Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

pesurathatiAvatar border
TS
pesurathati
TRUE STORY?
Sblmnya ane informasikan bhwa ini adalah copasan dr cerita ane yg ane pindah dr tempat yg kurang tepat, dan atas saran dr kakak2 kaskuser yg lbh berpengalaman, jd ane pindah, eh, ane salin ni crita dimari. ^^

Ini adalah kisah yg terinspirasi dr kisah nyata ane gan, ane mau coba share.. Moga2 agan2 sekalian pada bisa ngambil amanatnya yah.
Kalo udah pada nyimak, tolong share di komeng, amanat apa aja yg bs agan2 ambil dr kisah ini.

Langsung aja gan, ceritanya di mulai dimari..



Yui

Hari ini aku benar-benar kesal, yah, sangat kesal maksudku. Karna hari ini ada orang yang dengan sangat tulusnya menyatakan perasaannya kepadaku, bukan masalah aku suka atau tidak suka, tapi masalahnya dia adalah sahabatku!.
Aku dengan tegas menolaknya, bahkan dengan kejam kukatakan bahwa aku tidak menyukainya sama sekali dan aku ingin mulai sekarang kita menjaga jarak.

Huh, kesal sekali aku, kenapa harus dia? Kanapa harus orang yang setiap hari memenuhi hari hariku dengan cerita dan canda tawanya? Coba saja saat itu dia tidak mengungkapkannya padaku, pasti saat ini kami masih baik-baik saja.. Dengan adanya perasaan atau tidak adanya perasaan itu dihatinya. Yang penting jangan mengucapkannya padaku.!

Aku ingin kami menjaga jarak bukan karena aku takut menyakitinya, bukan juga karena aku merasa terganggu dengannya, sama sekali tidak. Aku hanya merasa tidak nyaman dengan caranya bercanda, caranya bercerita, itu semua tidak sama seperti dulu.
Hingga akhirnya ku katakan padanya untuk tidak lagi menghubungiku jika ia belum bisa menghilangkan perasaannya padaku.

***

Suatu saat aku bertemu dengannya disuatu acara yg sebenarnya tidak mengharuskan kami bertemu ditempat yg sama. Tapi mungkin memang ini harus terjadi, aku dan dia disana waktu itu.
Aku memanggilnya berulang kali, dari pelan, hingga nada bicaraku berubah menjadi seperti membentak dan dia baru menoleh kearahku. Aku sebenarnya merasa sedikit bersalah karna telah memanggilnya dgn nada seperti itu, tapi kalau tak begitu, dia takkan memalingkan wajah tanpa ekspresinya kearahku.
Aku sebenarnya sudah sadar sejak lama, bahwa butuh beberapa detik untuknya menoleh ke arahku ketika aku panggil. Syndrom cinta mungkin.. Atau grogi, tapi aku pikir itu aneh, dan lebih terlihat aneh lagi karna ia tetap berlaku seperti itu bahkan ketika ia mengatakan padaku bahwa ia sudah "tidak peduli".

Kama,

Satu tahun lalu aku mengatakan pada sahabatku bahwa aku memiliki perasaan lebih padanya. Perasaan lebih yang lebih dari sekedar "lebih", bukan sayang dan buka juga suka. Entah aku harus menyebutnya apa. Akupun tak sadar kapan perasaan itu mulai bersemayam di hati dinginku!, yang aku sesalkan adalah semenjak kejadian itu, sahabatku mulai menjauhiku.

***

Malam itu gerimis, terdengar jelas diatap kamarku suara gemercik air.
Hanya saja, aku seharusnya menyebut ini pagi, karena waktu sudah menunjukkan pukul 00:32 wib.
Aku insomnia.
Ku ambil telpon genggamku yang masih saja menyimpan berjuta kenangan, bersama berjuta pesan singkat itu, aku tak berani membacanya. Aku tak mau rinduku semakin mendalam.
Namun akhirnya kuputuskan mengirim satu kata padanya, mungkin tak cukup mewakili berjuta rasa rinduku padanya. Tapi cukup untuk sedikit membuatku merasa lega.
00:50, pesan balasan darinya masuk tanpa kuduga. kami bercengkerama dan aku berusaha sekuat mungkin untuk tidak membahas betapa rindunya aku padanya.
Stlh berkali2 berbalas pesan, Satu lagi pesan muncul pada hpku dipenghujung malam, saat itu, hampir aku mau pamit tidur karena sepertinya insomnia telah merasa bosan berada diantara dua orang yang saling bercengkrama. Kubaca pesan itu dengan konsentrasi yang masih dibilang utuh, aku yakin aku tak salah membaca... Ia menanyaiku bagaimana perasaanku jika aku melihatnya bersama pria lain. Aku berusaha menjawabnya sejujur mungkin, dan aku katakan padanya bahwa aku tidak peduli. Setidaknya jawaban itu adalah jawaban terbaik yang aku katakan padanya. Karna aku menganggap pertanyaannya bukanlah tentang bagaimana perasaanku jika aku melihatnya bersama orang lain, apakah aku cemburu, sakit hati atau malah bahagia?.bukan itu, tapi aku menganggap itu adalah pertanyaan yang menanyai bagaimana dengan sikapku terhadap perasaanku jika aku melihatnya bersama pria lain. Dengan yakin kukatakan aku tidak peduli, aku benar2 akan berusaha tidak peduli dengan apa yang aku rasakan ketika melihatnya bersama pria lain, seperti tidak pedulinya dia kepada perasaanku. Jujur saja, aku menjawab spt itu bukan semata2 karna aku ingin membuatnya nyaman didekatku "lagi" dan bisa dekat dengannya "lagi", ini hanya tentang bagaimana aku harus menjawab pertanyaan seorang sahabat dengan jawaban yang tidak mengecewakannya, yaitu jwbn jujur.
Lama tiada jawaban.

***

Aku bangun pukul 4, mungkin tepat, aku melihatnya sekilas dilayar hpku sebelum ak menyadari ada pesan masuk dari sahabatku. Bunyinya "apa kau masih mempunyai perasaan lebih kepadaku", dan di pesan tersebut tertera pukul 02:13, mungkin aku semalam ketiduran.
Aku ingin membalasnya, tapi menurutku kurang etis jika pertanyaan seperti itu dijwab setelah aku meninggalnya tidur. Sekali lagi, aku bukan tak mau menjawab. Tapi aku merasa itu tdk etis. Itu saja.

Pagi itu aku berangkat kesuatu tempat karena memang aku ada jadwal kegiatan disana. Ketika akan pulang, aku mendengar seseorang memanggil namaku, aku begitu mengenali suaranya, setelah beberapa kali aku dengarkan, ternyata benar itu dia. Aku menoleh dengan perlahan., aku membutuhkan banyak waktu untuk melihat kearahnya karena aku tak yakin bahwa suara itu benar2 menyerukan namaku.. Tak yakin, karna tlah lama ia mengatakan padaku bahwa kami harus menjaga jarak dan bahkan aku tak boleh menghubunginya bila aku belum menghilangkan perasaan ini.

Yui

Aku merindukannya, bukan sebagai orang yang mencintaiku, tapi sebagai sahabatku.
Ada sedikit perasaan bersalah ketika mengingat aku seringkali berkata kasar padanya, jauh lebih kasar dibanding saat aku memaki diriku sendiri yang penuh penyesalan ini.
saat aku merindukannya, mataku sudah terserang kantuk yg hebat, tapi sama sekali tak menyurutkan rasa rinduku.
Tapi Baiklah, aku mengalah. Aku akan segera tidur.

***

Dia tidak pernah se acuh ini terhadapku. Aku pernah melihatnya dekat dengan wanita lain, aku tahu itu rekan kerjanya, dia manis, ku lihat mereka bercanda dan kadang bercarita sesuatu yang serius, entah apa yang tiba2 muncul dihatiku, fikirku berkata, mungkin ini perasaan aneh yang coba mengatakan bahwa aku dulu juga pernah melewati hari2 itu dengannya, pernah dicandainya seperti itu, mungkinkah ini perasaan rindu?, tapi rindu tidak pernah sesesak ini sebelumnya.

Aku mulai berfikir bahwa ia memang sudah lama tak memiliki perasaan itu lagi terhadapku. Tapi mengapa ia tak juga menghubungiku? Padahal tlah ku katakan padanya bahwa ia boleh menghubungiku jika ia tak lagi menyimpan rasa itu., atau mungkin ia memang sudah lupa, dan tidak mau lagi bersahabat denganku. Ku pikir itu masuk akal, karna memang kami juga sudah sama2 terbiasa hidup sendiri-tanpa berhubungan-., toh kalau sekarang ia sudah terbiasa dengan hidupnya tanpaku, itu adalah hal yang nyaris sangat wajar, ditambah lagi jika ia memang benar2 sudah menghilangkan perasaannya kepadaku, dan menghilangkan aku dari pikirannya, dan mungkin, menggantinya dengan yang baru.Aahhh, aku terlalu banyak berfikir tentangnya. Aku malu pada diriku sendiri. Sungguh memalukan merindui seseorang yang telah kau usir dari kehidupanmu!, dan dengan tanpa berdosa mengharap ia kembali menghubungimu ketika semuanya telah berubah,.. Benar,SEMUANYA telah berubah.

***

Kama,

3 tahun telah berlalu dengan cepat, aku merasakan hidupku lebih berwarna setelah aku merasakan sedih yang pernah ku derita.
Sebelumnya aku tak pernah sesedih itu. Tapi sekarang, semuanya membaik.
Di usiaku yang mulai meninggalkan remaja ini, aku telah menggapai banyak pengalaman, terutama dalam pekerjaanku, pekerjaan yang cukup sesuai dengan passionku, teman2 baik yang aku temui di tempat kerja, dan pengalaman2 pekerjaan yang banyak aku ambil dari studi lapanganku sendiri. selama bertahun2 aku fokuskan hidupku pada pekerjaan yang memberiku makan dengan hasil jerih payahku sendiri.

***

Besok adalah hari yang sangat penting bagiku, tak lain adalah hari dimana aku dan keluargaku berangkat untuk meminang wanita yang akan menjadi seseorang yang mencium tanganku tiap pagi sebelum aku berangkat kerja, dan wanita yang tiap malam akan ku kecup keningnya tiap ia akan terlelap dalam tidurnya.
Dan jika semuanya berjalan lancar, tak kurang dari dua tahun kedepan, hidupku akan lengkap sudah.

Yui,

Semuanya bergerak begitu cepat dimataku, diotakku.
Aku.. Yang dulu pernah berfikir ingin menjadi ibu rumah tangga saja karena saking lelahnya mempelajari pelajaran disekolah, kini telah menjalani hidup dengan penuh kebisingan masa, dengan pekerjaan yang mengharuskanku menjadi orang yang sabar dan pengertian, sekaligus menjadi wanita baik yang senantiasa melengkungkan senyumnya dihadapan khalayak.
Bisa dibilang hidupku hampir sempurna dengan apa yang telah ku capai selama ini.

Sekilas tentang masalaluku, beberapa tahun yang lalu, setelah aku tak tahan menahan rinduku pada sahabatku, kuputuskan mengirim sebuah pesan padanya, kutuliskan segala yang ingin aku ucapkan padanya, yang mengganjal dihatiku..
Tentang rinduku, tentang penyesalanku, tentang semuanya, tentang semua yang telah banyak berubah setelah ia pergi.

***
Malam pertama dibulan Februari, aku dengar besok ia akan melamar seorang gadis, aku tak tahu kenapa setelah aku menutup telpon darinya tanganku menjadi dingin, mendadak dadaku merasakan perasaan yang dulu juga pernah ku rasakan saat aku melihatnya dekat dengan rekan kerjanya. Dan setelah sekian tahun aku baru menyadari kalau ini memang benar rasa cemburu.
Bukannya aku lemah atau tak suka jika ia akan membangun hidup baru, tapi hatiku juga bukan terbuat dari batu, tidak,.. Tidak sekeras seperti saat aku tega mengusirnya dari hidupku tanpa memikirkan perasaannya sama sekali, Juga tidak sekeras ketika aku memanggilnya dengan nada yang membentak, dan tidak sekeras saat dengan santainya ku tanyakan padanya mengenai perasaannya jika melihatku bersama pria lain. Tidak sekeras itu lagi.
Tapi aku akan mengeraskan hatiku demi menepati janjiku padanya beberapa menit lalu, "aku pasti datang". Demi memberikan senyuman dan kata selamat terbaik yang pernah aku berikan padanya. Aku berjanji pada diriku sendiri. Yah, mungkin inilah saatnya aku mengakhiri penyesalanku selama ini, aku harus menghadiri hari bahagianya, aku harus setegar ia ketika aku menolaknya dahulu... Yaaah, aku harus!.

Kama,

Hari ini aku bersiap menuju kediaman wanita yang akan ku persunting, di ruang tengah, telah berkumpul keluargaku dan teman2 terbaikku yang nantinya akan menjadi saksi peminangan ini. Aku masih bersiap2. Ah, aku hampir tak percaya ternyata aku sekarang telah menjadi seorang PRIA yang Hidup, benar2 hidup dan akan menjadi lebih hidup.
Dan sekarang..,
Tepat pukul 08:30, aku berangkat menjemput masa depanku......


oh iya, akhirnya aku tahu perasaan apa yang telah sekian lama aku pendam terhadap wanita yang akan aku lamar ini, "CINTA", setidaknya, begitulah yang dikatakannya padaku. Aku juga baru mengetahui itu darinya, dari wanita yang aku cintai itu.. Lewat pesannya yang dulu pernah dikirimnya kepadaku... "Kama, maafkan aku, kini aku merindukanmu.
Dan sejujurnya, aku mencintaimu, kama."
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
1.1K
2
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan