- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
Rusia Persoalkan Legalitas Serangan Udara AS atas ISIS di Suriah
TS
dewadanu
Rusia Persoalkan Legalitas Serangan Udara AS atas ISIS di Suriah
Rusia Persoalkan Legalitas Serangan Udara AS atas ISIS di Suriah
Amerika Serikat dan koalisinya melakukan serangan udara terhadap target ISIS di Suriah. Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mempertanyakan legalitas AS melakukan serangan udara tersebut.
Bagi Rusia, tindakan yang dilakukan AS tanpa persetujuan dan kerja sama dari sekutu Moskow di Damaskus. Adapun AS yang telah lama menyerukan pemecatan Presiden Suriah Bashar al-Assad, dan telah memulai serangan udara dan rudal terhadap kelompok ISIS di Suriah pekan ini didukung beberapa sekutunya.
"Kami percaya bahwa setiap tindakan yang diambil secara global, termasuk penggunaan kekuatan, untuk mengatasi ancaman teroris harus dilakukan sesuai dengan hukum internasional," kata Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov kepada wartawan di sela-sela Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (27/9/2014).
Lanjutnya, Lavrov menuturkan bahwa diperlukan juga persetujuan dari negara di mana tindakan itu berlangsung. "Memang sangat penting bahwa kerja sama dengan pihak berwenang Suriah didirikan, bahkan sekarang ini kan fakta yang dicapai," kata lavrov.
"Termasuk pihak berwenang Suriah dari perjuangan yang mengambil tempat di wilayah mereka, tidak hanya berjalan terhadap hukum internasional tetapi melemahkan efisiensi usaha," tambah Lavrov.
Sebelum melakukan serangan ke Suriah, AS telah melayangkan surat ke Perserikatan Bangsa-Bangsa pada Selasa (23/9/2014). Bahwasanya itu dibenarkan berdasarkan Pasal 51 dari Piagam PBB, yang meliputi hak individu atau kolektif untuk membela diri dari serangan bersenjata.
Selain itu AS juga mulai membom titik-titik ISIS yakni Irak pada bulan lalu setelah Baghdad meminta bantuannya. Kemudian Presiden Barack Obama telah berupaya menggalang dukungan internasional untuk koalisi militer terhadap serangan ISIS.
Atas upaya AS tersebut, Lavrov menilai memang semua negara harus diperkuat, hal itu guna menghindari ancaman terhadap kemanan mereka, termasuk ancaman teroris.
"Kami berjuang melawan terorisme secara konsisten, terus-menerus, bukan hanya ketika seseorang mengumumkan koalisi. Ini bukan hanya beberapa ide bagi kami," ujar Lavrov.
"Kami secara aktif mendukung negara-negara di kawasan itu yang menghadapi ancaman dan kami telah melakukannya untuk waktu yang lama." tegasnya.
Quote:
Amerika Serikat dan koalisinya melakukan serangan udara terhadap target ISIS di Suriah. Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mempertanyakan legalitas AS melakukan serangan udara tersebut.
Bagi Rusia, tindakan yang dilakukan AS tanpa persetujuan dan kerja sama dari sekutu Moskow di Damaskus. Adapun AS yang telah lama menyerukan pemecatan Presiden Suriah Bashar al-Assad, dan telah memulai serangan udara dan rudal terhadap kelompok ISIS di Suriah pekan ini didukung beberapa sekutunya.
"Kami percaya bahwa setiap tindakan yang diambil secara global, termasuk penggunaan kekuatan, untuk mengatasi ancaman teroris harus dilakukan sesuai dengan hukum internasional," kata Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov kepada wartawan di sela-sela Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (27/9/2014).
Lanjutnya, Lavrov menuturkan bahwa diperlukan juga persetujuan dari negara di mana tindakan itu berlangsung. "Memang sangat penting bahwa kerja sama dengan pihak berwenang Suriah didirikan, bahkan sekarang ini kan fakta yang dicapai," kata lavrov.
"Termasuk pihak berwenang Suriah dari perjuangan yang mengambil tempat di wilayah mereka, tidak hanya berjalan terhadap hukum internasional tetapi melemahkan efisiensi usaha," tambah Lavrov.
Sebelum melakukan serangan ke Suriah, AS telah melayangkan surat ke Perserikatan Bangsa-Bangsa pada Selasa (23/9/2014). Bahwasanya itu dibenarkan berdasarkan Pasal 51 dari Piagam PBB, yang meliputi hak individu atau kolektif untuk membela diri dari serangan bersenjata.
Selain itu AS juga mulai membom titik-titik ISIS yakni Irak pada bulan lalu setelah Baghdad meminta bantuannya. Kemudian Presiden Barack Obama telah berupaya menggalang dukungan internasional untuk koalisi militer terhadap serangan ISIS.
Atas upaya AS tersebut, Lavrov menilai memang semua negara harus diperkuat, hal itu guna menghindari ancaman terhadap kemanan mereka, termasuk ancaman teroris.
"Kami berjuang melawan terorisme secara konsisten, terus-menerus, bukan hanya ketika seseorang mengumumkan koalisi. Ini bukan hanya beberapa ide bagi kami," ujar Lavrov.
"Kami secara aktif mendukung negara-negara di kawasan itu yang menghadapi ancaman dan kami telah melakukannya untuk waktu yang lama." tegasnya.
0
1.2K
Kutip
9
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan