- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
" Eyang Kuning " siapa lagi ini . . . .


TS
oetjoen
" Eyang Kuning " siapa lagi ini . . . .
sebelumnya mohon di
dulu gan apabila info ane bermanfaat !

gambar hanya ilustrasi
besok Eyang apalagi yah
sekian gan share dari ane ! mohon sudi kiranya memberikan komen yang bermutu !

KOMENG JUGA DONG
klo suka yah boleh lah kasih
klo ga suka jangan dilempar bahan matrial gan alias
sumber 1
sumber 2
sumber 3


gambar hanya ilustrasi
Quote:
Bogor Barat, Radar Nusantara
Terkait dengan adanya pemberitaan di media cetak, Jurnal Bogor dan Radar Bogor. Eyang Kuning atau biasa disebut Bpk. Anim sangatlah terkejut akan pemberitaan yang mana dirinya telah dituding mengajarkan aliran sesat dan menciptakan kitab stambul.
Karena beliau ini sehari-harinya adalah seorang Petani yang biasa mencari rumput ke sawah, untuk menghidupi ternak piaraannya, kini tiba-tiba ada tudingan seperti ini, mustahil sekali Bpk. Anim (Eyang Kuning) bisa menciptakan kitab-kitab karena beliau ini buta aksara, tidak bisa menulis dan membaca.
Pada saat musyawarah di tempat kediamannya RT. 04/04 Desa Iwul yang dihadiri Sekdes Iwul Bpk. Ujang, RT, RW , sesepuh, Muspika, Kapolsek Parung yang mana diwakili oleh Bpk. Kompol. R. Lubis sebagai Kapolsek Parung, dan beberapa media cetak. Terpaksa Bpk. Anim (Eyang Kuning) mengklarifikasi bahwa tudingan itu tidak benar, karena dirinya merasa tidak pernah mengajarkan aliran sesat.
“Bagaimana saya bisa mengajarkan aliran itu, sayakan tidak bisa baca, menulis, bahkan main HP pun itu tidak bisa, makanya saya sangat bingung sekali. Bahkan sampai keluarga saya ga ada nafsu makan, tegasnya pada wartawan Radar Nusantara.
Dan pada saat di konfirmasi masalah nama Eyang Kuning, beliau menjelaskan, bahwa nama Eyang itu saya tidak pernah menyuruh orang lain memanggil Eyang, dan Kuning nama ini sejak kecil orang tua saya menyebutkan nama itu karena waktu saya masih kecil badan saya bersih kuning, maka orang tua saya sering menyebut kuning, ucapnya.
Setelah di klarifikasi masalah Eyang Kuning (Bpk. Anim) oleh Bpk. Ketua MUI Desa Iwul Bpk. Taufik Hidayat, menyusuri dan mempelajari masalah ternyata semua tidak benar atas tuduhan bahwa Bpk. Anim (Eyang Kuning) mengajarkan aliran sesat. Hal ini diperkuat dengan pernyataan Ketua MUI Desa Iwul Kec. Parung Bogor, serta permintaan maafan atas kesalah pahamannya.
Adapun pernyataan tersebut menerangkan, bahwa Bpk. Anim (Eyang Kuning) tidak terdapat indikasi menyesatkan di dalam kegiatan yang dilakukannya selama ini, tidak pernah merugikan siapapun di dalam kegiatannya, belum pernah ada korban, bahkan kesosialannya yang tinggi. Kitab Istambul yang diisukan pemiliknya, bukan buatan Eyang Kuning atau yang diyakini dan jadi panduan dalam kegiatannya, agar kepada Saudari Feni yang beralamat di Waru Parung-Bogor mencabut laporannya kepada MUI Kecamatan/Kader MUI Ust. Ahmad Yani dan mempertanggung jawabkannya, kepada semua pihak dimohon tidak dijadikan penelusuran dan kepada media cetak elektronik tidak lagi menjadi bahan konsumsinya, kami tidak menginginkan kampung kami dan desa kami yang dalam keadaan damai tentram di usik dari pihak luar. Dan kami akan menuntut jika dari pihak manapun apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan bersama.
Setelah musyawarah ini akan usai, Kapolsek Parung Kompol. R. LUBIS angkat bicara, beliau menghimbau kepada segenap masyarakat, agar tidak mudah terpropokasi dengan keterangan atau informasi yang tidak jelas itu, mari bersama-sama kita jaga keamanan dan kita ciptakan desa yang penuh inspirasi serta sejahtera. (Romli)
Terkait dengan adanya pemberitaan di media cetak, Jurnal Bogor dan Radar Bogor. Eyang Kuning atau biasa disebut Bpk. Anim sangatlah terkejut akan pemberitaan yang mana dirinya telah dituding mengajarkan aliran sesat dan menciptakan kitab stambul.
Karena beliau ini sehari-harinya adalah seorang Petani yang biasa mencari rumput ke sawah, untuk menghidupi ternak piaraannya, kini tiba-tiba ada tudingan seperti ini, mustahil sekali Bpk. Anim (Eyang Kuning) bisa menciptakan kitab-kitab karena beliau ini buta aksara, tidak bisa menulis dan membaca.
Pada saat musyawarah di tempat kediamannya RT. 04/04 Desa Iwul yang dihadiri Sekdes Iwul Bpk. Ujang, RT, RW , sesepuh, Muspika, Kapolsek Parung yang mana diwakili oleh Bpk. Kompol. R. Lubis sebagai Kapolsek Parung, dan beberapa media cetak. Terpaksa Bpk. Anim (Eyang Kuning) mengklarifikasi bahwa tudingan itu tidak benar, karena dirinya merasa tidak pernah mengajarkan aliran sesat.
“Bagaimana saya bisa mengajarkan aliran itu, sayakan tidak bisa baca, menulis, bahkan main HP pun itu tidak bisa, makanya saya sangat bingung sekali. Bahkan sampai keluarga saya ga ada nafsu makan, tegasnya pada wartawan Radar Nusantara.
Dan pada saat di konfirmasi masalah nama Eyang Kuning, beliau menjelaskan, bahwa nama Eyang itu saya tidak pernah menyuruh orang lain memanggil Eyang, dan Kuning nama ini sejak kecil orang tua saya menyebutkan nama itu karena waktu saya masih kecil badan saya bersih kuning, maka orang tua saya sering menyebut kuning, ucapnya.
Setelah di klarifikasi masalah Eyang Kuning (Bpk. Anim) oleh Bpk. Ketua MUI Desa Iwul Bpk. Taufik Hidayat, menyusuri dan mempelajari masalah ternyata semua tidak benar atas tuduhan bahwa Bpk. Anim (Eyang Kuning) mengajarkan aliran sesat. Hal ini diperkuat dengan pernyataan Ketua MUI Desa Iwul Kec. Parung Bogor, serta permintaan maafan atas kesalah pahamannya.
Adapun pernyataan tersebut menerangkan, bahwa Bpk. Anim (Eyang Kuning) tidak terdapat indikasi menyesatkan di dalam kegiatan yang dilakukannya selama ini, tidak pernah merugikan siapapun di dalam kegiatannya, belum pernah ada korban, bahkan kesosialannya yang tinggi. Kitab Istambul yang diisukan pemiliknya, bukan buatan Eyang Kuning atau yang diyakini dan jadi panduan dalam kegiatannya, agar kepada Saudari Feni yang beralamat di Waru Parung-Bogor mencabut laporannya kepada MUI Kecamatan/Kader MUI Ust. Ahmad Yani dan mempertanggung jawabkannya, kepada semua pihak dimohon tidak dijadikan penelusuran dan kepada media cetak elektronik tidak lagi menjadi bahan konsumsinya, kami tidak menginginkan kampung kami dan desa kami yang dalam keadaan damai tentram di usik dari pihak luar. Dan kami akan menuntut jika dari pihak manapun apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan bersama.
Setelah musyawarah ini akan usai, Kapolsek Parung Kompol. R. LUBIS angkat bicara, beliau menghimbau kepada segenap masyarakat, agar tidak mudah terpropokasi dengan keterangan atau informasi yang tidak jelas itu, mari bersama-sama kita jaga keamanan dan kita ciptakan desa yang penuh inspirasi serta sejahtera. (Romli)
Quote:
Parung,KEMANG ONLINE.
Di beritakan dalam surat kabar tentang dirinya yang menganut aliran sesat maka Anim (70) alias Eyang Kuning didampingi Muspika Parung berkumpul di rumahnya RT 04/04, Kampung Binong, Desa Iwul.
Ia menerangkan tak tahu soal adanya Kitab Istambul yang selama ini sudah tersebar sehingga meresahkan masyarakat. Ia berharap, semua pihak yang sudah mencemarkan nama baiknya meminta maaf agar aktivitasnya kembali normal.
Sementara itu, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Desa Iwul, Taufik Hidayat, dalam surat pernyataan yang dikeluarkannya tertanggal Senin (8/4), memohon maaf kepada keluarga besar Anim, seluruh pengurus DKM Al-Ikhlas, dan warga sekitar atas ketidaknyaman dalam beberapa hari ke belakang tersebut.
Lanjut dia, Kitab Istambul yang diisukan miliknya tidak benar. Kitab itu bukan buatan Eyang Kuning atau yang diyakini dan jadi panduan dalam kegiatannya. Ia mengimbau, pelapor untuk segera mencabut laporannya,“Kepada semua pihak dimohon untuk tak dijadikan penelusuran dan media tak lagi menjadi bahan konsumsinya, kami tak menginginkan kedamaian diusik pihak luar,” tuturnya.
Kapolsek Parung, Kompol Rahmat Lubis mengimbau warga agar tak mudah percaya terhadap isu yang belum jelas, apalagi yang keluar dari mulut ke mulut. Namun, masalah ini akan terus dipantau hingga dianggap selesai. (is)
Di beritakan dalam surat kabar tentang dirinya yang menganut aliran sesat maka Anim (70) alias Eyang Kuning didampingi Muspika Parung berkumpul di rumahnya RT 04/04, Kampung Binong, Desa Iwul.
Ia menerangkan tak tahu soal adanya Kitab Istambul yang selama ini sudah tersebar sehingga meresahkan masyarakat. Ia berharap, semua pihak yang sudah mencemarkan nama baiknya meminta maaf agar aktivitasnya kembali normal.
Sementara itu, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Desa Iwul, Taufik Hidayat, dalam surat pernyataan yang dikeluarkannya tertanggal Senin (8/4), memohon maaf kepada keluarga besar Anim, seluruh pengurus DKM Al-Ikhlas, dan warga sekitar atas ketidaknyaman dalam beberapa hari ke belakang tersebut.
Lanjut dia, Kitab Istambul yang diisukan miliknya tidak benar. Kitab itu bukan buatan Eyang Kuning atau yang diyakini dan jadi panduan dalam kegiatannya. Ia mengimbau, pelapor untuk segera mencabut laporannya,“Kepada semua pihak dimohon untuk tak dijadikan penelusuran dan media tak lagi menjadi bahan konsumsinya, kami tak menginginkan kedamaian diusik pihak luar,” tuturnya.
Kapolsek Parung, Kompol Rahmat Lubis mengimbau warga agar tak mudah percaya terhadap isu yang belum jelas, apalagi yang keluar dari mulut ke mulut. Namun, masalah ini akan terus dipantau hingga dianggap selesai. (is)
Quote:
Setelah Eyang Subur,Kini Ada Eyang Kuning di Bogor
Added by Redaksi on 08/04/2013.
Saved under HotNews, Top News
Munculnya sosok Eyang Subur, memicu hadirnya aliran-aliran sesat lainnya. Setelah hadir aliran sesat di Ciamis, Bandung. Kini muncul aliran serupa di Parung, Bogor. Warga pun mulai diresahkan dengan berbagai aktivitas ajaran sesat tersebut.
Anim alias Eyang Kuning (70), warga asal Desa Iwul RT04/04, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor dilaporkan warga ke Majelis Ulama Indonesia lantaran menyebarkan aliran sesat kepada murid pengajiannya.
Tudingan sesat tersebut pertama dilaporkan oleh Feni (32), warga Desa Waru, Kecamatan Parung. Ia merasa janggal dan aneh sejak suaminya, Miftahul (39) menjadi murid Eyang Kuning.
Menurutnya, suaminya tersebut sudah tidak lagi menjalankan shalat lima waktu dan mengamalkan sebuah kitab bernama Istambul yang diklaim dibuat pada 1.505 Masehi.
“Suami saya jadi gak pernah shalat semenjak menjadi muridnya Eyang Kuning,” kata Feni.
Menurut Feni, sikap aneh suaminya tersebut terjadi sejak 3 bulan lalu. Padahal, sebelum menjadi murid Eyang Kuning, Miftahul dikenal rajin beribadah. Celakanya, murid lelaki paruh baya tersebut mencapai ratusan dan berasal dari beberapa daerah termasuk Sukabumi dan Cianjur.
“Dulunya suami saya rajin beribadah, murid Eyang Kuning itu mencapai ratusan,” ucapnya.
Eyang Kuning, dikenal warga sebagai paranormal di Kampung Binong, sejak 40 tahun lalu. Banyak warga luar Parung yang datang untuk meminta petunjuk kepadanya. Kecurigaan warga kalau Eyang Kuning mengajarkan aliran sesat, karena mereka tidak pernah melihat si Eyang menunaikan salat berjamaah di masjid.
“Jangankan salat lima waktu, salat yang satu tahun dua kali (Idul Fitri dan Idul Adha, red) saja saya belum pernah melihatnya,” tutur Iyan (32), salah seorang warga.
Menyikapi hal itu, Ketua MUI Kecamatan Parung, Adiasa Ilyas bersama Ketua MUI Desa Iwul yakni Taofik Hidayat mendatangi kediaman Eyang Kuning.
Di pertemuan tersebut, Eyang Kuning membantah menyebarkan aliran sesat dan berdalih hanya membantu warga yang membutuhkan bantuan spiritual.
“Rumahnya sederhana serta terdapat gambar kulit macan di dalamnya, dan Eyang Kuning membantah telah menyebarkan aliran sesat,” ujarnya.
Senada, Kapolsek Parung, Kompol Rahmat Lubis, mengaku hasil investigasinya tidak ditemukan kegiatan yang mencurigakan di kediaman Eyang Kuning.
“Kami terus memantau perkembangan aliran ini, karena belum ada fatwa dari MUI,” kata Kapolsek.
Sementara Camat Parung, Daswara Sulanjana berjanji akan mengusut dugaan tersebut. Untuk membuktikan adanya aliran sesat, pihaknya harus membuktikan adanya kegiatan yang mencurigakan oleh Eyang Kuning.
“Tapi saya menduga itu hanya aliran kebatinan. Itu setelah saya membaca isi kitab Istambul yang dipegang Eyang Kuning,” kilahnya.
Daswara memastikan pihaknya akan terus memantau dan meminta seluruh ulama serta MUI untuk mengadakan pembinaan kepada masyarakat. Jika terbukti ajaran Eyang Kuning sesat, maka akan segera ditindak dan harus dihentikan.
“Kita lihat dulu, kalau memang terbukti sesat akan dihentikan,” ucapnya.
Eyang Kuning sendiri, saat disambangi di kediamannya enggan menemui awak media dan melakukan pelarangan kepada para wartawan yang hendak mengambil gambar dirinya. Informasi terakhir, warga saat ini mengaku resah dan mendesak MUI untuk segera menghentikan aktivitas pengajian tersebut.
Anim alias Eyang Kuning (70), warga asal Desa Iwul RT04/04, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor ini. Dilaporkan warga kepada Majelis Ulama Indonesia (MUI) karena telah menyebarkan aliran sesat kepada murid pengajiannya.
Tudingan sesat tersebut, pertama kali dilaporkan oleh Feni (32), warga asal Desa Waru, Kecamatan Parung, yang merasa janggal dan aneh. Pasalnya, semenjak menjadi murid Eyang Kuning, suaminya yang bernama Miftahul (39), tidak lagi menjalankan sholat lima waktu dan mengamalkan sebuah kitab bernama Istambul yang diklaim dibuat pada 1.505 Masehi.(RFS)
Added by Redaksi on 08/04/2013.
Saved under HotNews, Top News
Munculnya sosok Eyang Subur, memicu hadirnya aliran-aliran sesat lainnya. Setelah hadir aliran sesat di Ciamis, Bandung. Kini muncul aliran serupa di Parung, Bogor. Warga pun mulai diresahkan dengan berbagai aktivitas ajaran sesat tersebut.
Anim alias Eyang Kuning (70), warga asal Desa Iwul RT04/04, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor dilaporkan warga ke Majelis Ulama Indonesia lantaran menyebarkan aliran sesat kepada murid pengajiannya.
Tudingan sesat tersebut pertama dilaporkan oleh Feni (32), warga Desa Waru, Kecamatan Parung. Ia merasa janggal dan aneh sejak suaminya, Miftahul (39) menjadi murid Eyang Kuning.
Menurutnya, suaminya tersebut sudah tidak lagi menjalankan shalat lima waktu dan mengamalkan sebuah kitab bernama Istambul yang diklaim dibuat pada 1.505 Masehi.
“Suami saya jadi gak pernah shalat semenjak menjadi muridnya Eyang Kuning,” kata Feni.
Menurut Feni, sikap aneh suaminya tersebut terjadi sejak 3 bulan lalu. Padahal, sebelum menjadi murid Eyang Kuning, Miftahul dikenal rajin beribadah. Celakanya, murid lelaki paruh baya tersebut mencapai ratusan dan berasal dari beberapa daerah termasuk Sukabumi dan Cianjur.
“Dulunya suami saya rajin beribadah, murid Eyang Kuning itu mencapai ratusan,” ucapnya.
Eyang Kuning, dikenal warga sebagai paranormal di Kampung Binong, sejak 40 tahun lalu. Banyak warga luar Parung yang datang untuk meminta petunjuk kepadanya. Kecurigaan warga kalau Eyang Kuning mengajarkan aliran sesat, karena mereka tidak pernah melihat si Eyang menunaikan salat berjamaah di masjid.
“Jangankan salat lima waktu, salat yang satu tahun dua kali (Idul Fitri dan Idul Adha, red) saja saya belum pernah melihatnya,” tutur Iyan (32), salah seorang warga.
Menyikapi hal itu, Ketua MUI Kecamatan Parung, Adiasa Ilyas bersama Ketua MUI Desa Iwul yakni Taofik Hidayat mendatangi kediaman Eyang Kuning.
Di pertemuan tersebut, Eyang Kuning membantah menyebarkan aliran sesat dan berdalih hanya membantu warga yang membutuhkan bantuan spiritual.
“Rumahnya sederhana serta terdapat gambar kulit macan di dalamnya, dan Eyang Kuning membantah telah menyebarkan aliran sesat,” ujarnya.
Senada, Kapolsek Parung, Kompol Rahmat Lubis, mengaku hasil investigasinya tidak ditemukan kegiatan yang mencurigakan di kediaman Eyang Kuning.
“Kami terus memantau perkembangan aliran ini, karena belum ada fatwa dari MUI,” kata Kapolsek.
Sementara Camat Parung, Daswara Sulanjana berjanji akan mengusut dugaan tersebut. Untuk membuktikan adanya aliran sesat, pihaknya harus membuktikan adanya kegiatan yang mencurigakan oleh Eyang Kuning.
“Tapi saya menduga itu hanya aliran kebatinan. Itu setelah saya membaca isi kitab Istambul yang dipegang Eyang Kuning,” kilahnya.
Daswara memastikan pihaknya akan terus memantau dan meminta seluruh ulama serta MUI untuk mengadakan pembinaan kepada masyarakat. Jika terbukti ajaran Eyang Kuning sesat, maka akan segera ditindak dan harus dihentikan.
“Kita lihat dulu, kalau memang terbukti sesat akan dihentikan,” ucapnya.
Eyang Kuning sendiri, saat disambangi di kediamannya enggan menemui awak media dan melakukan pelarangan kepada para wartawan yang hendak mengambil gambar dirinya. Informasi terakhir, warga saat ini mengaku resah dan mendesak MUI untuk segera menghentikan aktivitas pengajian tersebut.
Anim alias Eyang Kuning (70), warga asal Desa Iwul RT04/04, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor ini. Dilaporkan warga kepada Majelis Ulama Indonesia (MUI) karena telah menyebarkan aliran sesat kepada murid pengajiannya.
Tudingan sesat tersebut, pertama kali dilaporkan oleh Feni (32), warga asal Desa Waru, Kecamatan Parung, yang merasa janggal dan aneh. Pasalnya, semenjak menjadi murid Eyang Kuning, suaminya yang bernama Miftahul (39), tidak lagi menjalankan sholat lima waktu dan mengamalkan sebuah kitab bernama Istambul yang diklaim dibuat pada 1.505 Masehi.(RFS)
besok Eyang apalagi yah

sekian gan share dari ane ! mohon sudi kiranya memberikan komen yang bermutu !
Spoiler for awas gan jangan sampai lupa:
KOMENG JUGA DONG
klo suka yah boleh lah kasih

klo ga suka jangan dilempar bahan matrial gan alias

sumber 1
sumber 2
sumber 3
Diubah oleh oetjoen 09-05-2013 23:47
0
8.3K
Kutip
64
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan