Dari semua jenjang pendidikan, orang-orang lebih banyak mengagung-agungkan perjalanan mereka di Sekolah Menengah Atas (SMA/SMK/STM/SLTA/SLJJ/LOKAL/INTERLOKAL). Atau di SMP dan Universitas. Entah karena kenakalan yang mulai memuncak, mulai kenal dengan ‘cinta’ yang memang kebanyakan berawal di seragam putih abu atau alasan alasan lain.
Tapi kamu tidak akan bisa sampai ke jenjang sekolah menengah atau Sekolah tingkat tinggi jika kamu tidak melalui 6 tahun pertama kamu di Sekolah dasar. Maka dalam rangka mengajak seluruh rakyat Indonesia (Yailah) untuk lebih menghargai kenangan di sekolah dasar, Gue akan mencoba mengingatkan hal apa saja yang Anak Sd Banget;
Di Antar Sampai Pintu Kelas
Quote:
Spoiler for Takut Nyasar ke Warnet:
Orang tua tentu tidak menginginkan hal-hal yang tidak di inginkan terjadi kepada anaknya di pejalanan menuju sekolahnya. Seperti takut anaknya tersesat dijalan, dimana seharusnya si anak (kita) sekolah di daerah Jakarta, justru tersesat di kota Samarinda karena tidak tahu jalan.
Selain itu, membiarkan anak-anak berjalan sendirian ke sekolah sangatlah beresiko terhadap keselamatan sang anak yang belum benar-benar tahu keadaan di dunia luar. Mereka tentunya tidak ingin mendapat kabar buruk tentang kita yang terserempet kesatria Indosiar yang ugal-ugalan mengendarai naga yang menyeramkan.
Mengantarkan anak ke sekolah terkadang juga jadi ajang tebar pesona bagi para Bapak-bapak muda yang kebetulan salah satu guru kita parasnya jelita. Ehehe.
Semua Mata Pelajaran Memakai Awalan Bahasa
Quote:
Spoiler for Sampul Sukses:
Salah satu kegiatan yang rutin dilakukan menjelang tahun ajaran baru adalah menyiapkan buku catatan. Untuk mencegah tertukarnya catatan satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lain adalah dengan menamai buku catatan kita.
Para orang tua juga rutin memberikan tipe-x pada sampul buku kita dikarenakan ke -sok tau-an kita yang menamai semua buku kita dengan awalan kata bahasa, seperti; Bahasa Ppkn, Bahasa Agama, Bahasa Penjas atau Bahasa gaul gile lo pade.
Berkelahi Mata
Quote:
Spoiler for Ape lo!?:
Bagi sebagian besar anak laki-laki, Masa masa di sekolah dasar juga tidak luput dari aksi saling kuat. Sebagian kecil yang lain, lebih memilih bermain barbie kertas di ruang kelas.
Gaya berkelahi anak Sd tentunya berbeda dari kakak-kakaknya di jenjang yang lain yang lebih tinggi. Biasanya, setelah saling dorong satu sama lain atau salah satu pihak memegang kerah baju pihak lain, akan dilanjutkan dengan perang kata yang itu itu aja; “Ape lo!?” dan perkelahian di akhiri dengan aksi saling menatap mata lawannya dengan tangan mengepal sampai salah satu diantara mereka ada yang menangis. Jika saat mata hari mulai terbenam tidak ada yang menangis, maka perkelahian ditunda sampai ke-esokan harinya.
Cinta–cintaan Di Kertas
Quote:
Spoiler for Lope-lopean:
Siapa bilang saat kita sd belum pernah kenal sama yang namanya ‘pacaran’? Jangan salah, anak sd juga pernah kok. Tapi, sama halnya dengan cara berkelahi diatas, gaya pacaran atau naksir-naksiran anak sd juga berbeda tentunya.
Jika saat SMA proses menuju berpacaran sangatlah rumit, maka saat masih Sekolah dasar dulu sangatlah mudah. Hanya bermodalkan tulisan ‘Sumiati Lope Jamal’ dalam sebuah sobekan kertas atau papan tulis. Maka status hubungan kita sudah dianggap resmi berpacaran oleh seluruh anggota kelas.
Itulah beberapa hal yang menurut gue anak sd banget. Namun mungkin, beberapa hal diatas sudah tidak relevan dengan dunia Sd jaman sekarang. Seiring dengan perkembangan teknologi yang masif, perlahan lahan gaya gaya anak sd berubah. Kasus kasus tawuran antar anak sd atau gaya berpacaran yang kebablasan sudah sering kita dengar.