsi narkoba. Beberapa orang nekat menceburkan diri ke Kali Ciliwung.
'Kami masih mendalami kaitan narkoba dengan pelaku tawuran,' ujarnya.
Sumber : http://news.metrotvnews.com/metro/0k...rti-gaya-hidup
---
Kumpulan Berita Terkait :
-

-

-



anasabila memberi reputasi
1
2.8K
7


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan