"Biasa aja, gak apa-apa.. Saya menganggap (mereka) ini masih belum paham lahh.. Bercanda, Biarin ajalah.. Yang undang malah baik-baik saja koq.."

"Bagus.. Bahkan Mbak Titiek datang khusus bertemu Saya dan menyampaikan terima kasih.. Saya juga bilang, terima kasih sudah diundang, gak ada masalah"

"Saat keluar, ternyata mereka masih ada yang emosi juga. Tapi tetap aja keluar, gak apa-apa.. Cuma ingat ya.. Djarot gak pernah lari.. Ingat ya.. Djarot gak pernah lari.."

"Ya.. Karena niat saya baik, saya ikhlas, dan Saya tidak menyakiti hati mereka. Mereka mungkin belum rasai aja. Apa pernah Saya memaki-maki mereka? Membenci mereka? Gak pernah.. Biarlah mereka diberikan cahaya, diberikan penyadaran bahwa Islam gak seperti itu.. Nilai-nilai Islam tidak seperti itu. Wajah islam tidak seperti itu, apalagi sesama Islam loh.."

"Ngak, ngak kapok, sekali lagi yaa.. Asalkan kita punya niat yang baik, yang ikhlas, hati kita bersih, kita gak keberatan."

Saya kira tidak ada penolakan tadi, ganggu iyaa.. Kenapa? Karena yang Undang itu gak nolak, malah terima kasih dan minta maaf aja. Saya jawab gak apa-apa.."

"Karena itu jangan pernah melecehkan, karena masyarakat juga akan merespon balik. Jadi kalau pemimpin menghargai rakyat, insya Allah rakyat menghargai pemimpin"

"Kita juga berharap pada warga siapapun yang datang dihormati. Siapapun yang hadir diajak dialog. Menjunjung tinggi adab dan adabnya itu kalau ada tamu dihormati, itu adab kita"

"Pemimpin juga mengingatkan agar pemimpin mengayomi semua orang, bukan hanya kelompok tertentu. Ini yang ingin kita bangun juga, kepemimpinan yang mengayomi semua"