Kata-kata ini Punya Makna Berbeda dalam Bahasa Jawa dan Bahasa Sunda
TS
anoman_obong
Kata-kata ini Punya Makna Berbeda dalam Bahasa Jawa dan Bahasa Sunda
Spoiler for Bismillah:
Mudah-mudahan nggak repost karena TS nulis sendiri
Trit ini sama sekali tidak bermaksud SARA, Cuma ingin memberikan informasi baru aja, bahwa Bahasa di Negara kita itu beragam banget lho…
terinspirasi dari dua trit keren yang sempet jadi HT, ane pun bikin trit ini
Selain ada perbedaan makna dari beberapa kata dalam Bahasa sunda dan Indonesia serta jawa dan Indonesia, ternyata antara Bahasa sunda dan jawa sendiri pun suka punya “tabrakan makna kata lho gan”. Kebetulan ane orang jawa, 19 tahun sejak lahir ane hidup di lingkungan berbahasa jawa, sampe akhirnya ane merantau ke Bandung, dan harus berkeliling ke berbagai daerah di Jawa Barat sampe hampir 5 tahun. Dari situ ane mendapati banyaknya kata-kata dalam Bahasa jawa dan sunda yang sebetulnya sama, tapi artinya jauh berbeda.
Kata-kata apa sajakah itu, yuk cekidot:
1. Maneh
Spoiler for maneh:
Ini bener-bener pengalaman pertama yang berkesan dengan bahasa sunda, makanya ane taro pertamax. Waktu pertama ngumpul sama temen kuliah seangkatan, kita bergiliran ngisi buku biodata gitu. Pas sampe giliran ane, temen yang nulis sebelom ane nyodorin bukunya sambal bilang “maneh”.
Ane sontak bilang “lho saya belom!”, eh dia bilang “nah iya kalo belom, sekarang maneh, sekarang kamu”. Jaka Sembung Main Organ, Nggak nyambung, gan. Iya lah, ane yang orang jawa menganggap maneh itu artinya “lagi” alias “again”, sementara dia yang orang sunda bilang “maneh” yang artinya “kamu”.
Tapi buat orang jawa, kata “maneh” hanya diucapkan di jawa timur. Sementara di jawa tengah dan DIY, bentknya sedikit berbeda, yaitu “meneh”
2. Atos
Spoiler for atos:
Atos ini juga jauh banget perbedaan artinya dalam Bahasa jawa dan sunda. Dalam Bahasa jawa artinya “keras”, sementara dalam Bahasa sunda bermakna “sudah”. Aduh ane nggak kebayang kalo ada suami jawa istri sunda dan di malam pertama istrinya terengah2 “atos.. atoss.. atoss”
Sudah-sudah, ini bukan trit BB17
Spoiler for atos gan:
Tapi uniknya gan, meski artinya beda, tapi kalo diulang jadi “atos-atos”, baik dalam Bahasa jawa maupun sunda artinya jadi sama-sama “hati-hati” lho. Hebat ya!
3. Sampean
Spoiler for sampean:
2 bulan pertama di Bandung, ane masih suka kelepasan manggil orang “sampean” atau yang lebih tepat ditulis “sampeyan” ya. Karena emang arti dari kata tersebut adalah “kamu”, dalam Bahasa jawa, dan ini sudah cukup diketahui oleh masyarakat luas.
Sampai akhirnya ada temen ane yang ngasih tau “bro, sampean mah Bahasa sunda artinya kaki”. Dueng! Jadi selama ini orang ane panggilin kaki. Maaf yaaaa…
Spoiler for sampean:
4. Gandeng
Spoiler for gandeng:
Spoiler for gandeng?:
Bayangan ane waktu pertama denger orang sunda bilang gandeng itu adalah truk gandeng. Lama-lama ane baru mengerti bahwa gandeng itu artinya “berisik” dalam Bahasa sunda. Pengetahuan baru buat ane kala itu.
Spoiler for gandeng!:
Tapi dalam Bahasa jawa, kata “gandeng” pun punya makna lain, yaitu “berhubung” atau “dikarenakan”. Misalnya dalam kalimat “gandeng udan, dadi batal kondangan” (karena ujan, jadi batal kondangan), atau “gandeng wis podo ngumpul, ao arisane dimulai” (berhubung udah pada ngumpul, ayo kita mulai arisannya).
5. Pisan
Spoiler for pisan:
Kata “pisan” dalam Bahasa sunda dan jawa artinya sih sama-sama “sekali”, tapi maknanya beda. Kalo dalam Bahasa jawa, artinya adalah “satu kali”. Misalnya “mudik setahun pisan” (mudik setahun satu kali). Sementara dalam Bahasa sunda, artinya nggak jauh-jauh, yaitu: “banget”! Misalnya “eleuh eleuh, geulis pisan euy”, artinya cantik buangettt, bukan cantiknya satu kali doang
6. Sangu
Spoiler for sangu:
Awal-awal merantau di Bandung, ane kaget waktu makan di sebuah warung, ada orang bilang “bu, tambah sangu”. Ane mikirnya, ini orang udah gede masa masih minta uang saku. Mintanya ke ibu warung lagi. Iya gan, dalam Bahasa jawa, sangu itu artinya “uang saku”.
Eh ternyata, sangu dalam Bahasa sunda punya arti lain, yaitu “nasi”. Oh berarti si orang tadi minta tambah nasi. Yaudah deh bu warung, saya juga nambah uang saku, eh nambah sangu. Laperrr.
Spoiler for sangu:
7. Urang
Spoiler for urang:
Yang ini ane udah lebih dulu tau bahkan sebelum menginjakkan kaki di tanah sunda. Karena orang sunda sering menyebut dirinya sebagai “urang sunda”. Ya, emang dalam Bahasa sunda, urang berarti “orang”, atau bisa juga “saya”.
Spoiler for urang bandung:
Tapi agan udah tau belum, kalo kata ini punya arti lain dalam Bahasa jawa? Iya gan, dalam Bahasa jawa, urang iotu artinya “udang” gan. Nah loh jauh kan.
Spoiler for urang:
8. Cokot
Spoiler for cokot:
Waktu pertama tinggal di Bandung, ane juga kaget waktu temen ane bilang “nyokot duit”. Karena dalam Bahasa jawa, nyokot itu artinya gigit gan. Nggak kebayang temen ane yang putih bersih dengan wajah cantik aduhai dan gerak gerik gemulai itu gigit-gigit duit. Kan bikin ane ilfeel!
Spoiler for nyokot duit:
Tapi ane kemudian tau kalo dalam Bahasa sunda, nyokot itu artinya ngambil. Dicokot ya diambil, bukan digigit
9. Gedang
Spoiler for gedang:
Yang ini ane pernah kecele gan. Waktu lagi survey lapangan ke suatu daerah di Pangalengan, Bandung selatan, ane dan tim dijamu di sebuah poskamling dengan beragam hidangan sederhana. Salah satunya buah pepaya. Salah seorang warga yang menemui kami ada yang bilang “sok manga cep, gedangna”, ane sebagai pecinta pisang otomatis berharap dong, karena dalam Bahasa jawa gedang itu artinya pisang. Ane tanya ke temen di sebelah ane, mana pisangnya. Dia juga bingung, tapi terus jelasin kalo gedang itu artinya pepaya dalam Bahasa sunda.
Jadi “dahar gedang” dalam Bahasa jawa artinya “makan pisang”
“Dahar gedang” dalam Bahasa sunda, jadi “makan pepaya”
Spoiler for gedang:
10. Dahar, Sare
Spoiler for dahar, sare:
Seperti contoh pada poin sebelumnya, dahar artinya makan, baik dalam Bahasa sunda maupun jawa. Sare juga demikian, artinya sama-sama tidur. Tapi kedua kata tersebut punya tingkatan yang beda dalam Bahasa sunda dan jawa.
Dalam Bahasa jawa, dahar dan sare adalah Bahasa sangat halus, dan hanya dikhususkan untuk orang yang dihormati. Misal” “Bapak dahar” atau “simbah sare”. Bahasa jawa kasar dari dahar dan sare adalah “mangan” dan turu”.
Sementara dalam Bahasa sunda, kata dahar dan sare sangat tidak sopan jika digunakan untuk orang tua. Karena kedua kata tersebut merupakan Bahasa kasar. Nah lho kebalikannya kan gan? Misalnya “si asep keur dahar” (si asep lagi makan) atau “tunduh euy, sare heula” (ngantuk euy, tidur dulu ah). Sementara versi sopan untuk “sare” adalah “kuleum”, dan untuk “dahar” adalah “tuang” CMIIW
Spoiler for rangkuman:
ane dan temen ane yang orang sunda tulen tanpa sengaja nyiptain percakapan absurd nggak nyambung antara orang sunda dan orang jawa, kaya gini gan
J: oi sampeyan
S: sampean itu kaki
J: sampean itu kamu
S: kamu itu maneh
J: maneh itu lagi
S: ah udah ah, atos
J: sampeyan itu yang kepalanya atos
S: sampean itu kaki
(dan terus berulang)
Demikian gan, silakan kaskuser tambahin lagi biar makin rame ini tritnya! Apapun suku agan, banggalah menjadi Indonesia, karena Negara kita kaya raya keberagamannya!! Uh Yeah!!!
Spoiler for TS mengharapkan:
Spoiler for sumur:
Pemikiran dan pengalaman ane, dengan terinspirasi 2 trit yang ane sebut di awal