- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Ini Kisahku, Anak Muslim yang Seumur Hidup Dididik di Sekolah Katolik


TS
hometownglory
Ini Kisahku, Anak Muslim yang Seumur Hidup Dididik di Sekolah Katolik
Quote:


Quote:
1. Makasih buat momod funk, SuperDong, gegep, Misael524288yg kebijaksanaanya udah ngebuka trit ane lagi.
2. Makasih juga buat agan yg ane lupa namanya karena postnya diapus yg udah bela dan dukung trit ane buat diselamatkan
3. Agan2 yg udah ngasih rate, abu gosok dan cendol, makasih banyak yah
bukan sombong, ane mau SS tapi cara nampilinnya ane gatau
2. Makasih juga buat agan yg ane lupa namanya karena postnya diapus yg udah bela dan dukung trit ane buat diselamatkan

3. Agan2 yg udah ngasih rate, abu gosok dan cendol, makasih banyak yah


Quote:
Ane berharap dengan dibuka laginya trit ini, makin bawa berkah buat agan2 kaskus dan tentunya Indonesia



Quote:
DISCLAIMER
Quote:
1. Karena cukup banyak agan2 yg mungkin kelewat baca, atau juga ga ngebaca, trit ini adalah kisah nyata dari seorang Ganis Rumpoko
2. TS merupakan seorang non-muslimdan dr awal ane bikin trit ini bukan mau dapet cendol dan popularitas, judul trit yg awalnya jadi kontroversi cuma biar banyak yg baca dan pikirannya kebuka.
3. Dibaca juga sharing nyata dari kaskuser lain yg udah mampir ditrit ini yg ada di post #1 dan post #7
2. TS merupakan seorang non-muslimdan dr awal ane bikin trit ini bukan mau dapet cendol dan popularitas, judul trit yg awalnya jadi kontroversi cuma biar banyak yg baca dan pikirannya kebuka.
3. Dibaca juga sharing nyata dari kaskuser lain yg udah mampir ditrit ini yg ada di post #1 dan post #7
Quote:
Ane tersentuh dan terdorong buat share bahwa sebenarnya jaga persatuan dengan berbagai perbedaan di Indonesia ini mudahdimulai dari pergaulan sehari2 tanpa membeda2kan, tanpa banyak aturan untuk saling menjauhkan.
Sepenggal Kisah Dariku, Anak Muslim yg Seumur Hidup Dididik di Sekolah Katolik
Quote:
Prolog
Quote:
Meski berasal dari keluarga Muslim, entah kenapa ibuku memilih menyekolahkanku di sekolah swasta Katolik. Ketika aku tanya, beliau beralasan: biar kamu lebih disiplin. Sekolah yg dikelola oleh seminari tersebut memang dikenal dengan disiplinnya yg tinggi di kotaku. Namun di balik keketatan peraturan itu, tentu ada banyak kehangatan yg dirasakan murid-muridnya. Tak terkecuali oleh anak Muslim sepertiku yg bersekolah di sana.
Quote:
Ini Kisahku
Quote:
Pertanyaan yg banyak kuterima: “Waktu pelajaran Agama, kamu gimana?”
Quote:
Quote:

Salah satu kegiatan tapi kami yg bukan katolik tidak perlu ikut
Dari SD hingga SMA, aku tumbuh dan mengenyam pendidikan di sekolah Katolik. Selama itu pula, aku sering mendapat pertanyaan dari teman-teman di luar sekolah. “Kamu waktu pelajaran Agama gimana?”Mungkin baygan mereka, aku harus menghafal doa-doa atau isi kitab Injil. Padahal tentu saja tidak demikian. Pelajaran Agama yg kami terima dulu lebih menyentuh universitalitas ketuhanan. Sementara untuk kegiatan keagamaan yg bersifat praktis, ada waktunya sendiri. Pada saat-saat tertentu, mereka yg Katolik akan misa di kapel, sementara kami yg non-Katolik tidak diwajibkan untuk ikut.
Untuk kegiatan agama kami yg Muslim juga punya kelas tersendiri, dengan pengajar yg disediakan juga oleh sekolah. Waktu ujian kelulusan pun, aku masih ingat ada ujian praktik sholat dan bacaan surat-surat pendek. Ini karena setiap sekolah Katolik diwajibkan oleh undang-undang untuk menyediakan kelas agama bagi para siswa yg tidak beragama Katolik, jika siswa tersebut telah mencapai jumlah tertentu di sekolah.
Untuk kegiatan agama kami yg Muslim juga punya kelas tersendiri, dengan pengajar yg disediakan juga oleh sekolah. Waktu ujian kelulusan pun, aku masih ingat ada ujian praktik sholat dan bacaan surat-surat pendek. Ini karena setiap sekolah Katolik diwajibkan oleh undang-undang untuk menyediakan kelas agama bagi para siswa yg tidak beragama Katolik, jika siswa tersebut telah mencapai jumlah tertentu di sekolah.
Quote:
Meski Muslim, aku tahu rasanya jadi minoritas. Berada di antara teman-teman dengan latar belakang berbeda bikin kami paham keunikan satu sama lain.
Quote:
Quote:

Bisa paham keunikan satu sama lain
Sebenarnya, bukan hanya aku yg tidak beragama Katolik di sekolah tersebut. Selain kami yg Muslim, masih ada juga teman-teman yg beragama Kristen (protestan), Hindu, Buddha, Konghucu, dan jumlahnya pun tidak sedikit.Sama seperti murid Muslim, mereka juga punya jadwal khusus untuk kegiatan keagamaan masing-masing. Tentu ini sangat menyenangkan. Saat ada hari besar keagamaan, selalu saja bergantian datang ke rumah yg sedang merayakan. Saat Lebaran, misalnya, tak sedikit teman-teman yg datang ke rumahku untuk mengucapkan selamat dan makan opor ayam di rumah. Waktu Natal atau Imlek, giliran aku yg datang untuk mengucapkan selamat dan menikmati hidangan di rumah mereka.
Memang sih, kesulitan terbesar yg aku hadapi adalah susah cari pacar yg seiman. Sekalinya ada teman keren yg ditaksir dan sepertinya dia juga suka, hanya bisa dipendam dan jadi teman. Daripada pacaran beda agama, urusannya ribet, lebih baik mencintai diam-diam. Tapi niat awal kami ‘kan memang sekolah, bukan cari pacar. Jadi hal begini disikapi santai saja. Urusan jodoh masih panjang dan sudah ada yg ngatur!
Memang sih, kesulitan terbesar yg aku hadapi adalah susah cari pacar yg seiman. Sekalinya ada teman keren yg ditaksir dan sepertinya dia juga suka, hanya bisa dipendam dan jadi teman. Daripada pacaran beda agama, urusannya ribet, lebih baik mencintai diam-diam. Tapi niat awal kami ‘kan memang sekolah, bukan cari pacar. Jadi hal begini disikapi santai saja. Urusan jodoh masih panjang dan sudah ada yg ngatur!
Quote:
Di bulan puasa, sekolah masuk seperti biasa. Kantin juga buka seperti biasa. Kami yg muslim pun biasa saja.
Quote:
Quote:

Saat puasa, kantin pun tetap buka seperti biasa
Quote:
“Pas puasa kantin sekolahmu tetap buka? Terus kamu puasa?”
Tak jarang aku juga mendapatkan pertanyaan yg agak konyol semacam ini. Meski besar di sekolah Katolik, di rumah aku tetap mengaji dan mendapat pelajaran Agama Islam dari orangtua. Sepengetahuanku, puasa itu soal niat dan kalau sudah niat, mau ada apapun tetap saja tak akan tergoda. Kantin di sekolahku tetap buka seperti biasa. Tapi, itu tak menjadikanku ingin melangkahkan kaki ke kantin saat jam istirahat. Aku yg sedang berpuasa, cukup tahu diri, dengan tetap di kelas atau ke perpustakaan jika tak ingin mencium aroma makanan. Sudah tahu sedang puasa, ngapain juga lewat-lewat di sekitaran orang makan.
Tak seperti di sekolah negeri pada umumnya yg pulang lebih awal saat bulan puasa, di sekolahku kegiatan pelajaran berjalan seperti biasa. Pulang pun tetap seperti hari biasa. Tapi, itu lebih bagus bagiku, dengan banyak berkegiatan puasa jadi tak terasa. Pulang ke rumah sudah menjelang sore dan sebentar lagi berbuka. Memang sih, kadang ada perasaan mupeng sama teman-teman yg sekolahnya jadi santai waktu bulan puasa. Liburnya juga lebih panjang. Tapi manfaatnya, waktu memasuki dunia kerja, aku sudah terbiasa berkegiatan sambil puasa.
Tak seperti di sekolah negeri pada umumnya yg pulang lebih awal saat bulan puasa, di sekolahku kegiatan pelajaran berjalan seperti biasa. Pulang pun tetap seperti hari biasa. Tapi, itu lebih bagus bagiku, dengan banyak berkegiatan puasa jadi tak terasa. Pulang ke rumah sudah menjelang sore dan sebentar lagi berbuka. Memang sih, kadang ada perasaan mupeng sama teman-teman yg sekolahnya jadi santai waktu bulan puasa. Liburnya juga lebih panjang. Tapi manfaatnya, waktu memasuki dunia kerja, aku sudah terbiasa berkegiatan sambil puasa.
Quote:
Justru rasanya bangga puasa di antara yg gak puasa. Mereka cukup menghormati, memberi selamat dan juga semangat.
Quote:
Quote:

Bangga sih jadi ‘satu-satunya’ yg puasa
Quote:
“Nanti, setelah jam 6 sore, boleh makan sampai jam berapa?”
“Makan sahur itu harus jam 3 pagi? Sampai jam berapa?”
“Kamu sikat gigi?”
“Kamu buka puasanya apa? Harus pakai kolak sama kurma ya?”
“Makan sahur itu harus jam 3 pagi? Sampai jam berapa?”
“Kamu sikat gigi?”
“Kamu buka puasanya apa? Harus pakai kolak sama kurma ya?”
Tentu saja, kami yg sedang berpuasa tampak spesial di antara mereka yg tidak berpuasa. Teman-teman lain kerap sekali bertanya-tanya tentang semua ibadah kami, terutama soal puasa.
Pertanyaan yg susah dijawab tersebut kadang membuatku bangga. Iya, bangga, karena bagi mereka puasa adalah hal yg sangat berat. Sementara aku bisa dengan mudah melaluinya. Tak jarang, mereka mengungkapkan kekaguman pada kami yg kuat berpuasa satu hari penuh padahal kegiatan sekolah sedang sibuk-sibuknya.
Pertanyaan yg susah dijawab tersebut kadang membuatku bangga. Iya, bangga, karena bagi mereka puasa adalah hal yg sangat berat. Sementara aku bisa dengan mudah melaluinya. Tak jarang, mereka mengungkapkan kekaguman pada kami yg kuat berpuasa satu hari penuh padahal kegiatan sekolah sedang sibuk-sibuknya.
Quote:
Ternyata, berada di lingkungan dengan kepercayaan berbeda tak membuat kami lupa dengan agama masing-masing
Quote:
Quote:

Agama itu soal prinsip
Keyakinan memang soal prinsip.Meski besar di lingkungan dengan kepercayaan berbeda, tak sedikit pun aku punya keinginan untuk berpindah agama. Justru karena berada di lingkungan yg berbeda inilah, aku sadar bahwa semua agama itu punya nilai kebaikan, dan keyakinan adalah pilihan. Aku memilih meneruskan ajaran agama yg telah diwariskan oleh keluargaku.
Quote:
“Kalau ternyata agama itu soal prinsip, kenapa harus risih dengan segala yg berbeda?”
Quote:
Ditulis Oleh : Ganis Rumpoko
Quote:
Sekali Again
Quote:
“Kalau ternyata agama itu soal prinsip, kenapa harus risih dengan segala yg berbeda?”






Quote:
Sumur : Sumurnyoo..
Quote:
BEBERAPA SHARING DARI AGAN-AGAN yg LAIN
Quote:
Quote:
Original Posted By erlanda46►Nice thread
Saya sebagai muslim dulu juga bersekolah di Sekolah Katholik. Dimana pembimbingnya adalah seorang Frather dari Sekolah Yesuit ternama.
Saat pelajaran agama ? Hehe , banyak teman teman di luar sekolah kami bahwa saat pelajaran agama adalah mempelajari lebih dalam tentangKatholik.
Tapi kenyataannya bukan. Walopun jumlah Muslim di sekolah kami sangat minoritas , tapi di sekolah kami dulu pelajaran agama lebih ke pelajaran konseling. Tidak ada yg namanya Katolikisasi ataupun Kristenisasi.
Setiap pelajaran ini dimulai , secara bergantian kami disuruh oleh pembimbing memimpin doa. Tiba giliran teman yg beragama Katolik , dipimpinlah doa secara katolik. Tiba giliran teman beragama Muslim , dipimpinlah doa secara Islam.
Bisa dibaygkan betapa nyamannya kami sebagai Muslim di sekolah Katholik ?
Saya sebagai muslim dulu juga bersekolah di Sekolah Katholik. Dimana pembimbingnya adalah seorang Frather dari Sekolah Yesuit ternama.
Saat pelajaran agama ? Hehe , banyak teman teman di luar sekolah kami bahwa saat pelajaran agama adalah mempelajari lebih dalam tentangKatholik.
Tapi kenyataannya bukan. Walopun jumlah Muslim di sekolah kami sangat minoritas , tapi di sekolah kami dulu pelajaran agama lebih ke pelajaran konseling. Tidak ada yg namanya Katolikisasi ataupun Kristenisasi.
Setiap pelajaran ini dimulai , secara bergantian kami disuruh oleh pembimbing memimpin doa. Tiba giliran teman yg beragama Katolik , dipimpinlah doa secara katolik. Tiba giliran teman beragama Muslim , dipimpinlah doa secara Islam.
Bisa dibaygkan betapa nyamannya kami sebagai Muslim di sekolah Katholik ?
Quote:
Original Posted By arya.wibowo►bener gan.
ane dulu kuliah disalah satu universitas kristen di daerah cawang.
mereka sangat menghargai perbedaan gan.
apalagi pas puasa.
hormat nya bukan main.
apalagi di kampus ane klo puasa sering mahasiswa yg beragama muslim sering banged ngadain sahur on the road.
dan mayoritas yg ikut sahur on the road itu orang" non muslim gan.
kata mereka seru ikut sahur on the road.
ane dulu kuliah disalah satu universitas kristen di daerah cawang.
mereka sangat menghargai perbedaan gan.
apalagi pas puasa.
hormat nya bukan main.
apalagi di kampus ane klo puasa sering mahasiswa yg beragama muslim sering banged ngadain sahur on the road.
dan mayoritas yg ikut sahur on the road itu orang" non muslim gan.
kata mereka seru ikut sahur on the road.
Quote:
Original Posted By Dhekazama►Ini malah sebaliknya gan
temen ane tionghoa sekolah di sekolah islam, dia belajar baca tulis Al-Qur'an/Iqra....
Sekedar belajar gan, dia gak terlalu memahami isi yg terkandungnya, ya kalo dia gak paham kadang kami beritahu....
Indahnya Toleransi antar agama gan

temen ane tionghoa sekolah di sekolah islam, dia belajar baca tulis Al-Qur'an/Iqra....
Sekedar belajar gan, dia gak terlalu memahami isi yg terkandungnya, ya kalo dia gak paham kadang kami beritahu....
Indahnya Toleransi antar agama gan

Quote:
Original Posted By radzonly1►sama gan ane dulu sd di yayasan katolik
bayar spp murah gila, ga dipatok kaya negeri, yayasan ngeliat kemampuan org tua muridnya
intinya bnr bnr pengabdian buat masyarakat
SALUT
bayar spp murah gila, ga dipatok kaya negeri, yayasan ngeliat kemampuan org tua muridnya
intinya bnr bnr pengabdian buat masyarakat
SALUT


Quote:
Original Posted By adhipaw►kita sama gan. muslim yg dididik di sekolah katolik. cuma bedanya, tadi agan bilang "seumur hidup", kalo ane cuma jaman SD aja gan.
nah, bedanya lagi gan, dulu pas pelajaran agama, ane tetep diajarin agama katolik gan.
ane juga ga tau kenapa begitu. dan hasilnya, ane sampe sekarang masih inget beberapa potong doa2 dari umat katolik kaya doa bapa kami, dan salam maria. tapi ane sempet minta ijin sama guru ane untuk tidak mengaplikasikan ajaran tersebut, terlebih di sekolahan, karena ane muslim gan. ane tetep mempelajari agama katolik dengan baik, tapi ane tidak mau mengaplikasikan. dan alhamdulillah guru ane setuju gan. makanya ane masih rada apal doanya umat katolik
untuk yg lain2nya, secara garis besar pengalaman kita sekolah di sekolah katolik itu sama gan
nah, bedanya lagi gan, dulu pas pelajaran agama, ane tetep diajarin agama katolik gan.
ane juga ga tau kenapa begitu. dan hasilnya, ane sampe sekarang masih inget beberapa potong doa2 dari umat katolik kaya doa bapa kami, dan salam maria. tapi ane sempet minta ijin sama guru ane untuk tidak mengaplikasikan ajaran tersebut, terlebih di sekolahan, karena ane muslim gan. ane tetep mempelajari agama katolik dengan baik, tapi ane tidak mau mengaplikasikan. dan alhamdulillah guru ane setuju gan. makanya ane masih rada apal doanya umat katolik

untuk yg lain2nya, secara garis besar pengalaman kita sekolah di sekolah katolik itu sama gan

Quote:
Original Posted By masboeing►posTo hometownglory...
Sharing aja.
Gw dulu sekolah di sekolah katolik. Gw katolik, temen-temen gw yg muslim juga banyak. Ada masalah? Sejujur-jujurnya TIDAK ADA. Bahkan pengakuan temen-temen gw yg muslim pun SAMPAI DETIK INI tidak ada masalah. Beberapa dr mereka sdh bergelar HAJI sekarang. Well? Tiap tahun atau dua tahun sekali, kita ngadain reuni angkatan, dan apa yg kita rasakan? The spirit of brotherhood! Bahkan saat ini kami yg katolik ngadain buka puasa bareng sekalian ngomongin rencana reuni berikutnya.
Pelajaran agama ngapain? Ikut semua kok. Gak ada masalah. Guru kami dulu selama SMA memberikan intisari dari agama-agama. Kita diajak mengenal semua, kristen, islam, katolik, hindhu, buddha, konghucu, tao (yg saat itu bahkan blm diakui di Indonesia), sampai beberapa agama asli nusantara. Bukan banding-bandingin cari mana jeleknya mana bagusnya, tapi memberi informasi: nih lho yg namanya islam, nih lho katolik, nih lho buddha, dll. (guru ane mantan seminaris yg memang jago banget soal studi agama-agama).
Selain itu yg terpenting dan kita gak pernah lupa adalah pelajaran soal etika, moralitas dan CARA KERJA HATI NURANI. Agan/aganwati pernah dapat materi ini? Kalau pernah, bersyukurlah. Dari sini, kita belajar bahwa TUHAN itu universal. Kita mencintai TUHAN dengan bahasa dan ritual masing-masing. Dan ternyata kalo ditarik ke dalam: hati nurani manusia cenderung akan sama.
Di sini kita diajarkan untuk sangat menjunjung tinggi perbedaan, dan pelajaran itu tetap mujarab sampai detik ini, ketika anak-anak kami pun sudah beranjak dewasa.
Ada gak yg ngaco-ngaco, gan??? TENTU ADA, tapi jumlahnya hanya satu dua manusia saja. Dan di mana pun selalu akan ada manusia-manusia antiperdamaian kayak gitu (NO OFFENSE GAN: manusia yg gw maksud itu gak hanya muslim, lho, katolik, protestan, buddha pun ada!!!). Kesimpulannya?? RADIKALISME itu ada di hati manusia, gak pandang agamanya apa. ISIS radikal? Iya bener. IRA (Pemberontak Irlandia Utara) radikal? Iya juga, padahal mereka katolik, mainannya bom juga. Buddha radikal? Ada, di Rohingya itu. Jadi sekali lagi, radikalisme itu ada di hati manusia dari semua agama. IT'S THE PERSON, NOT THEIR GODS!
Lalu kenapa di sekolah katolik dulu bisa seperti itu? Karena disiplin dijunjung tinggi banget, gan, tapi di luar itu, kebebasan kami juga dijamin. Sehingga ada slogan: KEBEBASAN yg BERTANGGUNG-JAWAB. Sejak SMP kita udah dicekokin itu. Kalo kita menghina temen yg tidak seagama, itu artinya kita ngerampas kebebasan mereka, dan ADA TG JAWABNYA! Ada konsekuensi berat yg harus kita tanggung, sampai-sampai dikeluarin dari sekolah.
So? Itu doang share dari ane. Semoga, perdamaian selalu ada di Indonesia. NKRI harga mati!
Sharing aja.
Gw dulu sekolah di sekolah katolik. Gw katolik, temen-temen gw yg muslim juga banyak. Ada masalah? Sejujur-jujurnya TIDAK ADA. Bahkan pengakuan temen-temen gw yg muslim pun SAMPAI DETIK INI tidak ada masalah. Beberapa dr mereka sdh bergelar HAJI sekarang. Well? Tiap tahun atau dua tahun sekali, kita ngadain reuni angkatan, dan apa yg kita rasakan? The spirit of brotherhood! Bahkan saat ini kami yg katolik ngadain buka puasa bareng sekalian ngomongin rencana reuni berikutnya.
Pelajaran agama ngapain? Ikut semua kok. Gak ada masalah. Guru kami dulu selama SMA memberikan intisari dari agama-agama. Kita diajak mengenal semua, kristen, islam, katolik, hindhu, buddha, konghucu, tao (yg saat itu bahkan blm diakui di Indonesia), sampai beberapa agama asli nusantara. Bukan banding-bandingin cari mana jeleknya mana bagusnya, tapi memberi informasi: nih lho yg namanya islam, nih lho katolik, nih lho buddha, dll. (guru ane mantan seminaris yg memang jago banget soal studi agama-agama).
Selain itu yg terpenting dan kita gak pernah lupa adalah pelajaran soal etika, moralitas dan CARA KERJA HATI NURANI. Agan/aganwati pernah dapat materi ini? Kalau pernah, bersyukurlah. Dari sini, kita belajar bahwa TUHAN itu universal. Kita mencintai TUHAN dengan bahasa dan ritual masing-masing. Dan ternyata kalo ditarik ke dalam: hati nurani manusia cenderung akan sama.
Di sini kita diajarkan untuk sangat menjunjung tinggi perbedaan, dan pelajaran itu tetap mujarab sampai detik ini, ketika anak-anak kami pun sudah beranjak dewasa.
Ada gak yg ngaco-ngaco, gan??? TENTU ADA, tapi jumlahnya hanya satu dua manusia saja. Dan di mana pun selalu akan ada manusia-manusia antiperdamaian kayak gitu (NO OFFENSE GAN: manusia yg gw maksud itu gak hanya muslim, lho, katolik, protestan, buddha pun ada!!!). Kesimpulannya?? RADIKALISME itu ada di hati manusia, gak pandang agamanya apa. ISIS radikal? Iya bener. IRA (Pemberontak Irlandia Utara) radikal? Iya juga, padahal mereka katolik, mainannya bom juga. Buddha radikal? Ada, di Rohingya itu. Jadi sekali lagi, radikalisme itu ada di hati manusia dari semua agama. IT'S THE PERSON, NOT THEIR GODS!
Lalu kenapa di sekolah katolik dulu bisa seperti itu? Karena disiplin dijunjung tinggi banget, gan, tapi di luar itu, kebebasan kami juga dijamin. Sehingga ada slogan: KEBEBASAN yg BERTANGGUNG-JAWAB. Sejak SMP kita udah dicekokin itu. Kalo kita menghina temen yg tidak seagama, itu artinya kita ngerampas kebebasan mereka, dan ADA TG JAWABNYA! Ada konsekuensi berat yg harus kita tanggung, sampai-sampai dikeluarin dari sekolah.
So? Itu doang share dari ane. Semoga, perdamaian selalu ada di Indonesia. NKRI harga mati!
Quote:
Original Posted By gienodam►Ane muslim juga tp sma nya SMA katholik gan.. Lebih enak gan kalau ane bilang.. Ane saranin buat agan2 dalam seluruh jenjang pendidikannya minimal 1 kali masuk Sekolah katholik gan.. Karena di dalam sana agan akan menemukan dan belajar bagaimana seharusnya manusia bersosialisasi dengan sesamanya.. Walaupun tak diajarkan secara formal.. Tapi agan2 akan belajar secara otomatis dari lingkungan sekolah agan.. Mulai dari berteman yg tulus tanpa memandang agama yg dianutnya ataupun rasnya.. Kita dari hari per hari belajar saling menghormati agama yg berbeda beda.. Justru takjubnya.. Pertama kali masuk sekolah katholik kita di sambut baik dan di terima dengan baik.. Malah ane sering diingatkan untuk mejalankan shalat lima waktu saat tiba waktunya.. Bukan teman2 saja yg mengingatkan.. Guru2nya pun sering mengingatkan.. Sampe ada guru yg sering langganan ngingetin ane sholat sunnah, sholat duha gan.. Ane memang minoritas disana tapi ane tidak merasa sama sekali jadi minoritas disana gan.. Angkatan ane muslimnya hanya 10-15 siswa aja gan dari seluruh 1 angkatan.. Benar2 keren.. Pas bulan puasa, ane lg puasa , kalo temen2 ane yg non muslim lg pengen makan atau minum dan posisinya ga sengaja di dekat ane.. Pasti pada minta maaf berkali kali dulu loh gan.. Dan berkali kali minta izin ke ane dulu untuk memastikan boleh atau engga..
disekolah katholik itu minoritas justru sangat dihormati gan.. Bukannya karena minoritas malah diabaikan.. Ane Bener2 banyak belajar bagaimana hidup berdampingan kita antar sesama manusia yg seharusnya di sekolah ini gan..
disekolah katholik itu minoritas justru sangat dihormati gan.. Bukannya karena minoritas malah diabaikan.. Ane Bener2 banyak belajar bagaimana hidup berdampingan kita antar sesama manusia yg seharusnya di sekolah ini gan..
Quote:
Original Posted By suryaekaz►Mantap.. Nice thread gan....
Yah bagus kalau kita sebagai orang indonesia harus bhineka tunggal ika.. Kita jangan memandang agama suku ras.. Kalaupun masih ada orang yg memandang seperti itu, itu adalah hal ter konyol dan sifat itu orang terlihat KUNO..
Saya non muslim.. Saya dlu juga bersekolah di sekolah khatolik saat SMP.. Saya punya banyak teman muslim di sekolah tersebut.. yah memang saat ada acara keagamaan khatolik, yg muslim tidak diwajibkan ikut.. sementara untuk nilai agama, bisa di minta dari luar. Saat bulan puasa pun kita saling menghormati, kita memang makan seperti biasa hanya saja sebisa mungkin pada saat makan, kita menghindar dari teman2 yg muslim.
Saya dulu sewaktu SD sekolah di sekolah negri yg mayoritas beragama Islam.. Saya di kelas 45 orang sementara di sekolah tersebut yg kristen hanya saya.. Ya entah apa yg salah dari saya, teman teman saya sering mengucil kan saya... Teman saya sering mengejek.. mereka bilang (mohon maaf) "kristen tuhan nya mati pake kancut saja" .. Kadang2 mereka juga "memeragakan" cara berdoa saya yg beda dengan mereka yg muslim dengan nada sambil tertawa tawa seperti meledek saya.. Saya pun minder.. Apa sih salah saya? Setiap saya melakukan sesuatu ada aja bully an yg terdengar di kuping saya bernada agama..
yah saya sedikit share aja pengalaman saya...
Dewasa ini, jangan lah pandang berdasarkan suku ras agama ataupun warna kulit, ataupun yg lain - lain sebab itulah yg membuat indonesia terpecah. Apa salah nya kita saling berbagi antar umat beragama? Apa salah nya kita menghormati antar pemeluk agama?? Bukan kah Tuhan mengajarkan kita untuk hidup berdampingan..
Saya rasa gak ada yg salah dengan agama nya. Tetapi individu nya lah yg kadang sok tau, salah tafsir, merasa suci sehingga mengucilkan agama yg lain..
BHINEKA TUNGGAL IKA
Yah bagus kalau kita sebagai orang indonesia harus bhineka tunggal ika.. Kita jangan memandang agama suku ras.. Kalaupun masih ada orang yg memandang seperti itu, itu adalah hal ter konyol dan sifat itu orang terlihat KUNO..
Saya non muslim.. Saya dlu juga bersekolah di sekolah khatolik saat SMP.. Saya punya banyak teman muslim di sekolah tersebut.. yah memang saat ada acara keagamaan khatolik, yg muslim tidak diwajibkan ikut.. sementara untuk nilai agama, bisa di minta dari luar. Saat bulan puasa pun kita saling menghormati, kita memang makan seperti biasa hanya saja sebisa mungkin pada saat makan, kita menghindar dari teman2 yg muslim.
Saya dulu sewaktu SD sekolah di sekolah negri yg mayoritas beragama Islam.. Saya di kelas 45 orang sementara di sekolah tersebut yg kristen hanya saya.. Ya entah apa yg salah dari saya, teman teman saya sering mengucil kan saya... Teman saya sering mengejek.. mereka bilang (mohon maaf) "kristen tuhan nya mati pake kancut saja" .. Kadang2 mereka juga "memeragakan" cara berdoa saya yg beda dengan mereka yg muslim dengan nada sambil tertawa tawa seperti meledek saya.. Saya pun minder.. Apa sih salah saya? Setiap saya melakukan sesuatu ada aja bully an yg terdengar di kuping saya bernada agama..
yah saya sedikit share aja pengalaman saya...
Dewasa ini, jangan lah pandang berdasarkan suku ras agama ataupun warna kulit, ataupun yg lain - lain sebab itulah yg membuat indonesia terpecah. Apa salah nya kita saling berbagi antar umat beragama? Apa salah nya kita menghormati antar pemeluk agama?? Bukan kah Tuhan mengajarkan kita untuk hidup berdampingan..
Saya rasa gak ada yg salah dengan agama nya. Tetapi individu nya lah yg kadang sok tau, salah tafsir, merasa suci sehingga mengucilkan agama yg lain..
BHINEKA TUNGGAL IKA


Diubah oleh hometownglory 20-07-2015 13:50
2
141.3K
Kutip
651
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan