- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
WOW Mahasiswa Ini mendukung Bullying dalam OSPEK Gan !!


TS
Kacank87
WOW Mahasiswa Ini mendukung Bullying dalam OSPEK Gan !!
Quote:
Note :
Thread ini bersifat antisipatif.
Tujuannya sebagai pengingat/pembelajaran terutama bagi para panitia OSPEK yg akan menjalankan OSPEK agar tidak terjadi penyimpangan yang berujung merugikan bagi senior dan junior itu sendiri.
Mengingat korban-korban OSPEK sblmnya karena kesalahan atau penyimpangan pd sistem OSPEK yg dibentuk.
#StopBullying
Thread ini bersifat antisipatif.
Tujuannya sebagai pengingat/pembelajaran terutama bagi para panitia OSPEK yg akan menjalankan OSPEK agar tidak terjadi penyimpangan yang berujung merugikan bagi senior dan junior itu sendiri.
Mengingat korban-korban OSPEK sblmnya karena kesalahan atau penyimpangan pd sistem OSPEK yg dibentuk.
#StopBullying
Quote:
Thread2 yang berhubungan dgn Ospek yg bs dijadikan pembelajaran:
Maba ITN 2013 Tewas
Dendam Kesumat Karena OSPEK
[#StopMOSBullying] Mendikbud harus stop bullying dan kekerasan dalam MOS
Maba ITN 2013 Tewas
Dendam Kesumat Karena OSPEK
[#StopMOSBullying] Mendikbud harus stop bullying dan kekerasan dalam MOS

Isi lengkapnya :
Quote:
DI TAMBANG, KAMI SUKSES KARENA OSPEK
Belakangan ini marak beredar postingan dengan hastag #StopBullying, berkaitan dengan akan datangnya masa orientasi Mahasiswa Baru di berbagai kampus di Indonesia.
Sebenarnya letak permasalahan bukan pada penyelenggara ospek nya, tetapi malahan si peserta ospek itu sendiri.
Lah wong belum apa2 tahu gak gimana ospek itu sebenarnya udah kedoktrin sendiri kalo ospek itu serem, mulai dari ngeshare hastag #StopBullying, sampe ketakutan gak mau ikutan.
Dilanjutkan dengan mengintimidasi khalayak ramai bahwa ospek itu hanya menghasilkan mudharat.
Padahal ospek itu sendiri sebenarnya seru bagi orang2 yang menikmati, bahkan menorehkan kenangan khusus pada bagian bully membully.
Lah sekarang gini, kita pikir aja baek2 ya. Penyelenggara ospek adalah mahasiswa yang lulus ujian saringan nasional, yang mempunyai kecerdasan diatas rata-rata. Masa mereka mau menyia-nyiakan karirnya hanya dengan menyakiti atau membunuh adik tingkatnya sendiri?
Mereka juga berpikir seribu kali kalau mau membully adik2 tingkatnya secara kelewatan.
Toh juga seusai ospek pasti ada agenda keakraban dan maaf2an, malahan seusai ospek hubungan senior junior makin erat.
Lah wong ospeknya gak pake kontak fisik ya ngapain dipermasalahin?
Dear junior yang sangat lemah, apakah kalian kira, bullying adalah perusak moral anak bangsa? Yang kalian dengar dari teori para pakar-pakar psikolog dan sosiolog?
Kami para senior lebih tahu banyak dibandingkan para psikolog dan sosiolog itu asal kalian tahu.
Psikolog dan sosiolog hanya teori, sedangkan Kami memegang teguh yang namanya pengalaman.
Justru kebalikan, dengan bullying kami menjadi kuat mental dan fisik. Kami tidak akan jatuh meskipun senior kami dulu menghina kami. Sekedar push up dan sit up tidak akan membunuh kami.
Bukankah Allah menyukai hambaNya yang kuat?
Apakah mental dan fisik kalian sudah kuat, para junior yang lemah?
Think again.
Dear junior yang sangat bodoh, apakah kalian masih mengira bahwa mahasiswa tugasnya hanya mengemban ilmu teoritis?
Inget sama etika? Yang nilainya lebih tinggi dari apapun, bahkan ilmu pengetahuan sekalipun?
Dengan bullying, kami diajarkan cara menghormati orang yang lebih tua, menghormati para penduduk lama, dan menghormati orang yang lebih berpengalaman.
Kami diajarkan untuk tidak pernah melawan kepada senior kami, walaupun senior salah. Kami diajarkan cara yang sopan santun bagaimana cara mengingatkan orang yang salah apalagi dengan yang lebih tua.
Kalian sadar bangsa ini mulai bobrok akibat tidak ada lagi orang yang menghormati orang tua? Zaman sekarang orang kaya dan orang berilmu lebih dihargai daripada orang yang lebih tua.
Menyapa tukang sampah yang usianya lebih tua pake bentak2, giliran menyapa pengusaha muda pake nunduk2.
Dear junior yang tak tahu apa-apa, apakah bagi kalian yang terpenting hanyalah belajar? Apakah penempaan fisik dan mental tidak diperlukan? Apakah etika tidak penting? Karena kalian seorang akademisi?
Jadi dokter percuma kalo badan loyo sakit2an.
Jadi engineer percuma kalo loyo dan gak punya mental.
Jadi guru percuma kalo gak punya mental dan putus asa mendidik anak muridnya.
Jadi peneliti percuma kalo gak punya etika.
Think again.
Junior yang berusaha menghindari ospek hanyalah orang yang lemah, dan tidak punya nyali.
Termasuk yang mencoba mengintimidasi orang orang bahwa ospek itu buruk, bahkan sampai disuruh melawan.
Ya dari nilai kehidupan aja deh. Dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung. Yang namanya orang baru ya mesti ikut aturan orang lama. Sama aja kalo kalian main ke desa suku orang pedalaman, masa kalian yang buat peraturan setempat? Kan lucu.
Kita tidak akan tahu dimana kita selanjutnya memijak bumi untuk menjunjung langit. Bersyukurlah kalo pas masuk kuliah bumi yg dipijak masih sedikit bergelombang. Tapi kalau sudah masuk ke kehidupan nyata, bumi yang dipijak bisa aja berduri. Apakah kalian siap untuk menginjak bumi yang berduri? Menginjak yang bergelombang saja belum tentu sanggup.
Dunia nyata pasti berbanding jauh terhadap dunia kampus. Di dunia nyata bahkan lebih kejam daripada sekedar bullying. Makanya seniornya membekali junior untuk dapat menjadi Mahasiswa yang Cerdas, Kuat, Tangguh dan tidak mudah berputus asa, serta memiliki etika yang baik yang berguna untuk kesuksesan di masa depan.
Kami senior hanya ingin kalian mengerti nilai kehidupan, tata krama dan kedisiplinan. Tidak lebih hanya itu.
Makanya jaman dulu kalau orang kuliahan pasti sukses. Lah jaman sekarang, udah gak ada lagi yang gitu2an, disiplin aja udah gak ada lagi mahasiswanya.
Berkaca dengan ospek di tambang, yang pasti lebih ekstrim dari biasanya. Kerjaan kami bukan sembarang kerjaan. Bukan di depan laptop dibawah AC, melainkan di depan debu dan di bawah matahari, bahkan jam kerja kami lebih ekstra.
dituntut jadi pekerja keras, kuat fisik dan mental, plus harus pintar lagi, gimana jadinya kalo anak tambang loyo2, dibentak sedikit sama atasan di lapangan langsung loyo, gampang putus asa. Apalagi gak punya etika dan sopan santun?
Ya habis lah, walaupun lulusan cumlaude sekaipun, IQ nya diatas 200, toeflnya 600 dan lain sebagainya.
Di tambang ya seniornya harus keras. Keras itu tegas, bukan berarti menindas.
Gak taulah ya kalo jurusan lain yang gak butuh kekompakan, kekeluargaan, disiplin dan sopan santun hehe
Mulai sekarang, untuk semua juniorku, berhentilah merengek!
Bagaimana pendapat Agan-agan ?
Flashback kasus2 ospek ditahun-tahun kemarin :
Kasus Fikri Maba ITN yg tewas: http://www.kaskus.co.id/post/5296e53...cb17e35e000104
orang psikolog dan sosiolog
pasti tersinggung jika membaca bgian ini.
Quote:
" Dear junior yang sangat lemah, apakah kalian kira, bullying adalah perusak moral anak bangsa? Yang kalian dengar dari teori para pakar-pakar psikolog dan sosiolog?
Kami para senior lebih tahu banyak dibandingkan para psikolog dan sosiolog itu asal kalian tahu.
Psikolog dan sosiolog hanya teori, sedangkan Kami memegang teguh yang namanya pengalaman".
Spoiler for spoiler:
Quote:
Pendapat ane Pribadi :
Hmm ..
Ane udh pernah ngerasain jadi Junior dan Senior
Jujur ane memang ga suka di bully maka dari itu ane saat jadi senior enggan membully
bahkan misi ane masuk dalam jajaran panitia Ospek di kampus ane dulu adalah untuk Stop Bullying tp gagal.
Karena kalah voting dgn yg lain.
menurut ane bukan jalan satu2 nya kok . masih banyak jalan menuju puncak gunung.
bukannya ane phobia gan


Haii para Senior yg Jiwa bully nya tinggi serta haus hormat.
sekian opini ane

komentar ngakak :
Spoiler for spoiler:
Quote:
Original Posted By sigobezz►yg masih membela bully sih karena dia masih hidup. coba dulunya pas di bully terus mati. kaga bisa cerita kan 

tolong bantu Rate Gan
ane ingin tahu semua opini masyarakat Indonesia dari berbagai elemen masyarakat


Pro dan kontra :
Spoiler for spoiler:
Quote:
Quote:
Original Posted By jeezcbr►Terus kasus di IT*, Uni*a, STP*, IPD*, STI*, gimana? Sepenuhnya salah maba, gitu?
Karena mental dan fisiknya yang lemah?
Dengan semakin banyaknya kasus kekerasan saat ospek, menunjukkan bahwa ospek membuka peluang besar para seniornya untuk melakukan tindak kriminal, bahkan dalam kasus parah bisa sampe ke sex harassment. Sangat jauh dari tujuan awal ospek, yang katanya "membangun mental" para maba itu.
Mungkin di kampus situ para seniornya nggak akan sampe melakukan penyimpangan, tapi senior di kampus lain gimana? Maba-maba di kampus lain gimana? Kan belum tentu 'sebijak' dan 'sedewasa' situ.
Ospek itu cuma melestarikan budaya feodal, dimana yang muda harus tunduk sama yang tua, terlepas si tua salah atau benar. Memang betul maba jadi bisa lebih tunduk sama senior-seniornya, tau etika dan sopan santun sama orang yang lebih tua, tapi apa efektif kalo dilakukan dalam waktu singkat dan di bawah tekanan? Gak menjamin setelah ospek perilaku-perilaku buruk maba bisa hilang begitu aja.
Masalah keakraban antara senior dan junior juga, bisa tuh dipupuk saat maba mulai melakukan aktivitas di kampus. Apa harus dilakukan ospek dulu baru mahasiswanya bisa akrab? Kan nggak.
Kenangan tersendiri karena ada bullying? Iya, mungkin untuk beberapa orang, tapi untuk maba yang malah jadi trauma, gimana? Mungkin situ akan mengeluarkan statement, "Ya itu sih salah mabanya sendiri, jadi maba kok cemen, mental tempe." Lha maba itu dididik di lingkungan yang berbeda-beda, kondisi fisiknya juga berbeda-beda, masa mau menyalahkan kedua hal yang udah terbentuk dari sononya?
Ini bukan dunia militer. Daripada ospek atau plonco-ploncoan, kenapa gak fokus ke pemberian motivasi, brainstroming, dan character building maba dengan cara yang lebih menyenangkan?
Just my 2 cents.
Karena mental dan fisiknya yang lemah?
Dengan semakin banyaknya kasus kekerasan saat ospek, menunjukkan bahwa ospek membuka peluang besar para seniornya untuk melakukan tindak kriminal, bahkan dalam kasus parah bisa sampe ke sex harassment. Sangat jauh dari tujuan awal ospek, yang katanya "membangun mental" para maba itu.
Mungkin di kampus situ para seniornya nggak akan sampe melakukan penyimpangan, tapi senior di kampus lain gimana? Maba-maba di kampus lain gimana? Kan belum tentu 'sebijak' dan 'sedewasa' situ.
Ospek itu cuma melestarikan budaya feodal, dimana yang muda harus tunduk sama yang tua, terlepas si tua salah atau benar. Memang betul maba jadi bisa lebih tunduk sama senior-seniornya, tau etika dan sopan santun sama orang yang lebih tua, tapi apa efektif kalo dilakukan dalam waktu singkat dan di bawah tekanan? Gak menjamin setelah ospek perilaku-perilaku buruk maba bisa hilang begitu aja.
Masalah keakraban antara senior dan junior juga, bisa tuh dipupuk saat maba mulai melakukan aktivitas di kampus. Apa harus dilakukan ospek dulu baru mahasiswanya bisa akrab? Kan nggak.
Kenangan tersendiri karena ada bullying? Iya, mungkin untuk beberapa orang, tapi untuk maba yang malah jadi trauma, gimana? Mungkin situ akan mengeluarkan statement, "Ya itu sih salah mabanya sendiri, jadi maba kok cemen, mental tempe." Lha maba itu dididik di lingkungan yang berbeda-beda, kondisi fisiknya juga berbeda-beda, masa mau menyalahkan kedua hal yang udah terbentuk dari sononya?
Ini bukan dunia militer. Daripada ospek atau plonco-ploncoan, kenapa gak fokus ke pemberian motivasi, brainstroming, dan character building maba dengan cara yang lebih menyenangkan?
Just my 2 cents.
Quote:
Original Posted By robbyren►Sungguh miris melihat junior2 yg sekarang.. Mereka seperti anak bau kencur yang ketakutan sekali pada MOS..
Padahal klo ditelusuri bullying pada MOS membantu membentuk mental dan kemampuan berpikir junior yg alay.. Ane pernah membullying teman ane dan lihat sekarang dia menjadi orang yang sukses dan berhasil.. Seandainya ane tidak membullying dia mungkin akan lain ceritanya..
Padahal klo ditelusuri bullying pada MOS membantu membentuk mental dan kemampuan berpikir junior yg alay.. Ane pernah membullying teman ane dan lihat sekarang dia menjadi orang yang sukses dan berhasil.. Seandainya ane tidak membullying dia mungkin akan lain ceritanya..
Quote:
Original Posted By chieocean►Ospek untuk mental oke...
Ospek pake acara pukul dan segala macam bentuk kekerasan lebig baik daftar jd TNI....
INGAT PEMBENTUKAN MENTAL MAHASISWA BUKAN LEWAT KEKERASAN FISIK (pukul, tendang dsb). <<<----Mo jd petarung UFC ato mau jadi Mahasiswa yg anarkis?
Klo dibilang biar kuat fisik di dunia kerja...itu bull of shit. Gak ada jaminan bisa kuat fisik di dunia kerja klo model ospek sampe melibatkan kegiatan fisik yg melebihi batas ( baca lagi kasus Maba meninggal).
Itu aja...bagi yg LOGIKAnya maen tanpa hati nurani mending diem aja.
Ospek pake acara pukul dan segala macam bentuk kekerasan lebig baik daftar jd TNI....
INGAT PEMBENTUKAN MENTAL MAHASISWA BUKAN LEWAT KEKERASAN FISIK (pukul, tendang dsb). <<<----Mo jd petarung UFC ato mau jadi Mahasiswa yg anarkis?
Klo dibilang biar kuat fisik di dunia kerja...itu bull of shit. Gak ada jaminan bisa kuat fisik di dunia kerja klo model ospek sampe melibatkan kegiatan fisik yg melebihi batas ( baca lagi kasus Maba meninggal).
Itu aja...bagi yg LOGIKAnya maen tanpa hati nurani mending diem aja.
Quote:
Original Posted By gusairi►Ane juga pekerja di tambang, dan sdh 15 tahun lbh kerja di tambang, gak ada tuh ospek2an seperti yang terjadi belakangan ini. Ospek di tambang lebih ke pembinaan mental dan fisik, karena itu bekerja sama dengan TNI dalam pembinaan mentalnya. Sangatlah berbeda dan di salah artikan kalau pembinaan mentalnya di anggap sama. Sudah terbukti Ospek di kalangan pelajar / mahasiswa bahkan membawa korban, pembinaan yang kebablasan. Misal, saya lihat adik2 ospek jaman sekarang diharuskan pakai Topi yang aneh, atau pakai pakaian yang lucu2. Apa yang bisa di dapatkan dari hal itu, tak lebih dari ajang balas dendam karena mereka dulu juga di perlakukan sama, dipermalukan! ya, di permalukan! Ini cuma aja ajang balas dendam yang turun menurun. Saya dukung di hapus saja, di luar negeri yang sama nya Ospek tidak seperti itu.
Quote:
Original Posted By RobRon►menurut pengalaman ane, ospek itu cukup membantu buat membantu maba buat lebih disiplin mengikis sisa sisa kekanak kanakan jiwa SMU nya.
dengan catatan tanpa kekerasan fisik
ane dulu ospek ga bawa apa apa cuma bawa diri dan mulai dari jam 5 pagi turun dari kendaraan bisa sampai jam 9 lewat baru sampai di ruangan orientasi, sepanjang jalan kita di bully tanpa kekerasan fisik kalau olah fisik memang ada tp ga parah2 amat seperti jalan jongkok, tiarap, pose aneh dll dll.
dan hasilnya keliatan banget, ane yg td nya culun abis bisa lebih PD sejak ospek.
dan yg terpenting adalah hubungan antara junior senior yg akrab penuh hormat.
beda dgn jaman sekarang yg tanpa ospek, ane tau krn ane jg staff di kampus ane. hubungan junior senior benar2 kacau, tidak ada sopan2 nya junior terhadap orang yg lebih tua, jangan kan terhadap senior, terhadap dosen pun seperti tidak berpendidikan bagaimana cara mereka menghadapi orang yg lebih tua.
mental pun tidak terbentuk, hanya bisa ngedumel tanpa bisa mengambil keputusan. yg pada ospek kami diajarkan cara mengambil keputusan walau agak ekstrim.
ane ospek selama 2 mgg full plus (kampus + fakultas) ditambah 1 Tahun ospek informal (tetap tanpa kekerasan fisik) jd benar2 tau sifat senior dan akhirnya setelah lulus (semua jg ngalamin) berasa banget senior yg duluan lebih mapan pasti selalu bantu kalau kita ada kesulitan terutama di bidang pekerjaan, koneksi dll. karena mereka ngaku kalau kenal kita pas saat ospek saja dan ga pernah ketemu lagi sejak ospek itu. mereka jg sering ngaku kl mereka hanya kenal angkatan kita saat ospek (tanpa tau individu nya) tp tetep bantu.
nah adik2 yg ga di ospek selain susah dibantu krn senior nya jg ga tau siapa mereka, sudah denger kelakuan mental SMA mereka yg ga ilang ilang selama kuliah dan terlebih parah junior jg ngaku ga kenal senior nya (padahal ga beda jauh) jd males arau segan banget buat minta bantuan, malah dalam suasana kerja di fak keilmuan ane dkk yg sering banget saling membutuhkan antar teman sejawat mereka menjelek jelekan senior nya. beda dengan kita yg walau tau adakalanya senior tersebut rada ga bener tp seengganya jgn menjelakan, kalau tidak mau mendukung yah paling tidak di berikan pendapat diplomatis.
intinya, ane jujur blm dapat melihat ospek dapat digantikan dengan kegiatan lain (bukan tidak ada tp belum pernah melihat, bedakan ya gan) dan selama tidak ada kekerasan fisik seperti seperti main tangan atau kaki atau pelecehan lain, ospek masih bisa didapatkan sisis positif nya.
sekedar tambahan cerita, saat waktu ospek selesai jam 6 sore teng, kita yg tadi nya dikerjain habis habisan, tenaga dah abus, vesok harus ospek lagi, setelah jam 6, waktu nya pulang, kita dikumpulkan buat jaga teman teman yg perempuan dan suasana berubah 180 derajat, senior seperti teman, kakak sendiri dan Pelindung dengan batasan sopan santun sesuai umur.
kalau ada senior yg melakukan kekerasan fisik sepertinya senior tersebut yg harus di ospek ulang, kalau perlu dibinasakan saja
dengan catatan tanpa kekerasan fisik
ane dulu ospek ga bawa apa apa cuma bawa diri dan mulai dari jam 5 pagi turun dari kendaraan bisa sampai jam 9 lewat baru sampai di ruangan orientasi, sepanjang jalan kita di bully tanpa kekerasan fisik kalau olah fisik memang ada tp ga parah2 amat seperti jalan jongkok, tiarap, pose aneh dll dll.
dan hasilnya keliatan banget, ane yg td nya culun abis bisa lebih PD sejak ospek.
dan yg terpenting adalah hubungan antara junior senior yg akrab penuh hormat.
beda dgn jaman sekarang yg tanpa ospek, ane tau krn ane jg staff di kampus ane. hubungan junior senior benar2 kacau, tidak ada sopan2 nya junior terhadap orang yg lebih tua, jangan kan terhadap senior, terhadap dosen pun seperti tidak berpendidikan bagaimana cara mereka menghadapi orang yg lebih tua.
mental pun tidak terbentuk, hanya bisa ngedumel tanpa bisa mengambil keputusan. yg pada ospek kami diajarkan cara mengambil keputusan walau agak ekstrim.
ane ospek selama 2 mgg full plus (kampus + fakultas) ditambah 1 Tahun ospek informal (tetap tanpa kekerasan fisik) jd benar2 tau sifat senior dan akhirnya setelah lulus (semua jg ngalamin) berasa banget senior yg duluan lebih mapan pasti selalu bantu kalau kita ada kesulitan terutama di bidang pekerjaan, koneksi dll. karena mereka ngaku kalau kenal kita pas saat ospek saja dan ga pernah ketemu lagi sejak ospek itu. mereka jg sering ngaku kl mereka hanya kenal angkatan kita saat ospek (tanpa tau individu nya) tp tetep bantu.
nah adik2 yg ga di ospek selain susah dibantu krn senior nya jg ga tau siapa mereka, sudah denger kelakuan mental SMA mereka yg ga ilang ilang selama kuliah dan terlebih parah junior jg ngaku ga kenal senior nya (padahal ga beda jauh) jd males arau segan banget buat minta bantuan, malah dalam suasana kerja di fak keilmuan ane dkk yg sering banget saling membutuhkan antar teman sejawat mereka menjelek jelekan senior nya. beda dengan kita yg walau tau adakalanya senior tersebut rada ga bener tp seengganya jgn menjelakan, kalau tidak mau mendukung yah paling tidak di berikan pendapat diplomatis.
intinya, ane jujur blm dapat melihat ospek dapat digantikan dengan kegiatan lain (bukan tidak ada tp belum pernah melihat, bedakan ya gan) dan selama tidak ada kekerasan fisik seperti seperti main tangan atau kaki atau pelecehan lain, ospek masih bisa didapatkan sisis positif nya.
sekedar tambahan cerita, saat waktu ospek selesai jam 6 sore teng, kita yg tadi nya dikerjain habis habisan, tenaga dah abus, vesok harus ospek lagi, setelah jam 6, waktu nya pulang, kita dikumpulkan buat jaga teman teman yg perempuan dan suasana berubah 180 derajat, senior seperti teman, kakak sendiri dan Pelindung dengan batasan sopan santun sesuai umur.
kalau ada senior yg melakukan kekerasan fisik sepertinya senior tersebut yg harus di ospek ulang, kalau perlu dibinasakan saja
Quote:
Original Posted By zhaaoyun►Aneh malah bilang ga usah ada ospek apalagi macem senat atau bem ga butuh juga tujuan utama kuliah kan lulus..
Lagi jg gw rasa manusia punya otak lah yah dia merasa fisik dia lemah dia bs kuatin sendiri dia merasa krg cerdas dia belajar dia berasa mental lemah dia bs belajar jg buat nguatin
Jjr aja gw jg pernah itut ospekan beginian ampir 5x bkn krn mo sok eksis tp krn emng gw sk gunung dan gw rasa gada gunanya toh mana katanya saling kenal saling dekat saling bantu ga ada tuh temen gw bertahun" kuliah ga lulus" gada yg bantu tuh dr senior doi,begt lulus dia blg mnta kesenior lgy pada gada ujung ujungnya mnta sama babe gw lewat gw yg notabene gw kupu-kupu dan bs masuk skrg ud enak di sin*rm*sl*nd th*mr*n
Ga butuh lah yg kek gt kalau gw rasa buat apa buang buang wkt temen gw yg laen ga ikut ikut kyk giitu malah cumlaude ip ampir sentuh empat bgt lulus lgsg masuk c*mb n*ag* ga sampe 2 taun promote ke manager...
Coba bandingin yg cumalude itu mank pd aktip apa dihal hal kek gt? Pembentukan mental apanya tetep aja diputusin cewe menye menye
Kalau kata om gw yah selama lw masi idup di kota lw masi enak selama lw belom kelilingin utan di sumatra berkilo kilo tanpa alas kaki lw ga usah ngmg deh soal fisik sama mental... Anak kota sok kuat... Dan jjr aja doi skrg pabriknya dimana dimana di kalimantan kalau lagy kumpul bareng doi keluarin duit 100rban ude kyk keluarin duit seribuan... Menurut om gw sih kayak gitu
Menurut babe gw jg ga perlu tuh ospek ospekan juga apalgi pake pake pernak pernik aneh bin tolol yg bikin doi selalu ketawa kalau liat itu pernak pernik... doi jg cerita tuh selama kuliah ga pernah ikut ikut kek gt tipe kupu-kupu doi, doi jg ngmg tuh selama masi tinggal dirumah dan disediain fasilitas utk kuliah ga usah bnyk ikut ikut yg aneh aneh... Pas kerja awalnya doi ngerangkak beudh dari yg namanya dilapangan terus ampe bentuknya kek gembel sampe manjat manjat ujung tower crane dan sekarang udah jadi org penting ditmpt dia kerja (yg ane sebut diatas)
Makanya ane malah males liat ospekan begitu gada gunanya lw susah cari kerja keluarga lw sendiri yg nolong, lw butuh ketenangan hati keluarga lw jg yg nolong, jd buat apa yg kek gt? Pelatihan mental? Pelatihan fisik? GA PERLU PAK DE, lw maw sehat? Fisik bagus? Fitness sono cari yg murah yg gada homonya pasti dikasi ama org tua selama bener, pelatihan mental? Lw kira cukup cuma 3 hari 2 malam? Bertahun tahun coi dan beribu pengalaman mesty lw alaamin baru kebentuk mentalu , coba itu bocah bocah senat tiap ari suru jalan puluhan kilo tanpa alas kaki di hutan dikalimantan sanggup kaga, coba suru panjat tower crane keujungnya cuma dililitin tambang doang dipinggang bs kaga?
First page gan kalau perlu post ini diwall itu orang kalau die temen ente
Lagi jg gw rasa manusia punya otak lah yah dia merasa fisik dia lemah dia bs kuatin sendiri dia merasa krg cerdas dia belajar dia berasa mental lemah dia bs belajar jg buat nguatin
Jjr aja gw jg pernah itut ospekan beginian ampir 5x bkn krn mo sok eksis tp krn emng gw sk gunung dan gw rasa gada gunanya toh mana katanya saling kenal saling dekat saling bantu ga ada tuh temen gw bertahun" kuliah ga lulus" gada yg bantu tuh dr senior doi,begt lulus dia blg mnta kesenior lgy pada gada ujung ujungnya mnta sama babe gw lewat gw yg notabene gw kupu-kupu dan bs masuk skrg ud enak di sin*rm*sl*nd th*mr*n
Ga butuh lah yg kek gt kalau gw rasa buat apa buang buang wkt temen gw yg laen ga ikut ikut kyk giitu malah cumlaude ip ampir sentuh empat bgt lulus lgsg masuk c*mb n*ag* ga sampe 2 taun promote ke manager...
Coba bandingin yg cumalude itu mank pd aktip apa dihal hal kek gt? Pembentukan mental apanya tetep aja diputusin cewe menye menye
Kalau kata om gw yah selama lw masi idup di kota lw masi enak selama lw belom kelilingin utan di sumatra berkilo kilo tanpa alas kaki lw ga usah ngmg deh soal fisik sama mental... Anak kota sok kuat... Dan jjr aja doi skrg pabriknya dimana dimana di kalimantan kalau lagy kumpul bareng doi keluarin duit 100rban ude kyk keluarin duit seribuan... Menurut om gw sih kayak gitu
Menurut babe gw jg ga perlu tuh ospek ospekan juga apalgi pake pake pernak pernik aneh bin tolol yg bikin doi selalu ketawa kalau liat itu pernak pernik... doi jg cerita tuh selama kuliah ga pernah ikut ikut kek gt tipe kupu-kupu doi, doi jg ngmg tuh selama masi tinggal dirumah dan disediain fasilitas utk kuliah ga usah bnyk ikut ikut yg aneh aneh... Pas kerja awalnya doi ngerangkak beudh dari yg namanya dilapangan terus ampe bentuknya kek gembel sampe manjat manjat ujung tower crane dan sekarang udah jadi org penting ditmpt dia kerja (yg ane sebut diatas)
Makanya ane malah males liat ospekan begitu gada gunanya lw susah cari kerja keluarga lw sendiri yg nolong, lw butuh ketenangan hati keluarga lw jg yg nolong, jd buat apa yg kek gt? Pelatihan mental? Pelatihan fisik? GA PERLU PAK DE, lw maw sehat? Fisik bagus? Fitness sono cari yg murah yg gada homonya pasti dikasi ama org tua selama bener, pelatihan mental? Lw kira cukup cuma 3 hari 2 malam? Bertahun tahun coi dan beribu pengalaman mesty lw alaamin baru kebentuk mentalu , coba itu bocah bocah senat tiap ari suru jalan puluhan kilo tanpa alas kaki di hutan dikalimantan sanggup kaga, coba suru panjat tower crane keujungnya cuma dililitin tambang doang dipinggang bs kaga?
First page gan kalau perlu post ini diwall itu orang kalau die temen ente
Lanjutan Page One > Click
Thread Update : 14-Juli-2015:
Quote:
Sepertinya postingan original tggl 10 juli telah di hapus

Quote:
Para Psikolog ikut nimbrug tenyata
bahkan penulis senior di Mizan ikutan



Jgn Lupa



Diubah oleh Kacank87 14-07-2015 22:02


tien212700 memberi reputasi
1
99K
Kutip
1.1K
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan