[LOMBA] Steven Johnson Syndrome, Alergi Obat Yang Berbahaya
TS
juvenilgirl
[LOMBA] Steven Johnson Syndrome, Alergi Obat Yang Berbahaya
Welcome to My Thread
Hai kaskuser semua, di thread kali ini ane ingin berbagi pengalaman kerja ane selama ane bertugas di ruangan anak, di salah satu rumah sakit. Pasien yang ane rawat dengan diagnosa langka yaitu Steven Jhonson Syndrome (SJS). Sebelum kita sandingkan dengan teori, ane cerita tentang kondisi pasien ane dulu ya gansist
Spoiler for Hasil Anamnesa:
Kejadian ini tanggal 15 Agustus 2016, masih hot ya gan Pasien ane, sebut saja Aldi, umur 14 tahun, 5 hari sebelumnya dia mengalami demam. Dikarenakan tempat tinggal Aldi yang berada di pedalaman, mereka sangat sulit untuk menjangkau klinik/rumah sakit bahkan dokter sekalipun. Miris memang, gan! Lalu akhirnya, orangtua Aldi membawanya berobat ke mantri. Saat berobat ke sang mantri, Aldi diberi obat asam mefenamat, deksamethason & amoksicilin. Sebelumnya Aldi memang belum pernah memiliki riwayat alergi obat apapun. Sehari setelah Aldi mengonsumsi obat muncul ruam merah di punggung. Sehari setelah mengetahui timbulnya ruam merah, orangtua pasien tidak menyadari adanya gejala alergi obat, hingga akhirnya pasien tetap lanjut mengonsumsi obat tsb, hari berikutnya ruam merah melepuh dan menyebar ke sekujur tubuh bahkan sampai mengenai mukosa, mata dan bibir. Mendapati keadaan anaknya yang kian parah, akhirnya mereka disarankan untuk merujuk Aldi di rumah sakit tempat ane bekerja. Setelah diperiksa dokter, dicurigai Aldi mengalami hipersensitivitas terhadap obat amoksicilin (golongan antibiotik), hingga tegaklah diagnosanya Steven Jhonson Syndrome (SJS)
Spoiler for Penampakan SJS:
pict ane comot dari gugel, karena menghargai privasi pasien ane gan
Spoiler for Apa itu SJS?:
Mungkin sebagian masih asing dengan istilah penyakit ini. Penyakit ini sebenarnya memang jarang terjadi, namun nyatanya sesekali bisa dijumpai di sekitar kita. Gangguan ini sulit diprediksi sebelumnya. Yang lebih penting lagi, penyebabnya kadang adalah obat yang sering digunakan sehari-hari seperti obat turun panas paracetamol, obat penghilang rasa sakit golongan non-steroid, seperti diklofenak, piroksikam, juga antibiotika (yang paling sering golongan sulfa dan penisilin), dll. Bahkan FDA di Amerika pun telah memberi edaran peringatan untuk berhati-hati terhadap risiko terjadinya SJS oleh parasetamol/asetaminofen.Bisa dikatakan ini adalah salah satu bentuk “alergi” obat yang berat, namun berbeda dengan alergi yang biasa.
Syndrome artinya adalah sekumpulan gejala (symptom), di mana pada penyakit ini terdapat aneka gejala. Adapun gejala- gejala awalnya bisa mirip dengan flu, seperti demam, gangguan saat menelan, pegal-pegal atau nyeri di tubuh, sakit kepala, dan sesak napas, hanya saja ada tanda kemerahan atau ruam merah pada kulit, munculnya bintil berisi air (seperti cacar) yang terasa sakit bahkan hingga menyebabkan kulit mengelupas dan melepuh. Pada perkembangannya biasanya penderita sampai tidak bisa membuka mata dan mulutnya karena terjadinya gangguang atau infeksi di selaput lendir, selain itu di beberapa kasus juga bisa mengakibatkan penderita susah buang air kecil dan fesesnya berwarna hitam.
Manisfestasi klinis gangguan SJS ini sangat bervariasi antar pasien, dari yang ringan sampai berat. Yang berat bisa cukup fatal dan mengakibatkan kematian, terutama jika terjadi komplikasi. Nama Steven-Johnson merujuk pada nama dua orang dokter, yaitu Steven dan Johnson yang pertama-kalinya mengidentifikasikan adanya syndrome ini. Penyebabnya pada umumnya tidak diketahui dan sulit diprediksikan sebelumnya, namun pada umumnya merupakan respon imun tubuh yang berlebihan terhadap zat asing. Hampir seperti reaksi alergi, tetapi bentuknya khas dan lebih berat. Secara patofisiologi, mekanisme terjadinya alergi tidak sama dengan mekanisme SJS, dalam hal antibodi yang terlibat dan mediatornya. Jika reaksi alergi biasa melibatkan antibodi imunoglobulin E (IgE), SJS melibatkan IgG dan IgM dan merupakan reaksi imun yang kompleks. Beberapa obat dilaporkan dapat menyebabkan reaksi SJS, terutama adalah obat-obat anti inflamasi non steroid (NSAID) dan obat antibiotik golongan sulfa. Selain itu unsur makanan, cuaca, infeksi (jamur, virus, bakteri) juga diduga dapat merupakan faktor penyebab. Susahnya, reaksi ini sulit untuk diprediksi sebelumnya jika belum kejadian.
Spoiler for Penanganan SJS:
Sampai hari ini, pasien Aldi masih dalam perawatan gan. Tidak ada obat yang spesifik untuk mengatasi SJS, sehingga pengobatannya adalah berdasarkan gejala yang ada. Istilahnya diberi terapi suportif, untuk mendukung dan memperbaiki kondisi pasien. Jika keadaan umum pasien cukup berat, maka perlu diberi cairan dan elektrolit, serta kalori dan protein secara parenteral melalui infus. Karena infeksi juga merupakan salah satu penyebab SJS terutama pada anak-anak, maka diberi pula antibiotik dengan spektrum luas, yang kemudian dilanjutkan dengan antibiotik yang sesuai dengan kuman penyebab. Untuk gatalnya bisa diberi anti histamin jika perlu. Untuk perawatan lesi pada mata diberi antibiotika topikal. Kulit yang melepuh ditangani seperti menangani luka bakar. Lesi kulit yang terbuka dikompres dengan larutan saline atau Burowi. Lesi di mulut bisa dirawat dengan antiseptik mulut. Dan jika ada rasa nyeri bisa diberikan anestesi topikal. Semua terapi ini akan diberikan oleh dokter sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pasien. Kesembuhan pasien sangat tergantung dari berat ringannya gejala yang muncul.
Spoiler for Pencegahan SJS:
Ane belajar dari pasien ane, gan Karena sebagian besar SJS ini dipicu oleh masalah obat, ada baiknya jika kita lebih berhati-hati untuk meminum obat saat kita ataupun ada salah satu anggota keluarga kita yang sakit. Tubuh kita memiliki "alarm" yang kadangkala kita sepelekan. Padahal saat "alarm" itu berbunyi, kita diharuskan untuk istirahat, jangan tunggu sampai drop dulu baru istirahat total. Andaikata kita terpaksa harus ke dokter , sebaiknya kita tahu obat-obat apa saja yang diresepkan, apalagi jika yang diresepkan itu sudah dalam bentuk puyer kita bahkan tidak tahu obat apa saja yang dicampur dalam satu puyer itu, untuk itu menjadi pasien yang cerewet tidak ada salahnya toh itu juga untuk kebaikan kita. Untuk rekan ane sesama nakes, mari waspada yuk dalam memberikan obat kepada pasien-pasien kita. Itulah mengapa pentingnya dilakukan anamnesa yang lengkap
Sekian cerita ane gan, semoga kita bisa lebih aware ya agan sista semwuah