- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Tips keliling 3 negara hanya dengan 2,2 juta
TS
nyamuk.gaoel
Tips keliling 3 negara hanya dengan 2,2 juta
no repsol gan :
Halo gan, libur telah tiba, libur telah tiba, hore, hore, hore, horeee nah kira-kira begitulah y sepenggal lirik dari lagu milik penyanyi cilik tasya nah menjelang liburan nih gan ane pengen kasih ulasan aja nih gan buat agan-agan yg mau liburan mungkin ulasan ini bisa berguna gan seperti apa ulasannya? cekidot gan !
nah buat agan-agan yg uda nabung nih buat liburan siapa tau ulasan di atas bisa menjadi salah satu referensi liburan agan-agan
sekian thread dari ane
thx for reading gan
Spoiler for Bukti:
TS mengucapkan :
Selamat Lebaran
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1434 H
Minal Aidin Wal Faidzin
Mohon Maaf Lahir dan Batin
Selamat Lebaran
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1434 H
Minal Aidin Wal Faidzin
Mohon Maaf Lahir dan Batin
ATTENTION
ini hanya ulasan bukan TS yg jalan-jalan
hanya sekedar info siapa tau buat masukan
ini hanya ulasan bukan TS yg jalan-jalan
hanya sekedar info siapa tau buat masukan
Halo gan, libur telah tiba, libur telah tiba, hore, hore, hore, horeee nah kira-kira begitulah y sepenggal lirik dari lagu milik penyanyi cilik tasya nah menjelang liburan nih gan ane pengen kasih ulasan aja nih gan buat agan-agan yg mau liburan mungkin ulasan ini bisa berguna gan seperti apa ulasannya? cekidot gan !
Quote:
Pernah Anda berpikir untuk backpacking ke Thailand, Kamboja, dan Vietnam selama satu minggu. Dengan bermodal Rp 2,2 juta, Anda sudah bisa keliling ke tiga negara sekaligus, melalui jalan darat. Mau tahu bagaimana?
Pada kesempatan kali ini, saya hendak berbagi pengalaman traveling ke 3 negara, yakni Thailand, Kamboja, dan Vietnam, yang saya lakukan dengan tiga rekan saya beberapa waktu lalu. Pertanyaannya, apa mungkin dengan hanya berbekal Rp 2,2 juta bisa menjelajah 3 negara sekaligus dalam satu minggu? Jawabannya adalah bisa.
Kami adalah sekelompok backpacker ulung pada masa kuliah yang kini menjadi perkerja swasta yang sibuk dengan urusan masing-masing. Untuk melepas kerinduan pada masa-masa dahulu, kami harus merancang perjalanan ini sebaik mungkin, dengan menabung dan tentu saja mengorbankan jatah cuti. Umumnya cuti diambil pada saat hari raya. Namun, kami justru menyimpannya untuk traveling. Tidak banyak, hanya 5 hari kerja.
Thailand, Kamboja, dan Vietnam adalah 3 negara tetangga yang masuk dalam Asia Tenggara. Oleh karena itu, untuk traveling ke sana kita hanya membutuhkan paspor tanpa memerlukan visa. Visa on arrival diberikan secara gratis oleh pihak imigrasi tiga negara tersebut. Biasanya diberikan pada saat kita memasuki negara-negara tersebut, baik itu melalui jalur darat ataupun udara.
Untuk waktu 1 minggu, tidak mungkin kami menggunakan jalur darat dari Indonesia. Maka dari itu, kami mengambil penerbangan menuju Bangkok, Thailand. Kemudian dilanjutkan dengan moda transportasi darat dan kami berencana akan menyeberang ke Kamboja dan diteruskan ke Vietnam. Hingga akhirnya, perjalanan kami akan diakhiri dengan penerbangan kembali ke Indonesia dari Ho Chi Minh, Vietnam. Anda bisa memulai perjalanan dengan rute sebaliknya, tergantung selera atau harga tiket pesawat.
Dalam waktu 1 minggu, Anda harus merancang rencana perjalanan hanya ke tempat-tempat yang wajib dikunjungi. Anda bisa memanfaatkan waktu tidur di perjalanan saat menggunakan bus malam, sekaligus menghemat biaya penginapan. Jangan khawatir, bus di tiga negara ini rata-rata lebih nyaman ketimbang yang ada di Indonesia.
Beberapa di antaranya bahkan memiliki tempat tidur, sehingga Anda bisa merebahkan tubuh sepanjang perjalanan. Hal lain yang mungkin berbeda dengan bus di Indonesia adalah supir bus di sana gemar sekali membunyikan klaksonnya kencang-kencang.
Penginapan di tiga negara ini juga relatif murah. Sekalipun berlabel backpacker, Anda pasti mendapatkan kamar dengan fasilitas kamar mandi dalam dengan shower air panas, AC, dan TV dengan harga Rp 70.000–Rp 80.000 per orang. Bisanya hotel tersebut menghitung harga per orang.
Petualangan pertama kami dimulai dari hari Minggu. Kami mengambil penerbangan paling pagi menuju Bangkok dari Jakarta. Sesampainya di sana, Anda bisa langsung mengunjungi tempat-tempat menarik, seperti Grand Palace, Wat Pho, Wat Arun, Weekend Market, dan menginap satu malam di Khaosan Road. Di sini banyak sekali penginapan ala backpacker dengan harga 200 Baht (Rp 70.000) per orang.
Habiskan waktu di Bangkok sampai hari kedua. Kemudian gunakan bus jurusan Aranyaprathet dari terminal Mochit seharga 223 Baht (Rp 78.000). Perjalanan ini memakan waktu sekitar 5,5 jam. Kami pun menghabiskan malam di Kota Aranyaprathet dan tidur di hotel seharga 120 Baht (Rp 40.000) per orang.
Kami melanjutkan perjalanan hari ketiga dengan menyeberang ke Kamboja memalui perbatasan Poipet. Perbatasan Poipet sendiri terletak 6 km dari Aranyaprathet. Setelah melewati perbatasan, Anda bisa menumpang taksi menuju Kota Siem Reap atau gerbang menuju Angkor Wat seharga US$ 12 (Rp 116.100) per orang.
Ya, mata uang yang digunakan warga Kamboja adalah dollar Amerika. Perjalanan ke Siem Reap memakan waktu 3 jam. Sesampainya di Siem Reap, Anda bisa menyewa Tuktuk atau sejenis bajaj yang bisa ditumpangi 4 orang. Kendaraan ini digunakan untuk menjelajahi Angkor Wat selama satu hari penuh dengan harga US$ 15 (Rp 145.125).
Siapa yang tidak mengenal Angkor Wat. Kawasan candi seluas 24 km2 ini tidak mungkin cukup Anda jelajahi hanya dalam waktu 1 hari. Namun jangan khawatir, dalam waktu 1 hari saya pikir sudah cukup untuk mengunjungi candi-candi seperti Angkor Wat dan kompleks Angkor Thom di antaranya Bayon, Terrace of The Elephants, Terrace of The Leper King, dan sunset di Baphuon.
Tiket masuk kompleks Angkor sendiri seharga US$ 20 (Rp 193.500). Jangan lupa mengabadikan keajaiban Ta Prohm. Anda akan tahu alasan sutradara film 'Tomb Rider' membawa Angelina Jolie syuting di sini. Kami menghabiskan malam hari ketiga dengan menaiki bus malam Sleeper seharga US$ 14 (Rp 135.450) menuju Phnom Penh, Kamboja.
Mulailah memasuki pagi hari keempat, untuk menjelajah National Museum, Royal Palace, Silver Pagoda, dan Sisowath Quay. Sempatkanlah mampir di Central Market untuk sekadar melihat atau berbelanja oleh-oleh. Di Phnom Penh, Anda wajib mengunjungi Tuol Sleng Genocide Museum dan Killing Fields untuk melihat dokumentasi kejinya rezim Khmer merah. Saya pun melihat beberapa pengunjung tak kuasa menitikkan air mata.
Di Phnom Penh, Anda bisa menginap di sekitar Royal Palace. Di sana banyak penginapan murah ala backpacker seharga US$ 7 (Rp 68 ribu) per orang. Kami pun menutup hari ke-5 dengan menaiki bus yang akan menyeberangi perbatasan Kamboja–Vietnam. Perjalanan dengan bus ini melalui jalur Bavet atau Moc Bai dan berakhir di Ibukota Ho Chi Minh. Tiket bus ini kami beli seharga US$ 13 (Rp 126 ribu) dengan waktu perjalanan 6 jam.
Setelah beristirahat di penginapan, di hari keenam kami mengabiskan waktu seharian untuk mengelilingi Kota Ho Chi Minh. Anda bisa mengunjungi War Remnants Museum, Reunification Palace, Notre Dame Cathedral, Central Post Office, City Town Hall, Opera House, Fine Arts Museum, dan lain-lain. Anda bisa menjelajahi tempat-tempat tersebut hanya dengan berjalan kaki karena tempatnya saling berdekatan, yakni di District 1.
Pada hari terakhir perjalanan, kami mengunjungi Chu Chi Tunnels yang berjarak 40 Km dari Kota Ho Chi Minh. Di sana Anda akan melihat keberingasan perang Vietnam di era 1960-1970 an. Anda akan diajak masuk ke tunnel atau gorong-gorong persembunyian orang Vietnam pada masa perang, tempat ini hanya cukup dimasuki orang bertubuh kurus dalam posisi merangkak.
Jangan salah, dulunya tempat ini bukan hanya untuk persembunyian serdadu Vietcong, tapi juga warga sipil. Mereka tidur, memasak, bersekolah, dan bahkan melahirkan di gorong-gorong yang tidak bersemen ini. Tujuan dibuatnya tunnel ini tak lain dan tak bukan adalah untuk menghindari senjata bio-kimia yang digunakan oleh tentara Amerika.
Di sana traveler juga akan melihat 'canggihnya' alat-alat perang tradisional serdadu Vietcong yang pernah membuat angkatan perang Amerika kelabakan. Usahakan terlebih dulu Anda berkunjung ke War Remnants Museum sebelum pergi ke Chu Chi Tunnels. Sehingga Anda bisa memahami apa yang sebenarnya terjadi dalam perang Vietnam.
Menjelang sore hari, kembali ke Ho Chi Minh dan tutup perjalanan Anda dengan melihat-lihat Ben Thanh Market untuk berburu oleh-oleh khas. Menjelang Sabtu petang, kami menyeberang ke terminal bus kota yang ada di depan Ben Thanh Market.
Selanjutnya, menggunakan bus nomor 152 untuk menuju Bandara Internasional Tan Son Nhat. Traveler hanya perlu membayar 10.000 Dong (Rp 4.700). Kami pun akhirnya mengambil penerbangan malam dari Ho Chi Minh ke Jakarta.
Tak terasa 7 hari sudah kami menjelajahi sebagian Thailand, Kamboja, dan Vietnam. Tiga negara ini memiliki keberagaman budaya dan pesona wisata yang memukau, apalagi dengan hanya menghabiskan Rp 2,2 juta selama 1 minggu.
Perlu dicatat, biaya tersebut sudah termasuk penginapan dan uang makan. Akan tetapi, belum termasuk tiket pesawat. Jangan khawatir, sekarang sudah ada penerbangan murah dari Jakarta-Bangkok maupun Jakarta-Vietnam langsung. Saya sendiri menghabiskan Rp 1,5 juta untuk penerbangan pulang-pergi.
Sebenarnya Anda bisa mendapatkan harga yang jauh lebih murah asalkan membeli sejak jauh-jauh hari. Setelah beristirahat pada hari Minggu, Anda pun akan siap kembali beraktivitas pada hari Senin.
Pada kesempatan kali ini, saya hendak berbagi pengalaman traveling ke 3 negara, yakni Thailand, Kamboja, dan Vietnam, yang saya lakukan dengan tiga rekan saya beberapa waktu lalu. Pertanyaannya, apa mungkin dengan hanya berbekal Rp 2,2 juta bisa menjelajah 3 negara sekaligus dalam satu minggu? Jawabannya adalah bisa.
Kami adalah sekelompok backpacker ulung pada masa kuliah yang kini menjadi perkerja swasta yang sibuk dengan urusan masing-masing. Untuk melepas kerinduan pada masa-masa dahulu, kami harus merancang perjalanan ini sebaik mungkin, dengan menabung dan tentu saja mengorbankan jatah cuti. Umumnya cuti diambil pada saat hari raya. Namun, kami justru menyimpannya untuk traveling. Tidak banyak, hanya 5 hari kerja.
Thailand, Kamboja, dan Vietnam adalah 3 negara tetangga yang masuk dalam Asia Tenggara. Oleh karena itu, untuk traveling ke sana kita hanya membutuhkan paspor tanpa memerlukan visa. Visa on arrival diberikan secara gratis oleh pihak imigrasi tiga negara tersebut. Biasanya diberikan pada saat kita memasuki negara-negara tersebut, baik itu melalui jalur darat ataupun udara.
Untuk waktu 1 minggu, tidak mungkin kami menggunakan jalur darat dari Indonesia. Maka dari itu, kami mengambil penerbangan menuju Bangkok, Thailand. Kemudian dilanjutkan dengan moda transportasi darat dan kami berencana akan menyeberang ke Kamboja dan diteruskan ke Vietnam. Hingga akhirnya, perjalanan kami akan diakhiri dengan penerbangan kembali ke Indonesia dari Ho Chi Minh, Vietnam. Anda bisa memulai perjalanan dengan rute sebaliknya, tergantung selera atau harga tiket pesawat.
Dalam waktu 1 minggu, Anda harus merancang rencana perjalanan hanya ke tempat-tempat yang wajib dikunjungi. Anda bisa memanfaatkan waktu tidur di perjalanan saat menggunakan bus malam, sekaligus menghemat biaya penginapan. Jangan khawatir, bus di tiga negara ini rata-rata lebih nyaman ketimbang yang ada di Indonesia.
Beberapa di antaranya bahkan memiliki tempat tidur, sehingga Anda bisa merebahkan tubuh sepanjang perjalanan. Hal lain yang mungkin berbeda dengan bus di Indonesia adalah supir bus di sana gemar sekali membunyikan klaksonnya kencang-kencang.
Penginapan di tiga negara ini juga relatif murah. Sekalipun berlabel backpacker, Anda pasti mendapatkan kamar dengan fasilitas kamar mandi dalam dengan shower air panas, AC, dan TV dengan harga Rp 70.000–Rp 80.000 per orang. Bisanya hotel tersebut menghitung harga per orang.
Petualangan pertama kami dimulai dari hari Minggu. Kami mengambil penerbangan paling pagi menuju Bangkok dari Jakarta. Sesampainya di sana, Anda bisa langsung mengunjungi tempat-tempat menarik, seperti Grand Palace, Wat Pho, Wat Arun, Weekend Market, dan menginap satu malam di Khaosan Road. Di sini banyak sekali penginapan ala backpacker dengan harga 200 Baht (Rp 70.000) per orang.
Habiskan waktu di Bangkok sampai hari kedua. Kemudian gunakan bus jurusan Aranyaprathet dari terminal Mochit seharga 223 Baht (Rp 78.000). Perjalanan ini memakan waktu sekitar 5,5 jam. Kami pun menghabiskan malam di Kota Aranyaprathet dan tidur di hotel seharga 120 Baht (Rp 40.000) per orang.
Kami melanjutkan perjalanan hari ketiga dengan menyeberang ke Kamboja memalui perbatasan Poipet. Perbatasan Poipet sendiri terletak 6 km dari Aranyaprathet. Setelah melewati perbatasan, Anda bisa menumpang taksi menuju Kota Siem Reap atau gerbang menuju Angkor Wat seharga US$ 12 (Rp 116.100) per orang.
Ya, mata uang yang digunakan warga Kamboja adalah dollar Amerika. Perjalanan ke Siem Reap memakan waktu 3 jam. Sesampainya di Siem Reap, Anda bisa menyewa Tuktuk atau sejenis bajaj yang bisa ditumpangi 4 orang. Kendaraan ini digunakan untuk menjelajahi Angkor Wat selama satu hari penuh dengan harga US$ 15 (Rp 145.125).
Siapa yang tidak mengenal Angkor Wat. Kawasan candi seluas 24 km2 ini tidak mungkin cukup Anda jelajahi hanya dalam waktu 1 hari. Namun jangan khawatir, dalam waktu 1 hari saya pikir sudah cukup untuk mengunjungi candi-candi seperti Angkor Wat dan kompleks Angkor Thom di antaranya Bayon, Terrace of The Elephants, Terrace of The Leper King, dan sunset di Baphuon.
Tiket masuk kompleks Angkor sendiri seharga US$ 20 (Rp 193.500). Jangan lupa mengabadikan keajaiban Ta Prohm. Anda akan tahu alasan sutradara film 'Tomb Rider' membawa Angelina Jolie syuting di sini. Kami menghabiskan malam hari ketiga dengan menaiki bus malam Sleeper seharga US$ 14 (Rp 135.450) menuju Phnom Penh, Kamboja.
Mulailah memasuki pagi hari keempat, untuk menjelajah National Museum, Royal Palace, Silver Pagoda, dan Sisowath Quay. Sempatkanlah mampir di Central Market untuk sekadar melihat atau berbelanja oleh-oleh. Di Phnom Penh, Anda wajib mengunjungi Tuol Sleng Genocide Museum dan Killing Fields untuk melihat dokumentasi kejinya rezim Khmer merah. Saya pun melihat beberapa pengunjung tak kuasa menitikkan air mata.
Di Phnom Penh, Anda bisa menginap di sekitar Royal Palace. Di sana banyak penginapan murah ala backpacker seharga US$ 7 (Rp 68 ribu) per orang. Kami pun menutup hari ke-5 dengan menaiki bus yang akan menyeberangi perbatasan Kamboja–Vietnam. Perjalanan dengan bus ini melalui jalur Bavet atau Moc Bai dan berakhir di Ibukota Ho Chi Minh. Tiket bus ini kami beli seharga US$ 13 (Rp 126 ribu) dengan waktu perjalanan 6 jam.
Setelah beristirahat di penginapan, di hari keenam kami mengabiskan waktu seharian untuk mengelilingi Kota Ho Chi Minh. Anda bisa mengunjungi War Remnants Museum, Reunification Palace, Notre Dame Cathedral, Central Post Office, City Town Hall, Opera House, Fine Arts Museum, dan lain-lain. Anda bisa menjelajahi tempat-tempat tersebut hanya dengan berjalan kaki karena tempatnya saling berdekatan, yakni di District 1.
Pada hari terakhir perjalanan, kami mengunjungi Chu Chi Tunnels yang berjarak 40 Km dari Kota Ho Chi Minh. Di sana Anda akan melihat keberingasan perang Vietnam di era 1960-1970 an. Anda akan diajak masuk ke tunnel atau gorong-gorong persembunyian orang Vietnam pada masa perang, tempat ini hanya cukup dimasuki orang bertubuh kurus dalam posisi merangkak.
Jangan salah, dulunya tempat ini bukan hanya untuk persembunyian serdadu Vietcong, tapi juga warga sipil. Mereka tidur, memasak, bersekolah, dan bahkan melahirkan di gorong-gorong yang tidak bersemen ini. Tujuan dibuatnya tunnel ini tak lain dan tak bukan adalah untuk menghindari senjata bio-kimia yang digunakan oleh tentara Amerika.
Di sana traveler juga akan melihat 'canggihnya' alat-alat perang tradisional serdadu Vietcong yang pernah membuat angkatan perang Amerika kelabakan. Usahakan terlebih dulu Anda berkunjung ke War Remnants Museum sebelum pergi ke Chu Chi Tunnels. Sehingga Anda bisa memahami apa yang sebenarnya terjadi dalam perang Vietnam.
Menjelang sore hari, kembali ke Ho Chi Minh dan tutup perjalanan Anda dengan melihat-lihat Ben Thanh Market untuk berburu oleh-oleh khas. Menjelang Sabtu petang, kami menyeberang ke terminal bus kota yang ada di depan Ben Thanh Market.
Selanjutnya, menggunakan bus nomor 152 untuk menuju Bandara Internasional Tan Son Nhat. Traveler hanya perlu membayar 10.000 Dong (Rp 4.700). Kami pun akhirnya mengambil penerbangan malam dari Ho Chi Minh ke Jakarta.
Tak terasa 7 hari sudah kami menjelajahi sebagian Thailand, Kamboja, dan Vietnam. Tiga negara ini memiliki keberagaman budaya dan pesona wisata yang memukau, apalagi dengan hanya menghabiskan Rp 2,2 juta selama 1 minggu.
Perlu dicatat, biaya tersebut sudah termasuk penginapan dan uang makan. Akan tetapi, belum termasuk tiket pesawat. Jangan khawatir, sekarang sudah ada penerbangan murah dari Jakarta-Bangkok maupun Jakarta-Vietnam langsung. Saya sendiri menghabiskan Rp 1,5 juta untuk penerbangan pulang-pergi.
Sebenarnya Anda bisa mendapatkan harga yang jauh lebih murah asalkan membeli sejak jauh-jauh hari. Setelah beristirahat pada hari Minggu, Anda pun akan siap kembali beraktivitas pada hari Senin.
Quote:
[URL="http://travel.detik..com/read/2013/01/29/142000/2154991/1025/3/rp-22-juta-bisa-keliling-ke-thailand-kamboja-vietnam"]SUMBER[/URL]
nah buat agan-agan yg uda nabung nih buat liburan siapa tau ulasan di atas bisa menjadi salah satu referensi liburan agan-agan
sekian thread dari ane
Quote:
Menerima Menolak
thx for reading gan
Diubah oleh nyamuk.gaoel 06-08-2013 16:03
0
5.9K
Kutip
73
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan