Kaskus

News

GPO2AAvatar border
TS
GPO2A
Kenjeran Wisata Prostitusi
Kenjeran Wisata Prostitusi

SURABAYA (Surabaya Pagi) – Di akhir pekan (weekend) seperti sekarang ini, tempat wisata Kenjeran Park (Kenpark) milik Soetiadji Yudho itu dipastikan dikunjungi banyak orang. Namun, bukannya menikmati keindahan pantai di pesisir timur Surabaya itu. Kebanyakan mereka justru menikmati wisata mesumnya. Lihat saja dua hotel di area Kenpark ini, setiap Sabtu dan Minggu dijubeli pasangan mesum. Bahkan, mereka rela antre untuk check in. Sementara di luar hotel, sejumlah pasangan muda-mudi asik peluk cium meski di tempat terbuka. Pemandangan sama juga terlihat di hotel-hotel di luar wisata Kenpark, yang dipenuhi pasangan laki-laki dan perempuan yang diduga kuat belum menikah. Wajar saja jika kemudian Kenjeran dicap sebagai tempat wisata prostitusi.

Sebuah Motel di dalam Kenpark bertarif Rp 40 ribu – Rp 55 ribu, selalu terlihat adanya pasangan pria dan wanita yang keluar masuk. Bisa ditebak, pasangan yang check in di sana, ingin menuntaskan hasrat mereka. Baim (nama samaran), 50 tahun, seorang pedagang yang berjualan di area Kenpark mengaku tidak heran lagi dengan pemandangan itu. Hotel yang kamarnya mirip di lokalisasi Dolly itu, disebut Baim, memang biasa jadi tempat mesum. "Ada hotel itu kan sama saja menyediakan pengunjung untuk mesum. Coba kalay nggak ada hotelnya, nggak sampai seperti sekarang," ujar pria dua anak ini saat ditemui Surabaya Pagi, kemarin (28/2/2014).

Ia juga menyayangkan Pemkot Surabaya, mengapa hotel yang jelas-jelas dibuat untuk mesum dibiarkan saja. Kok tidak ditutup. Ia mencontohkan kejadian Desember 2013 lalu. Kenjeran batu-batu yang dulunya dipakai untuk mesum, langsung dipagari dan ditutup. Bahkan pemagaran itu sempat diwarnai aksi lempar batu oleh warga. Padahal, saat itu ada Walikota Tri Rismaharini di lokasi.

"Seperti Kenjeran batu-batu itu ditutup sejak Desember lalu oleh Bu Risma. Sekarang sudah gak ada lagi orang yang jualan. Sudah dikasih pagar. Tapi, hotel di Kenpark yang jelas-jelas untuk pasangan mesum, nggak ditutup. Saya heran saja," ungkap Baim.

Hal senada dikatakan Aris, 33 tahun, warga Kenjeran. "Dibuat pacaran, mesum udah biasa mas. Saya khawatir Kenjeran tambah nggak karuan. Mau lapor ya percuma. Wong aparatnya sudah pada ngerti," cetus pria yang tinggal tidak jauh dari wisata Kenpark. “Menurut saya, Kenpark itu bukan tempat wisata. Tapi tempat mesum,” lanjut Aris menegaskan.

Aris menambahkan, tempat wisata Kenpark dibuka 24 jam, sehingga pasangan mesum bisa menginap sesuka hati. Bahkan ia menduga bukan hanya pasangan muda-mudi yang pacaran, tapi pekerja seks komersial (PSK) juga bisa leluasa ke hotel di Kenpark. “Belum lagi mereka yang pacaran di luar hotel. Mereka bebas ngapaian saja di tempat remang-remang di sana. Makanya, kalau malam banyak yang datang," papar Aris.

Surabaya Pagi lantas mantau hotel di Kenpark ini. Ada ada dua, yakni Motel dan Hotel Sirkuit. Namun yang sering jadi langganan pasangan mesum ini Motel. Kebanyakan pasangan yang check in masih terbilang muda. Ada dua tipe kamar di sini, kamar Melati Fan dan Dahlia Fan yang hanya berukuran 3x4 meter. Tarifnya pun cuma Rp 40 ribu. Cuma ada fasilitas kasur springbed, meja kecil, tempat sampah, kipas angin dan kamar mandi dalam.

Sedang tipe satunya, kamar Anggrek dan Mawar yang berukuran 4x4 meter. Tarinya Rp 55 ribu dengan fasilitas AC dan kamar mandi dalam. Tarif kamar itu untuk short time (5-6 jam). Jika bermalam, harus membayar Rp 80.000. “Kalau bermalam nambah Rp 40 ribu mas, jadinya Rp 80 ribu”, kata resepsionis Motel kepada Surabaya Pagi yang menyamar sebagai pengunjung biasa.

Yang membuat terkejut, pihak hotel juga menyediakan kondom. Sedang kondisi kamar hotel tak ubahnya kamar wisma prostitusi di lokalisasi Dolly. Selain sempit, tempat tidurnya ala kadarnya. Bahkan, sprei warna putih yang terpasangan tampak kumal.

Selain Motel, ada hotel yang berada di Kenpark. Kondisinya lebih bagus, dengan fasilitas AC dan kamar mandi dalam. Ukuran kamarnya sedikit besar, 6x5 meter. Sedang tarifnya Rp 120 ribu. “Tahu sendirilah mas kalau ke sini mau apa,” ujar Alfan (nama disamarkan), 28 tahun, yang datang bersama pacarnya.

Dewi (19), salah satu siswi yang biasa bantu ortunya dagangan di Kenjeran mengungkapkan, kalau hari Sabtu-Minggu ramai pengunjung pasangan muda-mudi. “Kalau 100 pengunjung, bisa lebih mas. Wong mereka masuknya gantian. Makanya antri. Sampean mau masuk ta?,” ucap Dewi sambil tertawa.

Hotel di Luar Kenpark tak Terjamah Razia
ak hanya hotel di dalam Kenpark. Hotel-hotel di sekitar tempat ini juga menjadi jujugan pasangan mesum. Pantauan Surbaya Pagi di lapangan, tak jauh dari lokasi wisata Kenpark, ada Hotel Puspa dan Legian. Hotel Puspa misalnya, dengan bangunan bertingkat dua ini, sedikit lebih bagus ketimbang Hotel Legian. Juga lebih bersih daripada hotel milik Soetiadji Yudho yang di dalam Kenpark. Tarif kamar cukup variatif, antara Rp 125 ribu- Rp 400 ribu. Yang standar, kamar dengan fasilitas AC plus kamar mandi dalam. Sedangkan kamar bertarif Rp 400 ribu terdapat fasilitas AC, televisi, dua tempat tidur dan kamar mandi dalam.

“Dua hotel itu sama seperti di dalam sana (Kenpark). Kadang ada perempuan tua seperti tante-tante masuk dengan laki-lakinya lebih muda. Kadang juga sebaliknya. Kalau yang lebih ramai lagi ya di hotel Kenjeran sana mas,” kata Darmin (samaran), 56 tahun, salah satu tukang becak di dekat Hotel Puspa.

Ia mengungkapkan selama ia mbecak di Kenjeran, Hotel Puspa ini nyaris tak pernah kena razia polisi. “Kalau pun ada razia, ya aman-aman aja. Mungkin sudah dapat info sebelum razia?,” tuturnya.

Berbeda dengan Hotel Legian di jalan Tempu Rejo yang jaraknya lebih dekat dengan Kenjeran. Hotel Legian ini tarif kamar disamakan Rp 175 ribu per enam jam. Di dalamnya terdapat fasilitas AC, TV, plus kamar mandi dalam. “Semua kamar harganya sama mas, tidak ada harga standar atau VIP,” jelas salah satu petugas yang sedang berjaga.

Kemudian, lanjut petugas itu, tarif kamar segitu sudah murah. Ia berdalih keamanan dan kenyaman bagi pengunjung terjamin. “Kalau mau murah ya di hotel Sirkuit Kenjeran aja mas. Motelnya kan hanya Rp 40 ribu, tapi sering kena razia. Kalau di sini (Hotel Legian) dijamin aman,” terangnya.

“Kalo sampean pingin ke sini jangan hari sabtu. Antri mas, biasanya ramainya sore. Langsung masuk aja, tidak perlu pakai KTP (Kartu Tanda Penduduk), langsung masuk hotel, masuk kamar. Aman, aman mas,” lanjut pria yang sudah belasan tahun bekerja di Hotel Legian.

Basuki, penjual bakso depan hotel Legian itu membenarkan, jika Hotel Legian aman. Sepengetahuannya belum pernah terjamah oleh razia yang biasa dilakukan Satpol PP maupun Polisi. “Sekitar 20 tahun saya jualan bakso di sini (dekat Hotel Legian), belum pernah dengar ada razia. Kalau di Kenjeran sering mas,” ungkapnya.

Ia menambahkan, pengunjung hotel Legian ini tidak hanya pekerja dan mahasiswa. Juga kerap terlihat pelajar yang check in. “Saya tahu mas, kan bisa dilihat dari wajahnya,” cetus Basuk

Kenjeran Wisata Prostitusi



http://www.surabayapagi.com/index.php?read~Kenjeran-Wisata-Prostitusi;d9924f887cb4727ebcc495b99a16511059b6ade80b6b629d5c26a69c9e617599

hilang dolly masih ada kenjeran cak emoticon-Kiss (S)

Kenjeran Wisata Prostitusi


Kenjeran Wisata Prostitusi


0
65.2K
17
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan