- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- Gosip Nyok!
Pengalaman Membuka Bisnis Printing


TS
hendriklwww
Pengalaman Membuka Bisnis Printing
Papa saya memiliki percetakan. Sehingga kalau ditanya bisnis apa yang paling saya kenal, akan saya jawab bisnis percetakan. Walaupun saat ini saya menggeluti dunia pasar modal, namun bisnis yang paling saya kenal adalah bisnis percetakan. Karena belasan tahun saya dan kaluarga dihidupi papa dari bisnis itu.
Dan karena kebetulan papa saya sering ngajak ke kantornya, saya sering liat pegawai ngatur kertas, liat cara papa kerja , jadi saya sangat mengerti bagaimana bisnis percetakan itu.
Akhirnya pada saat saya kuliah, tahun kedua, saya mulai berpikir untuk memulai bisnis percetakan. Namun karena masalah modal dan waktu, saya tidak berani langsung terjun ke percetakan. Melainkan mulai dari printing pakai printer EPSON
Dengan modal hanya RP. 1.200.000 saya pergi ke toko komputer pakai motor, beli sebuah printer epson dengan ukuran A4 beserta kertas – kertas print foto, bawa pulang ke kos – kosan, pasang printernya, install softwarentya, dan selesai, sebuah perusahaan printing pun telah tercipta.
Masalah berikutnya, pelangganya siapa ? Saya di kos – kosan tentu tidak ada yang tau saya buka printing.
Ga masalah. Karena kebetulan saya aktif di kemahasiswaan, saya lalu menyebarkan kabar ke teman – teman organisasi. Kalau kalian mau print brosur acara, bisa di tempat kami, harga bersaing, hasil bagus. Saya engga mahalin harganya lho, jangan mentang – mentang yang cetak dari universutas lantas harga dimahalin. Nanti usahanya ga akan bertahan.
Alhasil dalam beberapa hari saja, saya dapat order ratusan ribu rupiah dan hanya dalam satu bulan, semua modal tertutupi bahkan sudah untung. Dari sana terus berlanjut, saya ajak teman lain gabung , nambah modal terus beli printer lagi yang lebih besar sehingga bisa print Ukuran A3. Karena saya melihat di Universitas banyak dipasang poster kegiatan dengan ukuran A3.
Selang hampir setahun berlanngsung, Koperasi mahasiswa membuka kesempatan bagi mahasiswa yang ingin membuka usaha di koperasi mahasiswa dengan sistem bagi hasil. Ya karena sebelumnya kami sudah memiliki hubungan dengan kegiatan kemahasiswaan, kesempatan tersebut langsung kami ambil, dan kantor pertama kami yang resmi adalah di koperasi mahasiswa.
Dan jangan remehkan mahasiswa kalau nge-print, Jumlahnya BESAAAR !!!
Intinya sih tepat sasaran, mahasiswa perlu nge-print, kami sediakan jasa printing. Dengan tentu harga bersaing. Dibanding toko sebelah, harga kurang lebih sama lah 
Tidak berhenti disana, teman saya punya ide, bagaimana kalau kembangkan produk, bukan hanya printing namun juga ada produk asesoris.Kebetulan ada modal hasil usaha, kami lalu beli alat pembuat PIN (asesoris) dan Name Tag (untuk kartu nama/ kartu peserta).
Dari sana kami bisa mengembangkan produk hingga bisa dijual dari medan hingga ke ambon, dengan nama brand PINKERS. Dan ga disangka , saat itu mungkin PIN lagi nge-trend, sebulan kami bisa jual hingga 1000 pin. Lakunya kayak kacang goreng
. Saat ini sudah tidak populer.
Masalah
Kalau anda baca cerita di atas, mungkin enak sekali ya, buka usaha printing trus laku printingnya. Namun masalah pasti ada. Yang namanya printer , tintanya sebenarnya sangat mahal. Ga nutup modal kalau kami pakai tinta asli. Sehingga akhirnya kami memakai tinta non-orisinil. Yang membuat biaya produksi menjadi sangat murah, namun di sisi lain printer menjadi cepat rusak (tetap untung).
Di sisi lain, karena masih kuliah, maka kalau ada printer yang rusak, seringkali kami harus menyisihkan waktu untuk service printer yang rusak pada sela – sela jam kuliah. Dan terus terang ini bukan kerjaan satu orang
Dipalak Preman
Yang namanya preman sepertinya dimana – mana akan selalu ada. Ada saja oknum tertentu yang datang ke tempat kami, tiba – tiba minta uang keamanan. Kami kasi lah beberapa ratus ribu agar ga ribut aja. Ini kita anggap sebagai “biaya lain – lain”
Teman Lanjut S2 Ke Kota Lain
Teman saya orang yang sangat baik, dan jujur, saya tidak pernah menyesal membuka usaha bersama dia. Namun pada suatu ketika dia memutuskan untuk lanjut ke jenjang pendidikan S2 di kota lain. Saya tentu support hal ini.
Semua usaha diserahkan ke saya, namun karena usaha ini bukan usaha satu orang, maka dalam satu posisi saya memutuskan untuk keluar dari usaha printing , apalagi ketika saya melihat bahwa ada usaha lain yang lebih saya minati,yaitu di bidang pasar modal.
Apalagi saat itu saya harus pindah ke kota lain karena calon isteri ada disana
https://rhliembono.wordpress.com/201...snis-printing/
Dan karena kebetulan papa saya sering ngajak ke kantornya, saya sering liat pegawai ngatur kertas, liat cara papa kerja , jadi saya sangat mengerti bagaimana bisnis percetakan itu.
Akhirnya pada saat saya kuliah, tahun kedua, saya mulai berpikir untuk memulai bisnis percetakan. Namun karena masalah modal dan waktu, saya tidak berani langsung terjun ke percetakan. Melainkan mulai dari printing pakai printer EPSON

Dengan modal hanya RP. 1.200.000 saya pergi ke toko komputer pakai motor, beli sebuah printer epson dengan ukuran A4 beserta kertas – kertas print foto, bawa pulang ke kos – kosan, pasang printernya, install softwarentya, dan selesai, sebuah perusahaan printing pun telah tercipta.
Masalah berikutnya, pelangganya siapa ? Saya di kos – kosan tentu tidak ada yang tau saya buka printing.
Ga masalah. Karena kebetulan saya aktif di kemahasiswaan, saya lalu menyebarkan kabar ke teman – teman organisasi. Kalau kalian mau print brosur acara, bisa di tempat kami, harga bersaing, hasil bagus. Saya engga mahalin harganya lho, jangan mentang – mentang yang cetak dari universutas lantas harga dimahalin. Nanti usahanya ga akan bertahan.
Alhasil dalam beberapa hari saja, saya dapat order ratusan ribu rupiah dan hanya dalam satu bulan, semua modal tertutupi bahkan sudah untung. Dari sana terus berlanjut, saya ajak teman lain gabung , nambah modal terus beli printer lagi yang lebih besar sehingga bisa print Ukuran A3. Karena saya melihat di Universitas banyak dipasang poster kegiatan dengan ukuran A3.
Selang hampir setahun berlanngsung, Koperasi mahasiswa membuka kesempatan bagi mahasiswa yang ingin membuka usaha di koperasi mahasiswa dengan sistem bagi hasil. Ya karena sebelumnya kami sudah memiliki hubungan dengan kegiatan kemahasiswaan, kesempatan tersebut langsung kami ambil, dan kantor pertama kami yang resmi adalah di koperasi mahasiswa.
Dan jangan remehkan mahasiswa kalau nge-print, Jumlahnya BESAAAR !!!


Tidak berhenti disana, teman saya punya ide, bagaimana kalau kembangkan produk, bukan hanya printing namun juga ada produk asesoris.Kebetulan ada modal hasil usaha, kami lalu beli alat pembuat PIN (asesoris) dan Name Tag (untuk kartu nama/ kartu peserta).
Dari sana kami bisa mengembangkan produk hingga bisa dijual dari medan hingga ke ambon, dengan nama brand PINKERS. Dan ga disangka , saat itu mungkin PIN lagi nge-trend, sebulan kami bisa jual hingga 1000 pin. Lakunya kayak kacang goreng

Masalah
Kalau anda baca cerita di atas, mungkin enak sekali ya, buka usaha printing trus laku printingnya. Namun masalah pasti ada. Yang namanya printer , tintanya sebenarnya sangat mahal. Ga nutup modal kalau kami pakai tinta asli. Sehingga akhirnya kami memakai tinta non-orisinil. Yang membuat biaya produksi menjadi sangat murah, namun di sisi lain printer menjadi cepat rusak (tetap untung).
Di sisi lain, karena masih kuliah, maka kalau ada printer yang rusak, seringkali kami harus menyisihkan waktu untuk service printer yang rusak pada sela – sela jam kuliah. Dan terus terang ini bukan kerjaan satu orang
Dipalak Preman
Yang namanya preman sepertinya dimana – mana akan selalu ada. Ada saja oknum tertentu yang datang ke tempat kami, tiba – tiba minta uang keamanan. Kami kasi lah beberapa ratus ribu agar ga ribut aja. Ini kita anggap sebagai “biaya lain – lain”
Teman Lanjut S2 Ke Kota Lain
Teman saya orang yang sangat baik, dan jujur, saya tidak pernah menyesal membuka usaha bersama dia. Namun pada suatu ketika dia memutuskan untuk lanjut ke jenjang pendidikan S2 di kota lain. Saya tentu support hal ini.
Semua usaha diserahkan ke saya, namun karena usaha ini bukan usaha satu orang, maka dalam satu posisi saya memutuskan untuk keluar dari usaha printing , apalagi ketika saya melihat bahwa ada usaha lain yang lebih saya minati,yaitu di bidang pasar modal.
Apalagi saat itu saya harus pindah ke kota lain karena calon isteri ada disana
https://rhliembono.wordpress.com/201...snis-printing/


anasabila memberi reputasi
1
8.8K
1
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan