Kaskus

Entertainment

antofarrosAvatar border
TS
antofarros
Tanggapan Prabowo Subianto mengenai tuduhan peristiwa Kraras. (The Jakarta Post)
Tanggapan Prabowo Subianto mengenai tuduhan peristiwa Kraras. (The Jakarta Post)

Fakta Sebenarnya

Artikel Asli:
cek

Saya menulis surat ini sebagai tanggapan untuk artikel yang berjudul “Apa saja yang terjadi di Kraras, Timor Leste. Pak Prabowo?” yang ditulis oleh Aboeprijadi Santoso, yang muncul dalam The Jakarta Post edisi 20 Desember.

Artikel tersebut dan tuduhan yang berhubungan dengan persitiwa tragis di Kraras, jelas merupakan serangan yang ditujukan secara pribadi kepada saya dan sepak terjang saya dalam dunia militer. Serangan tersebut tidak ada dasarnya, tidak pernah dibuktikan secara legal, dan merupakan laporan dari pihak ketiga – tidak juga dibuktikan oleh pihak Persatuan Bangsa Bangsa dan pihak berwenang di Timor Leste.

Sungguh mengagetkan bahwa isu ini, yang berhubungan dengan peristiwa 30 tahun lampau, dibangkitkan dan dipublikasikan di pers, 100 hari menjelang Pemilu legislatif, dan dikemas sedemikian rupa untuk menimbulkan keraguan kepada saya, sebagai salah satu calon Presiden yang paling diunggulkan.

Untuk itu saya akan membantah dengan keras, tuduhan-tuduhan yang tidak berdasar, dan tidak pernah terbukti yang ada dalam artikel tersebut.

Izinkan saya bertanya. Jika saya memang bersalah dalam pembantaian tersebut, dan segala peristiwa yang serupa, bagaimana bisa saya diterima, bahkan berfoto bersama dalam pertemuan dan perbincangan dengan mantan presiden Timor Leste, Xanana Gusmao (April 20,2011), Lere Anan Timur (November 21, 2008) dan Mari Alkatiri (Juni 20,2013)?

Foto dan artikel tentang pertemuan tersebut juga dipublikasi the Jakarta Post, yang seharusnya sudah melakukan riset sebelum mempublikasian artikel dari Aboeprijadi.

Apakah Xanana dan pejuang Timor Leste, yang dulu merupakan musuh negara kita, mau berteman dengan seorang perwira Indonesia yang bertanggung jawab atas aksi kriminal terhadap penduduk?

Sekali lagi, saya tidak berada di sekitar tempat peristiwa “ Pembantaian Kraras” yang terjadi di Viqueque pada 8 Agustus, 1983. Saya juga ingin menantang siapa saja yang benar-benar bisa membuktikan bahwa saya memang bersalah dan memberi perintah untuk menyiksa dan membunuh rakyat Timor Leste.

Seperti yang saya katakan sebelumnya, PBB dan pihak berwenang Timor Leste belum pernah menggugat saya atas pelanggaran hak asasi manusia. Di dalam artikel tersebut, dibilang seperti ini “ semua telah mendengar tentang Prabowo, namun tidak ada yang melihatnya di area kejadian ”,”tuduan atas beberapa kasus pelanggaran hak asasi manusia” dan “situasi yang berujung kepada kekerasan, tidak jelas asal usulnya”.

Jika faktanya belum jelas, apa gunanya mengingat kembali sebuah tragedy seperti itu dan menumpahkan semua kesalahan kepada sesorang yang sedang berusaha untuk menjadi Presiden Republik Indonesia, selain untuk membawa bayangan hitam di atas kampanye yang sedang saya lakukan?

Faktanya, nama saya sudah dibersihkan dalam sebuah artikel investigasi yang dibuat oleh Jose Manuel Tesoro, yang dipublikasikan dalam Asiaweek edisi 13 Maret, tahun 2000, yang mengutip seperti ini:

Pertanyaannya adalah: Seberapa jauh Prabowo terlibat dalam peristiwa ini? Untuk mengumpulkan fakta terhadap tuduhan itu, Asiaweek menghubungi 4 organisasi masyarakat berbeda yang memang fokus mengamati kegiatan militer. Yaitu TAPOL di London, Solidamor di Jakarta, Yayasan HAK yang berpusat di Dili, dan East Timor Action Network (ETAN) di New York. Kami meminta laporan dari saksi, naskah dari komunikasi yang tersadap, dan laporan yang bocor, ataupun apa saja yang bisa membuktikan laporan ini, tetapi tidak satu pun bukti ditemukan.

Padahal faktanya adalah, di dalam banyak peristiwa saya melindungi pemberontak Falintil yang dipenjara oleh Tentara Republik Indonesia (TNI), dan rakyat Timor Leste yang juga memberontak, di dalam situasi yang tidak jelas, di mana TNI terjebak dalam perang saudara yang tidak memiliki batasan, dan semua orang bisa menjadi teman juga musuh.

Rumor yang melelahkan dan tidak terbukti ini, seperti yang dikutip kembali dalam artikel ini (3 dekade setelah peristiwa tersebut, dan dari seorang jurnalis yang terkenal membenci eksistensi TNI) adalah kumpulan kebohongan, yang tidak didukung oleh sejarah.

Silahkan tanya sendiri kepada rakyat Timor, apa yang sebenarnya terjadi. Saya yakin tuduhan seperti ini adalah kampanye yang dilakukan oleh barisan orang korup di Indonesia, yang takut akan adanya gerakan baru yang bisa mengaspirasi para pemuda dan rakyat miskin, untuk bersama menyatukan determinasi memberantas korupsi dan membangun pemerintahan yang bersih.

Danjen. (Purn) Prabowo Subianto

Jakarta

emoticon-Belomatabeloemoticon-Belomatabeloemoticon-I Love Indonesiaemoticon-I Love Indonesiaemoticon-I Love Indonesiaemoticon-I Love Indonesia
Diubah oleh antofarros 06-05-2014 18:21
0
3.9K
0
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan