- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
cikal bakal TNI, sebelum nama TNI... merdeka merdeka salam HUT RI 69


TS
namida
cikal bakal TNI, sebelum nama TNI... merdeka merdeka salam HUT RI 69
Mumpung lagi kemerdekaan Republik indonesia, MERDEKA.. MERDEKA..MERDEKA... Sedikit share tentang sejarah yang mungkin sudah di lupakan oleh sebagian orang orang indonesia.. Hehehee...
Mungkin agan agan pernah liat film si pitung atau film aktor bari prima (sorry kalau salah nulis) tentang kolosal film silat hehehehee.. Nah di situ ada tentara local yg ikut ikut belande nangkep nangkep atau nyari2 jagoan silat yg pemberontak... Siapa seh mereka? Siapa seh mereka? Kok pro sama belande, bukan ke pribumi, kalau kata orang orang tua dulu mereka adalah tentara penghianat atau pribumi penghianat demi uang, Mereka adalah KNIL, dan mereka lah cikal bakal TNI. Berikut sejarah tentang mereka secara singkat

KNIL adalah singkatan dari bahasa Belanda; het Koninklijke Nederlands(ch)-Indische Leger, atau secara harafiah: Tentara Kerajaan Hindia Belanda. Meskipun KNIL melayani pemerintahan Hindia Belanda, banyak di antara anggota-anggotanya yang adalah penduduk bumiputra di Hindia Belanda dan orang-orang Indo-Belanda, bukan orang-orang Belanda. Di antara mereka yang pernah menjadi anggota KNIL pada saat menjelang kemerdekaan adalah Mangkunegara VII, Sultan Hamid II, Oerip Soemohardjo, E. Kawilarang, A.H. Nasution, Gatot Soebroto dan T.B. Simatupang yang kelak memegang peranan penting dalam pengembangan dan kepemimpinan di dalam angkatan bersenjata Indonesia.
SejarahSunting
Ketika berlangsung Perang Diponegoro, pada tahun 1826-1827 pemerintah Hindia Belanda membentuk satu pasukan khusus. Setelah Perang Diponegoro usai, pada 4 Desember 1830 Gubernur Jenderal van den Bosch mengeluarkan keputusan yang dinamakan "Algemeene Orders voor het Nederlandsch-Oost-Indische leger" di mana ditetapkan pembentukan suatu organisasi ketentaraan yang baru untuk Hindia Belanda, yaitu Oost-Indische Leger (Tentara India Timur) dan pada tahun 1836, atas saran dari Raja Willem I, tentara ini mendapat predikat "Koninklijk".
Namun dalam penggunaan sehari-hari, kata ini tidak pernah digunakan selama sekitar satu abad, dan baru tahun 1933, ketika Hendrik Colijn –yang juga pernah bertugas sebagai perwira di Oost-Indische Leger- menjadi Perdana Menteri, secara resmi tentara di India-Belanda dinamakan Koninklijk Nederlands-Indisch Leger, disingkat KNIL.
Undang-Undang Belanda tidak mengizinkan para wajib militer untuk ditempatkan di wilayah jajahan, sehingga tentara di Hindia Belanda hanya terdiri dari prajurit bayaran atau sewaan. Kebanyakan mereka berasal dari Perancis, Jerman, Belgia dan Swiss. Tidak sedikit dari mereka yang adalah desertir dari pasukan-pasukannya untuk menghindari hukuman. Namun juga tentara Belanda yang melanggar peraturan di Belanda diberikan pilihan, menjalani hukuman penjara atau bertugas di Hindia Belanda. Mereka mendapat gaji bulanan yang besar. Tahun 1870 misalnya, seorang serdadu menerima f 300,-, atau setara dengan penghasilan seorang buruh selama satu tahun.
Dari catatan tahun 1830, terlihat perbandingan jumlah perwira, bintara serta prajurit antara bangsa Eropa dan pribumi dalam dinas ketentaraan Belanda. Di tingkat perwira, jumlah pribumi hanya sekitar 5% dari seluruh perwira; sedangkan di tingkat bintara dan prajurit, jumlah orang pribumi lebih banyak daripada jumlah bintara dan prajurit orang Eropa, yaitu sekitar 60%. Kekuatan tentara Belanda tahun 1830, setelah selesai Perang Diponegoro adalah 603 perwira bangsa Eropa, 37 perwira pribumi, 5.699 bintara dan prajurit bangsa Eropa, 7.206 bintara dan prajurit pribumi.
PribumiSunting
Tahun 1936, jumlah pribumi yang menjadi serdadu KNIL mencapai 33 ribu orang, atau sekitar 71% dari keseluruhan tentara KNIL, di antaranya terdapat sekitar 4.000 orang Ambon, 5.000 orang Manado dan 13.000 orang Jawa.
Apabila meneliti jumlah perwira, bintara serta prajurit yang murni orang Belanda terlihat, bahwa sebenarnya jumlah mereka sangat kecil. Pribumi yang mencapai pangkat tertinggi di KNIL adalah Kolonel KNIL Abdulkadir Widjojoatmodjo, yang tahun 1947 memimpin delegasi Belanda dalam perundingan di atas kapal perang AS Renville, yang membuahkan Persetujuan Renville. Seorang Indonesia, Sultan Hamid II dari Pontianak, yang dididik oleh dua wanita Inggris, mencapai pangkat Mayor Jenderal dalam posisi Asisten Politik Ratu Juliana.
PembubaranSunting

Surat pembubaran KNIL oleh Ratu Juliana
Dengan berdirinya negara Republik Indonesia dan TNI serta diakui kedaulatannya oleh Belanda pada tanggal 27 Desember 1949, maka pada tahun 1950 KNIL dibubarkan. Berdasarkan keputusan kerajaan tanggal 20 Juli 1950, pada 26 Juli 1950 pukul 00.00, setelah berumur sekitar 120 tahun, atau KNIL dinyatakan dibubarkan. Berdasarkan hasil keputusan Konferensi Meja Bundar, mantan tentara KNIL yang jumlahnya diperkirakan sekitar 60.000 yang ingin masuk ke "Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat" (APRIS) harus diterima dengan pangkat yang sama. Beberapa dari mereka kemudian pada tahun 70-an mencapai pangkat Mayor Jenderal TNI. Jumlah orang KNIL dari Ambon diperkirakan sekitar 5.000 orang, yang sebagian besar ikut dibawa ke Belanda dan tinggal di sana sampai sekarang.
Daftar Komandan KNILSunting
1815 - 1819 Mayjen. Carl Heinrich Wilhelm Anthing
1819 - 1819 Gub. Jenderal Godert van der Capellen
1819 - 1825 Mayjen. Hendrik Merkus de Kock
1822 - 1828 Mayjen. Josephus Jacobus van Geen
1828 - 1828 Letjen. Hendrik Merkus de Kock
1828 - 1828 Mayjen. Benjamin Bischoff
1829 - 1830 Letjen. H.M. de Kock
1830 - 1831 Gub. Jenderal Johannes van den Bosch
1830 - 1835 Letjen. Hubert Joseph Jean Lambert de Stuers
1835 - 1847 Mayjen. Frans David Cochius
1847 - 1849 Mayjen. Jhr. Carel van der Wijck
1849 - 1849 Letjen. Andreas Victor Michiels
1849 - 1851 Letjen. Karl Bernhard dari Sachsen-Weimar-Eisenach
1851 - 1854 Mayjen. Gerhardus Bakker
1854 - 1858 Letjen. François Vincent Henri Antoine de Stuers
1858 - 1862 Letjen. Jan van Swieten
1862 - 1865 Letjen. Charles Pierre Schimpf
1865 - 1869 Letjen. Augustus Johannes Andresen
1869 - 1873 Letjen. Willem Egbert Kroesen
1873 - 1875 Letjen. Nicolaus Hans Willem Stumphuis Whitton
1875 - 1879 Letjen. Gillis Pieter de Neve
1879 - 1883 Letjen. Huibert Gerard Boumeester
1883 - 1887 Letjen. Karel Lodewijk Pfeiffer
1887 - 1889 Letjen. Anthonie Haga
1889 - 1893 Letjen. Theodoor Johan Arnold van Zijll de Jong
1893 - 1895 Letjen. Adriaan Rudolf Willem Gey van Pittius
1895 - 1897 Letjen. Jacobus Augustinus Vetter
1897 - 1900 Letjen. Lourens Swart
1900 - 1903 Letjen. Heribert Cornelis Pieter de Bruijn
1903 - 1903 Mayjen. Johan Cornelis van der Wijck
1903 - 1905 Letjen. Willem Boetje
1905 - 1907 Mayjen. J.C. van der Wijck
1907 - 1909 Letjen. Marinus Bernardus Rost van Tonningen
1909 - 1910 Letjen. Pieter Cornelis van der Willigen
1910 - 1914 Letjen. Gotfried Coenraad Ernst van Daalen
1914 - 1916 Letjen. Johan Pieter Michielsen
1916 - 1916 Letjen. Hendrik Christiaan Kronouer
1916 - 1918 Letjen. Walter Robert de Greve
1918 - 1920 Letjen. Cornelis Hendrik van Rietschoten
1920 - 1922 Letjen. Gerrard Kornelis Dijkstra
1922 - 1924 Letjen. Frans Jan Kroesen
1924 - 1926 Letjen. Karel Felix Eduard Gerth van Wijk
1926 - 1926 Letjen. Willem A. Blits
1926 - 1929 Letjen. Hermanus Leonardus La Lau
1929 - 1932 Letjen. Heinrich Adolf Cramer
1932 - 1935 Letjen. Johannes Cornelis Koster
1935 - 1939 Letjen. Murk Boerstra
1939 - 1941 Letjen. Gerardus Johannes Berenschot
1941 - 1942 Letjen. Hein ter Poorten
1943 - 1946 Letjen. Ludolph Hendrik van Oyen
1946 - 1949 Letjen. Simon Spoor
1949 - 1950 Letjen. Dirk Cornelis Buurman van Vreeden
Coba agan agan tanya orang tua nya masing2 kakek atau bunyut nya mantan knil bukan heheheee...
Semoga bermanfaat... Salam merdeka
jgn lupa comment atau cendol nya gan... hehehe 
Sumber
Royal Netherlands East Indies Army (KNIL) 1819-1950
(Indonesia) Mardijkers, Marechaussée, Tentara Kontrakan, Belanda Hitam dan KNIL
Wikipedia
Mungkin agan agan pernah liat film si pitung atau film aktor bari prima (sorry kalau salah nulis) tentang kolosal film silat hehehehee.. Nah di situ ada tentara local yg ikut ikut belande nangkep nangkep atau nyari2 jagoan silat yg pemberontak... Siapa seh mereka? Siapa seh mereka? Kok pro sama belande, bukan ke pribumi, kalau kata orang orang tua dulu mereka adalah tentara penghianat atau pribumi penghianat demi uang, Mereka adalah KNIL, dan mereka lah cikal bakal TNI. Berikut sejarah tentang mereka secara singkat

KNIL adalah singkatan dari bahasa Belanda; het Koninklijke Nederlands(ch)-Indische Leger, atau secara harafiah: Tentara Kerajaan Hindia Belanda. Meskipun KNIL melayani pemerintahan Hindia Belanda, banyak di antara anggota-anggotanya yang adalah penduduk bumiputra di Hindia Belanda dan orang-orang Indo-Belanda, bukan orang-orang Belanda. Di antara mereka yang pernah menjadi anggota KNIL pada saat menjelang kemerdekaan adalah Mangkunegara VII, Sultan Hamid II, Oerip Soemohardjo, E. Kawilarang, A.H. Nasution, Gatot Soebroto dan T.B. Simatupang yang kelak memegang peranan penting dalam pengembangan dan kepemimpinan di dalam angkatan bersenjata Indonesia.
SejarahSunting
Ketika berlangsung Perang Diponegoro, pada tahun 1826-1827 pemerintah Hindia Belanda membentuk satu pasukan khusus. Setelah Perang Diponegoro usai, pada 4 Desember 1830 Gubernur Jenderal van den Bosch mengeluarkan keputusan yang dinamakan "Algemeene Orders voor het Nederlandsch-Oost-Indische leger" di mana ditetapkan pembentukan suatu organisasi ketentaraan yang baru untuk Hindia Belanda, yaitu Oost-Indische Leger (Tentara India Timur) dan pada tahun 1836, atas saran dari Raja Willem I, tentara ini mendapat predikat "Koninklijk".
Namun dalam penggunaan sehari-hari, kata ini tidak pernah digunakan selama sekitar satu abad, dan baru tahun 1933, ketika Hendrik Colijn –yang juga pernah bertugas sebagai perwira di Oost-Indische Leger- menjadi Perdana Menteri, secara resmi tentara di India-Belanda dinamakan Koninklijk Nederlands-Indisch Leger, disingkat KNIL.
Undang-Undang Belanda tidak mengizinkan para wajib militer untuk ditempatkan di wilayah jajahan, sehingga tentara di Hindia Belanda hanya terdiri dari prajurit bayaran atau sewaan. Kebanyakan mereka berasal dari Perancis, Jerman, Belgia dan Swiss. Tidak sedikit dari mereka yang adalah desertir dari pasukan-pasukannya untuk menghindari hukuman. Namun juga tentara Belanda yang melanggar peraturan di Belanda diberikan pilihan, menjalani hukuman penjara atau bertugas di Hindia Belanda. Mereka mendapat gaji bulanan yang besar. Tahun 1870 misalnya, seorang serdadu menerima f 300,-, atau setara dengan penghasilan seorang buruh selama satu tahun.
Dari catatan tahun 1830, terlihat perbandingan jumlah perwira, bintara serta prajurit antara bangsa Eropa dan pribumi dalam dinas ketentaraan Belanda. Di tingkat perwira, jumlah pribumi hanya sekitar 5% dari seluruh perwira; sedangkan di tingkat bintara dan prajurit, jumlah orang pribumi lebih banyak daripada jumlah bintara dan prajurit orang Eropa, yaitu sekitar 60%. Kekuatan tentara Belanda tahun 1830, setelah selesai Perang Diponegoro adalah 603 perwira bangsa Eropa, 37 perwira pribumi, 5.699 bintara dan prajurit bangsa Eropa, 7.206 bintara dan prajurit pribumi.
PribumiSunting
Tahun 1936, jumlah pribumi yang menjadi serdadu KNIL mencapai 33 ribu orang, atau sekitar 71% dari keseluruhan tentara KNIL, di antaranya terdapat sekitar 4.000 orang Ambon, 5.000 orang Manado dan 13.000 orang Jawa.
Apabila meneliti jumlah perwira, bintara serta prajurit yang murni orang Belanda terlihat, bahwa sebenarnya jumlah mereka sangat kecil. Pribumi yang mencapai pangkat tertinggi di KNIL adalah Kolonel KNIL Abdulkadir Widjojoatmodjo, yang tahun 1947 memimpin delegasi Belanda dalam perundingan di atas kapal perang AS Renville, yang membuahkan Persetujuan Renville. Seorang Indonesia, Sultan Hamid II dari Pontianak, yang dididik oleh dua wanita Inggris, mencapai pangkat Mayor Jenderal dalam posisi Asisten Politik Ratu Juliana.
PembubaranSunting

Surat pembubaran KNIL oleh Ratu Juliana
Dengan berdirinya negara Republik Indonesia dan TNI serta diakui kedaulatannya oleh Belanda pada tanggal 27 Desember 1949, maka pada tahun 1950 KNIL dibubarkan. Berdasarkan keputusan kerajaan tanggal 20 Juli 1950, pada 26 Juli 1950 pukul 00.00, setelah berumur sekitar 120 tahun, atau KNIL dinyatakan dibubarkan. Berdasarkan hasil keputusan Konferensi Meja Bundar, mantan tentara KNIL yang jumlahnya diperkirakan sekitar 60.000 yang ingin masuk ke "Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat" (APRIS) harus diterima dengan pangkat yang sama. Beberapa dari mereka kemudian pada tahun 70-an mencapai pangkat Mayor Jenderal TNI. Jumlah orang KNIL dari Ambon diperkirakan sekitar 5.000 orang, yang sebagian besar ikut dibawa ke Belanda dan tinggal di sana sampai sekarang.
Daftar Komandan KNILSunting
1815 - 1819 Mayjen. Carl Heinrich Wilhelm Anthing
1819 - 1819 Gub. Jenderal Godert van der Capellen
1819 - 1825 Mayjen. Hendrik Merkus de Kock
1822 - 1828 Mayjen. Josephus Jacobus van Geen
1828 - 1828 Letjen. Hendrik Merkus de Kock
1828 - 1828 Mayjen. Benjamin Bischoff
1829 - 1830 Letjen. H.M. de Kock
1830 - 1831 Gub. Jenderal Johannes van den Bosch
1830 - 1835 Letjen. Hubert Joseph Jean Lambert de Stuers
1835 - 1847 Mayjen. Frans David Cochius
1847 - 1849 Mayjen. Jhr. Carel van der Wijck
1849 - 1849 Letjen. Andreas Victor Michiels
1849 - 1851 Letjen. Karl Bernhard dari Sachsen-Weimar-Eisenach
1851 - 1854 Mayjen. Gerhardus Bakker
1854 - 1858 Letjen. François Vincent Henri Antoine de Stuers
1858 - 1862 Letjen. Jan van Swieten
1862 - 1865 Letjen. Charles Pierre Schimpf
1865 - 1869 Letjen. Augustus Johannes Andresen
1869 - 1873 Letjen. Willem Egbert Kroesen
1873 - 1875 Letjen. Nicolaus Hans Willem Stumphuis Whitton
1875 - 1879 Letjen. Gillis Pieter de Neve
1879 - 1883 Letjen. Huibert Gerard Boumeester
1883 - 1887 Letjen. Karel Lodewijk Pfeiffer
1887 - 1889 Letjen. Anthonie Haga
1889 - 1893 Letjen. Theodoor Johan Arnold van Zijll de Jong
1893 - 1895 Letjen. Adriaan Rudolf Willem Gey van Pittius
1895 - 1897 Letjen. Jacobus Augustinus Vetter
1897 - 1900 Letjen. Lourens Swart
1900 - 1903 Letjen. Heribert Cornelis Pieter de Bruijn
1903 - 1903 Mayjen. Johan Cornelis van der Wijck
1903 - 1905 Letjen. Willem Boetje
1905 - 1907 Mayjen. J.C. van der Wijck
1907 - 1909 Letjen. Marinus Bernardus Rost van Tonningen
1909 - 1910 Letjen. Pieter Cornelis van der Willigen
1910 - 1914 Letjen. Gotfried Coenraad Ernst van Daalen
1914 - 1916 Letjen. Johan Pieter Michielsen
1916 - 1916 Letjen. Hendrik Christiaan Kronouer
1916 - 1918 Letjen. Walter Robert de Greve
1918 - 1920 Letjen. Cornelis Hendrik van Rietschoten
1920 - 1922 Letjen. Gerrard Kornelis Dijkstra
1922 - 1924 Letjen. Frans Jan Kroesen
1924 - 1926 Letjen. Karel Felix Eduard Gerth van Wijk
1926 - 1926 Letjen. Willem A. Blits
1926 - 1929 Letjen. Hermanus Leonardus La Lau
1929 - 1932 Letjen. Heinrich Adolf Cramer
1932 - 1935 Letjen. Johannes Cornelis Koster
1935 - 1939 Letjen. Murk Boerstra
1939 - 1941 Letjen. Gerardus Johannes Berenschot
1941 - 1942 Letjen. Hein ter Poorten
1943 - 1946 Letjen. Ludolph Hendrik van Oyen
1946 - 1949 Letjen. Simon Spoor
1949 - 1950 Letjen. Dirk Cornelis Buurman van Vreeden
Coba agan agan tanya orang tua nya masing2 kakek atau bunyut nya mantan knil bukan heheheee...
Semoga bermanfaat... Salam merdeka


Sumber
Royal Netherlands East Indies Army (KNIL) 1819-1950
(Indonesia) Mardijkers, Marechaussée, Tentara Kontrakan, Belanda Hitam dan KNIL
Wikipedia
0
2.8K
7


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan