- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Para Penyanyi Solo Pria "Legend" Indonesia


TS
scarlet.needle
Para Penyanyi Solo Pria "Legend" Indonesia


Quote:

Saat ini banyak sekali penyanyi baru bermunculan termasuk penyanyi solo pria. Namun sampai saat ini yang terbailang "legend" hanya ada beberapa. Siapa saja? Cekidot:
Quote:
1. Iwan Fals


Iwan Fals yang bernama lahir Virgiawan Listanto (lahir di Jakarta, 3 September 1961; umur 54 tahun) adalah seorang Penyanyi beraliran Balada, Pop, Rock, dan Country yang menjadi salah satu legenda di Indonesia.
Lewat lagu-lagunya, ia 'memotret' suasana sosial kehidupan Indonesia pada akhir tahun 70'an hingga sekarang, kehidupan dunia pada umumnya, dan kehidupan itu sendiri. Kritik atas perilaku sekelompok orang (seperti Wakil Rakyat, Tante Lisa), empati bagi kelompok marginal (misalnya Siang Seberang Istana, pramuriaku), atau bencana besar yang melanda Indonesia (atau kadang-kadang di luar Indonesia, seperti Ethiopia) mendominasi tema lagu-lagu yang dibawakannya. Namun, Iwan Fals tidak hanya menyanyikan lagu ciptaannya sendiri tetapi juga sejumlah pencipta lain.
Iwan yang juga sempat aktif di kegiatan olahraga, pernah meraih gelar Juara II Karate Tingkat Nasional dan Juara IV Karate Tingkat Nasional 1989, sempat masuk pelatnas dan melatih karate di kampusnya, STP (Sekolah Tinggi Publisistik). Iwan juga sempat menjadi kolumnis di beberapa tabloid olah raga.
Kharisma seorang Iwan Fals sangat besar. Dia sangat dipuja oleh kaum 'akar rumput'. Kesederhanaannya menjadi panutan para penggemarnya yang tersebar di seluruh nusantara. Para penggemar fanatik Iwan Fals bahkan mendirikan sebuah yayasan pada tanggal 16 Agustus 1999 yang disebut Yayasan Orang Indonesia atau biasa dikenal dengan seruan OI. Yayasan ini mewadahi aktivitas para penggemar Iwan Fals. Hingga sekarang kantor cabang OI dapat ditemui di setiap penjuru nusantara dan beberapa bahkan sampai ke mancanegara.
Spoiler for Album:
Amburadul (1975)
Yang Muda Yang Bercanda I (1978)
Yang Muda Yang Bercanda II (1978)
Canda Dalam Nada (1978)
Canda Dalam Ronda (1979)
Perjalanan (1979)
3 Bulan (1980)
Sarjana Muda (1981)
Opini (1982)
Sumbang (1983)
Barang Antik (1984)
Sugali (1984)
KPJ (Kelompok Penyanyi Jalanan) (1985)
Sore Tugu Pancoran (1985)
Aku Sayang Kamu (1986)
Ethiopia (1986)
Lancar (1987)
Wakil Rakyat (1987)
1910 (1988)
Mata Dewa (1989)
Antara Aku, Kau Dan Bekas Pacarmu (1989)
Swami I (1989)
Kantata Takwa (1990)
Cikal (1991)
Swami II (1991)
Belum Ada Judul (1992)
Hijau (1992)
Dalbo (1993)
Anak Wayang (1994)
Orang Gila (1994)
Lagu Pemanjat (bersama Trahlor) (1996)
Kantata Samsara (1998)
Best of the Best Iwan Fals (2000)
Suara Hati (2002)
In Collaboration with (2003)
Manusia Setengah Dewa (2004)
Iwan Fals in Love (2005)
50:50 (2007)
Untukmu Terkasih (2009) - mini album
Keseimbangan - Iwan Fals (2010)
Tergila-gila (2011)
Kantata Barock (2012)
Raya (2013)
Palestina (2014)
Spoiler for Single:
Serenade (bersama Ritta Rubby) (1984)
Kemesraan (bersama artis Musica) (1988)
Percayalah Kasih (bersama Jockie Surjoprajogo dan Vina Panduwinata)
Terminal (bersama Franky S.) (1994)
Mata Hati (bersama Ian Antono) (1995)
Orang Pinggiran (bersama Franky S.) (1995)
Katakan Kita Rasakan (bersama artis Musica)
Di Bawah Tiang Bendera (bersama artis Musica) (1996)
Haruskah Pergi (bersama Indra Lesmana dan Import Musik) (2006)
Selancar (bersama Indra Lesmana dan Import Musik) (2006)
Tanam Tanam Siram Siram (Kampanye Indonesia Menanam) (2006)
Marilah Kemari (Tribute to Titiek Puspa) (2006)
Aku Milikmu (Original Soundtrack Lovers/Kekasih) (2008)
Sang Penerka (diciptakan bersama Ariel) [1]
Yang Terlupakan (bersama NOAH)
Quote:
2. Chrisye


Chrismansyah Rahadi (lahir dengan nama Christian Rahadi di Jakarta, Indonesia, 16 September 1949 – meninggal di Jakarta, Indonesia, 30 Maret 2007 pada umur 57 tahun) yang lebih dikenal dengan nama panggung Chrisye, merupakan seorang penyanyi dan pencipta lagu asal Indonesia.
Dilahirkan di Jakarta dari keluarga Tionghoa-Indonesia, Chrisye menjadi tertarik dengan musik saat masih muda. Waktu masih belajar di SMA, Chrisye main gitar bas dalam sebuah band yang ia bentuk bersama kakaknya, Joris. Pada akhir dasawarsa 1960-an dia menjadi anggota band Sabda Nada (yang kemudian hari berganti nama menjadi Gipsy). Pada tahun 1973, setelah mengambil cuti beberapa lama, dia mengikuti band tersebut ke New York untuk main musik. Setelah kembali ke Indonesia untuk waktu singkat, dia kembali ke New York dengan band lain, yaitu The Pro's. Sekembali ke Indonesia, pada tahun 1976 dia bekerja sama dengan Gipsy dan Guruh Soekarnoputra untuk merekam album indie Guruh Gipsy.
Setelah keberhasilan Guruh Gipsy, pada tahun 1977 Chrisye menghasilkan dua karya terbaiknya, yaitu "Lilin-Lilin Kecil" tulisan James F. Sundah serta album jalur suara Badai Pasti Berlalu. Sukses kedua karya ini membuat Chrisye direkrut oleh Musica Studios, yang dengan perusahaan rekaman itu dia merilis album solo perdananya, Sabda Alam, pada tahun 1978. Selama kariernya yang lebih dari 25 tahun dia menghasilkan 18 album solo lain, serta main dalam satu film: Seindah Rembulan (1981).
Chrisye meninggal di rumahnya di Jakarta pada tanggal 30 Maret 2007 setelah bertahun-tahun mengidap kanker paru-paru. Dia meninggalkan seorang istri, Gusti Firoza Damayanti Noor, dan empat anak.
Dikenal untuk vokalnya yang halus dan gaya panggung yang kaku, Chrisye dianggap salah satu penyanyi Indonesia legendaris. Lima album yang termasuk karyanya dimuat dalam daftar 150 Album Indonesia Terbaik oleh majalah musik Rolling Stone Indonesia. Lima lagunya (dan satu lagi yang dia mendukung) dimuat dalam daftar lagu terbaik oleh majalah yang sama pada tahun 2009. Beberapa albumnya disertifikasi perak atau lebih tinggi. Dia menerima dua lifetime achievement award, satu pada tahun 1993 dari BASF Awards dan satu lagi pada tahun 2007 dari stasiun televisi SCTV. Pada tahun 2011, Rolling Stone Indonesia mencatat Chrisye sebagai musisi Indonesia terbaik nomor tiga sepanjang masa.
Spoiler for Album:
1977 – Jurang Pemisah
1978 – Sabda Alam
1979 – Percik Pesona
1980 – Puspa Indah
1981 – Pantulan Cita
1983 – Resesi
1984 – Metropolitan
1984 – Nona
1984 – Sendiri
1985 – Aku Cinta Dia
1985 – Hip Hip Hura
1986 – Nona Lisa
1988 – Jumpa Pertama
1989 – Pergilah Kasih
1993 – Sendiri Lagi
1996 – AkustiChrisye
1997 – Kala Cinta Menggoda
1999 – Badai Pasti Berlalu
2002 – Dekade
2004 – Senyawa
Quote:
3. Benyamin Sueb


Benyamin Sueb (lahir di Kemayoran, Jakarta, 5 Maret 1939 – meninggal di Jakarta, 5 September 1995 pada umur 56 tahun) adalah pemeran, pelawak, sutradara dan penyanyi Indonesia. Benyamin menghasilkan lebih dari 75 album musik dan 53 judul film. Benyamin mengaku tidak punya cita-cita yang pasti. Tergantung kondisi, kata penyanyi dan pemain film yang suka membanyol ini. Benyamin pernah mencoba mendaftar untuk jadi pilot, tetapi urung gara-gara dilarang ibunya.
Dalam dunia musik, Bang Ben, begitu ia kerap disapa, adalah seorang seniman yang berjasa dalam mengembangkan seni tradisional Betawi, khususnya kesenian Gambang Kromong. Lewat kesenian itu pula nama Benyamin semakin popular. Tahun 1960, presiden pertama Indonesia, Soekarno, melarang diputarnya lagu-lagu asing di Indonesia. Pelarangan tersebut ternyata tidak menghambat karier musik Benyamin, malahan kebalikannya. Dengan kecerdikannya, Bang Ben menyuguhkan musik Gambang Kromong yang dipadu dengan unsur modern.
Spoiler for Solo:
Kancil Kesasar/Kue Onde (Mesra Records)
Si Jampang (Melodi Record)
Oom Senang (Mesra Record)
Brang Breng Brong (Diamond Record)
Jangkrik Genggong (Mutiara Record)
Apollo (Indah Records)
Tukang Tuak (Undah Records)
Nonton Pecoen (Remaco)
Keluarga Gila (Remaco)
Tukang Sado (Remaco)
Tukang Becak (Remaco)
Terus Turun (Remaco)
Steambath (Remaco)
Dul-Dul Tjak (Mutiara Records)
Patjaran (Indah Records)
Ngupi (Remaco)
Nyari Kutu (Indah Records)
Tukang Loak (Indah Records)
Ngibing (J&B)
Maredel (Remaco)
Mak Minta Makan Mak (Remaco)
Anak Sekarang (Remaco)
Blues Kejepit Pintu (Remaco)
Bul Bul Efendi (Irama Tara)
Kicir-Kicir (Remaco)
Asal Nguap (Indah Records)
Makan (Remaco)
Main Congklak (Irama Tara)
Ketemu Bayi Tabung (Irama Tara)
Soraya (Fila Records)
Telepon Cinta (Insan Record/RCA)
Martabak (Insan Record)
Ngibing Betawi (Varia Nada Utama)
Cintaku Berat di Ongkos (Virgo Ramayana Records)
Assoy (Ben's Records)
Duit (Mutiara Records)
Bayi Tabung (Insan Records)
Mat Codet (Irama Asia)
Tua-Tua Komersiel (Gesit Records)
Saya Bilang (Abadi Records)
Telepon Umum (Purnama Records)
Belajar Membaca (Irama Asia)
Nostalgila (Asia Records)
Sang Kodok (BBB)
Biang Kerok Bersama Al Haj (Virgo Ramayana/Ben's Records)
Quote:
4. Rhoma Irama


Raden Haji Oma Irama yang populer dengan nama Rhoma Irama (lahir di Tasikmalaya, 11 Desember 1946; umur 69 tahun) adalah musisi dangdut dari Indonesia yang berjulukan "Raja Dangdut".
Pada tahun tujuh puluhan, Rhoma sudah menjadi penyanyi dan musisi ternama setelah jatuh bangun dalam mendirikan band musik, mulai dari band Gayhand tahun 1963. Tak lama kemudian, ia pindah masuk Orkes Chandra Leka, sampai akhirnya membentuk band sendiri bernama Soneta yang sejak 13 Oktober 1973 mulai berkibar. Bersama grup Soneta yang dipimpinnya, Rhoma tercatat pernah memperoleh 11 Golden Record dari kaset-kasetnya.
Berdasarkan data penjualan kaset, dan jumlah penonton film-film yang dibintanginya, penggemar Rhoma tidak kurang dari 15 juta atau 10% penduduk Indonesia. Ini catatan sampai pertengahan 1984. "Tak ada jenis kesenian mutakhir yang memiliki lingkup sedemikian luas", tulis majalah TEMPO, 30 Juni 1984. Sementara itu, Rhoma sendiri bilang, "Saya takut publikasi. Ternyata, saya sudah terseret jauh."
Rhoma Irama terhitung sebagai salah satu penghibur yang paling sukses dalam mengumpulkan massa. Rhoma Irama bukan hanya tampil di dalam negeri tapi ia juga pernah tampil di Kuala Lumpur, Singapura, dan Brunei dengan jumlah penonton yang hampir sama ketika ia tampil di Indonesia. Sering dalam konser Rhoma Irama, penonton jatuh pingsan akibat berdesakan. Orang menyebut musik Rhoma adalah musik dangdut, sementara ia sendiri lebih suka bila musiknya disebut sebagai irama Melayu.
Pada 13 Oktober 1973, Rhoma mencanangkan semboyan "Voice of Moslem" (Suara Muslim) yang bertujuan menjadi agen pembaru musik Melayu yang memadukan unsur musik rock dalam musik Melayu serta melakukan improvisasi atas aransemen, syair, lirik, kostum, dan penampilan di atas panggung. Menurut Achmad Albar, penyanyi rock Indonesia, "Rhoma pionir. Pintar mengawinkan orkes Melayu dengan rock". Tetapi jika kita amati ternyata bukan hanya rock yang dipadu oleh Rhoma Irama tetapi musik pop, India, dan orkestra juga. inilah yang menyebabkan setiap lagu Rhoma memiiki cita rasa yang berbeda.
Bagi para penyanyi dangdut lagu Rhoma mewakili semua suasana ada nuansa agama, cinta remaja, cinta kepada orang tua, kepada bangsa, kritik sosial, dan lain-lain. "Mustahil mengadakan panggung dangdut tanpa menampilkan lagu Bang Rhoma, karena semua menyukai lagu Rhoma," begitu tanggapan beberapa penyanyi dangdut dalam suatu acara TV.
Spoiler for Album Solo:
Pemilu (1982)
Album Konser Soneta 1 (1983)
Takbir Lebaran (1984)
Persaingan (1986)
Haji (1988)
Modern (1989)
Haram (1990)
Purnama (1991)
Kehilangan Tongkat (1993)
Rana Duka (1994)
Sifana (1994)
Stress (1995)
Seni (1995)
Baca (1995)
Gulali (1995)
Viva Dangdut (1996)
Mirasantika (1997)
Puja (1997)
Reformasi (1998)
Shalawat Nabi (1999)
The Rough Guide to the Music of Indonesia (2000)
Euforia (2000)
Syahdu (2001)
Asmara (2003)
Jana Jana (2008)
Azza (2010)
Ukhuwah (2011)
Kurang Garam (2014)
Quote:
5. Broery Pesulima


Broery Pesulima atau dikenal juga dengan nama Broery Marantika (lahir di Ambon, Maluku, 25 Juni 1948 – meninggal di Depok, Jawa Barat, 7 April 2000 pada umur 51 tahun) adalah penyanyi dan komponis dari Indonesia.
Salah satu lagunya yang terkenal antara lain adalah Mawar Berduri dan Angin Malam. Ia mengalami stroke pada tahun 2000, setelah itu ia seringkali masuk keluar rumah sakit. Broery meninggalkan seorang istri dan dua orang anak.
Spoiler for Lagu:
Widuri
Mengapa Harus Jumpa
Siti Nurbaya
Seiring dan Sejalan (duet dengan Sharifah Aini dari Malaysia)
Selamat Tinggal
Aku Jatuh Cinta
Ayah
Kharisma Cinta
Aku Orang Tak punya
Duri Dalam Cinta
Senja Di Kuala Lumpur
Sabar Menanti
Rindumu Rinduku
Abang Beca
Kasih
Biarkan bulan bicara
Cinta
Waktu potong Padi
Sabar Menanti
Mungkinkah
Antara Cinta dan Dusta
Balada seorang Minta-minta
Alam Jadi saksi
Senja Kelabu
July and Romi
Layu Sebelum Berkembang duet degan Emillia Contessa
Nasib Pengembara duet dengan Emillia Contessa
Setangkai Bunga Anggrek duet dengan Emillia Contessa
Bahasa Cinta duet dengan Vina Panduwinata
Untuk Apa Lagi duet dengan Vina Panduwinata
Jangan Ada Dusta di Antara Kita duet dengan Dewi Yull
Kharisma Cinta duet dengan Dewi Yull
Segalaku Untukmu duet dengan Dewi Yull
Rindu yang Terlarang duet dengan Dewi Yull
Dekat Tapi Jauh duet dengan Ziana Zain dari Malaysia
Jangan Ada Dusta di Antara Kita duet dengan Rossa
Spoiler for Album:
2001 "Selamat Tinggal" exclusive solo.
Cinta Kilat Album Cinta
1991 The best of Broery Marantika "Hati yang Terluka"
30 years in review vol 2 "Daku Cari Jalan Terbaik"
30 years in review vol 3 " Angin Malam"
Best of the best Top Pop vol 2 "Jangan Kau Menangis"
Persembahanku Album "Untukmu" 1970
20 Golden Best "Mawar Berduri"
"Balada Seorang Biduan"
Koleksi Hits 1970 - 2000 "Kasih"
Memories Hit's Broery Marantika "Kaulah Segalanya"
"Mengapa Harus Bertengkar" duet dgn Dewi Yull.
Tembang Kenangan vol 5 "Hapuslah Air Matamu"
Tembang - tembang 1970 "Sepanjang Jalan kenangan"
Tembang Kenangan "Resah"
1989 "Aku Begini kau Begitu" : You're My inspiration : Before You Go.
1992 The best collection of Broery Marantika ( Kuala Lumpur Mal: Warner Music WEA )
1993 " Dalam Gelora Cinta"
15 lagu - lagu slow cinta terlaris 1995 "Kasihku Bukan Cintamu"
1995 "Kasihmu Kasihku
Quote:
6. Ebiet G. Ade


Ebiet G. Ade (lahir di Wanadadi, Banjarnegara, Jawa Tengah, 21 April 1954; umur 61 tahun) adalah seorang penyanyi dan penulis lagu berkewarganegaraan Indonesia. Ebiet dikenal dengan lagu-lagunya yang bertemakan alam dan duka derita kelompok tersisih. Lewat lagu-lagunya yang ber-genre balada, pada awal kariernya, ia memotret suasana kehidupan Indonesia pada akhir tahun 1970-an hingga sekarang. Tema lagunya beragam, tidak hanya tentang cinta, tetap ada juga lagu-lagu bertemakan alam, sosial-politik, bencana, religius, keluarga, dll. Sentuhan musiknya sempat mendorong pembaruan pada dunia musik pop Indonesia. Semua lagu ditulisnya sendiri, ia tidak pernah menyanyikan lagu yang diciptakan orang lain, kecuali lagu Surat dari Desa yang ditulis oleh Oding Arnaldi dan Mengarungi Keberkahan Tuhan yang ditulis bersama dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Nama Ebiet didapatnya dari pengalamannya kursus bahasa Inggris semasa SMA. Gurunya orang asing, biasa memanggilnya Ebiet, mungkin karena mereka mengucapkan A menjadi E. Terinspirasi dari tulisan Ebiet di bagian punggung kaos merahnya, lama-lama ia lebih sering dipanggil Ebiet oleh teman-temannya. Nama ayahnya digunakan sebagai nama belakang, disingkat AD, kemudian ditulis Ade, sesuai bunyi penyebutannya, Ebiet G. Ade. Kalau dipanjangkan, ditulis sebagai Ebiet Ghoffar Aboe Dja'far. [4][5]
Ebiet adalah salah satu penyanyi yang mendukung album Kita Untuk Mereka, sebuah album yang dikeluarkan berkaitan dengan terjadinya tsunami 2004, bersama dengan 57 musisi lainnya. Ia memang seorang penyanyi yang terilhami oleh alam, sosial, ketuhanan dan kemanusiaan sehingga wajar ada beberapa lagunya yang terinspirasi oleh bencana alam, sehingga lagu-lagunya sering menjadi tema bencana.
Sebagian besar lagu Ebiet G. Ade didasarkan tentang bencana. Di bulan Juni 1978, ia menulis " Berita Kepada Kawan " setelah bencana gas beracun di Dataran Tinggi Dieng. Pada tahun 1981, ia menulis " Sebuah Tragedi 1981 " mengenai tenggelamnya KMP Tampomas II di Kepulauan Masalembu. Setelah letusan Gunung Galunggung pada 1982, ia menulis " Untuk Kita Renungkan ". Lagu " Masih Ada Waktu " juga didasarkan saat kejadian kecelakaan kereta api Bintaro.
Spoiler for Album:
Camellia I (1979)
Camellia II (1979)
Camellia III (1980)
Camellia 4 (1980)
Langkah Berikutnya (1982)
Tokoh-Tokoh (1982)
1984 (1984)
Zaman (1985)
Isyu! (1986)
Menjaring Matahari (1987)
Sketsa Rembulan Emas (1988)
Seraut Wajah (1990)
Kupu-Kupu Kertas (1995)
Cinta Sebening Embun (1995)
Aku Ingin Pulang (1996)
Gamelan (1998)
Balada Sinetron Cinta (2000)
Bahasa Langit (2001)
In Love: 25th Anniversary (2007)
Masih Ada Waktu (2008)
Tembang Country 2 (2009)
Serenade (2013)
Quote:

Quote:

Polling
0 suara
Siapakah yang paling "legend"?
Diubah oleh scarlet.needle 15-01-2016 12:08
0
12.3K
Kutip
65
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan