hellochynAvatar border
TS
hellochyn
CERPEN MENUNGGU REZA
Setelah sebelumnya ane posting cerpen Rindu Yang Mendayu, kali ini ane mau posting lagi nih.

Buat gansis, boleh komen kasih masukan siapa tau ane jadi semakin semangat bikin cerpennya.

Yuk langsung aja gansis!

Menunggu Reza



Ini hari ke empat puluh satu. Semenjak aku memutuskan untuk pergi dan meninggalkannya. Bukan perkara mudah. Karena yang kutahu, sudah separuh dirinya melekat dalam batinku.

Kali ini kedai kopi dekat kantor tempatnya bekerja yang menjadi pilihanku. Lokasinya berada di ujung jalan. Tidak terlalu ramai. Aku sering mengamatinya keluar dari kantor melalui jendela kedai kopi ini. Jadi itu alasan mengapa aku memilih di sini. Aku sengaja menghindari tempat-tempat yang sering kami kunjungi. Hatiku takut bernostalgia, katanya.

Setelah cukup lama berdiam diri tanpa memesan apapun, akhirnya ia menampakan batang hidungnya. Sulit rasanya untuk tidak memesan kopi di kedai ini. Bau kopi yang kuat menyeruak memenuhi rongga paru-paruku. Aku suka bau kopi. Tidak seperti dia. Oleh karena itu, suatu kejutan buatku karena ia mau datang ke tempat ini.

Seperti biasa wajah manisnya kusut masai, kemejanya ia gulung hingga siku. Sebagian rambutnya ia biarkan jatuh menutupi kening. Serta sebuah koran di tangannya. Ada yang berbeda. Tentu saja kali ini tanpa ciuman.

"Aku kangen, Sa." Ujarnya membuka percakapan.

Aku tersenyum.

"Mau pesan apa, mas?" Pelayan bernama Roy itu menghampiri kami.

Tentu saja aku hafal namanya. Aku sering melihat Roy sedang merapikan kedai ini atau ketika Roy sedang meracik kopi.

"Mmmh... Espressonya dua." Roy segera mencatat pesanan.

"Adalagi?" Tambahnya.

"Nggak. Itu aja." Roy mengangguk, lalu meninggalkan kami.

"Espresso? Sejak kapan?" Aku keheranan. Ia hanya tersenyum ketir.
Laki-laki ini bukan penikmat kopi sepertiku. Bagaimana bisa kali ini ia memesan dua cangkir espresso?

"Nggak kerasa udah sebulan lebih ya Sa, kita nggak ketemu."

"Iya, kamu kurusan." Kataku.

"Aku kurusan."

"Well... Jadi gimana hari-hari kamu sekarang? Better?"

"Beda, Sa. Semuanya berubah. Aku nggak yakin semua akan tetap baik-baik aja semenjak kamu pergi ninggalin aku."

Kami berduapun terdiam.

Tersimpan keraguan pada sorot matanya setelah mengucapkan kalimat itu. Banyak luka yang menumpuk di sana. Luka dan rindu. Keduanya sulit kubedakan. Mereka melebur. Samar, matanya menjadi sayu. Sorotnya melemah, tidak sekuat tadi.

Aku tahu rasanya. Aku ingin memulai lagi. Bukan apa-apa. Tapi aku juga merasa ada yang hilang. Mungkin kali ini aku akan berhutang pada waktu. Aku ingin menemaninya hingga senja menghilang lalu malam menjelang. Persetan apa kata Tuhan nanti. Aku tak peduli.

Ada alasan mengapa aku selalu berada di sini. Mengamatinya dari jauh. Ikut tersenyum ketika ada wanita yang membuatnya tersenyum. Atau merasa tenang ketika melihatnya memulai hari dengan wajah sumringah. Karena aku tahu, aku tidak akan bisa membuatnya merasakan hal seperti itu lagi.

Tak lama pesanan kami datang. Dua cangkir espresso panas. Asapnya menguap. Menyisakan titik-titik embun pada bibir cangkir.

Aku menatap matanya lagi.

"Kasih aku satu alasan kenapa kamu pergi?"

"Za, ada beberapa hal yang kamu nggak pernah tahu. Aku selalu di sini, nggak pernah kemana-mana. Tapi kamu yang nggak pernah tahu aku di sini." Aku menyentuh dadanya pelan. Berharap ia merasakan kehadiranku di sana.

Ia mengerang frustasi. Nafasnya tersengal. Ia menangis.

Aku bangkit, sebelum pergi, kusempatkan memeluk punggungnya yang terisak.

Ia masih terus menunduk dan tak menyadari kehadiranku. Sia-sia rasanya. Tapi aku tak akan menyerah. Aku akan tetap menunggunya setiap sore di kedai ini. Tak peduli berapa lama aku akan duduk di sini atau seberapa jenuh aku melihat Roy mondar mandir dari satu sudut ke sudut yang lain.

Aku bersiap melangkah hingga sudut mataku menangkap headline pada koran yang dibawa Reza. Itu koran terbitan satu bulan yang lalu.

"Seorang Gadis Tewas Mengenaskan Terlindas Truk Tronton", ada fotoku di sana. Aku tersenyum. Itu aku. Sudah waktunya aku pergi. Aku pamit, Reza.

And I don't want the world to see me
'Cause I don't think that they'd understand
When everything's made to be broken
I just want you to know who I am...

Semarang, 2016.
Diubah oleh hellochyn 07-01-2017 13:21
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
1.2K
4
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan