Kaskus

Entertainment

empty1301Avatar border
TS
empty1301
Sejarah Asal Usul Nama Hari dan Bulan
Sejarah Asal Usul Nama Hari dan Bulan


Hari adalah sebuah unit waktu yang diperlukan bumi untuk berotasi pada porosnya sendiri. Satu hari terdiri dari siang dan malam. Tetapi hari tidak termasuk unit Standar Internasional (SI) tetapi tetap diterima untuk kegunaan yang berhubungan dengan SI. Namun dalam percakapan untuk pernyataan setengah hari, umumnya bermakna kepada siang saja bukan malam. Selanjutnya untuk membedakan antara satu hari penuh dengan siang hari, biasa ditentukan dalam rentang waktu 24 jam. Dalam definisi lain hari dapat juga digunakan kepada kumpulan unit (7 hari) dalam sepekan atau
seminggu. Satu hari bisa dibagi menjadi unit yang lebih kecil lagi: 24 jam, atau 1440 menit, atau 86400 detik.

Dalam sejarah dunia (nama hari internasional) ada suatu waktu dalam sejarah awal manusia ketika hari-hari tidak diberi nama! Alasannya sangat sederhana. Manusia tidak menemukan minggu. Pada waktu itu, satu-satunya pembagian waktu adalah bulan, dan ada terlalu banyak hari dalam satu bulan untuk diberi nama sendiri-sendiri. Tetapi ketika manusia mulai membangun kota-kota, mereka ingin mempunyai hari istimewa untuk berdagang, suatu hari pasar. Kadang-kadang hari-hari pasar ini ditetapkan setiap hari kesepuluh, kadang-kadang setiap hari ketujuh atau setiap hari kelima orang-orang Babilonia memutuskan hari pasar harus jatuh pada hari ketujuh. Pada hari ini mereka tidak bekerja, tetapi bertemu untuk berdagang dan mengadakan upacara-upacara keagamaan.

Bangsa Yahudi mengikuti contoh mereka, tetapi mengkhususkan hari ketujuh untuk keperluaan keagamaan. Dengan demikian hari minggu pun muncul. Hari itu adalah hari antara hari-hari pasar. Bangsa Yahudi menberi nama untuk masing-masing hari dari ketujuh hari itu, tetapi sebenarnya itu adalah hitungan setelah hari Sabat (yaitu hari Sabtu). Misalnya, hari Rabu dinamakan hari keempat (empat hari setelah hari Sabtu). Ketika Bangsa Mesir menggunakan minggu yang terdiri dari tujuh hari mereka menamakan hari-hari itu menurut nama kelima planet, matahari dan bulan. Bangsa Romawi menggunakan nama-nama Mesir untuk hari-hari mereka dalam seminggu: hari Matahari, hari Bulan, hari planet Mars, hari planet Merkurius, hari planet Yupiter, hari planet Venus, dan hari planet Saturnus.

Kita memperoleh nama-nama hari bukan dari Bangsa Romawi tetapi dari Bangasa Anglo-Saxon, yang menamai sebagian besar dari hari-hari menurut nama dewa-dewa mereka, yang kurang lebih sama dengan dewa-dewa Bangsa Romawi.

1. Hari Matahari menjadi 'Sunnandaeg', atau Sunday (Minggu). Sunday < Sun's day = Hari penyembahan dewa matahari.
2. Hari Bulan dinamakan 'Monandaeg', atau Monday (Senin). Monday < Moon's day = Hari penyembahan dewi bulan.
3. Hari Mars menjadi hari Tiw,yaitu dewa perang mereka. Ini menjadi 'Tiwesdaeg', atau Tuesday (Selasa). Tuesday < Tiw's day = Hari penyembahan dewa tiw, atau tiwes, atau teves.
4. Bukannya nama Merkurius, nama Dewa Woden diberikan menjadi Wednesday (Rabu). Wednesday < Woden's day = Hari penyembahan dewa woden, atau wooden. woden = oden atau odin (dewa kayu/tumbuhan).
5. Hari Romawi Yupiter, dewa guntur, menjadi hari guntur Dewa Thor, dan ini menjadi Thursday (Kamis). Thursday < Thor's day = Hari penyembahan dewa thor.
6. Hari berikutnya dinamakan Frigg, istri Dewa Odin, dan oleh karena itu kita mempunyai Friday (Jumat). Friday < Friy's day = Hari penyembahan dewa friyy, atau frigg, atau frigid.
7. Hari Saturnus menjadi 'Saeterbsdaeg', terjemahan dari bahasa Romawi, dan kemudian menjadi Saturday (Sabtu). Saturday < Saturn's day = Hari penyembahan dewa saturnus.

Quote:


Bulan merupakan satuan waktu, digunakan dalam kalender, yang diperkirakan sama lamanya dengan periode alam yang berhubungan dengan pergerakan bulan. Konsep tradisional ini berawal dengan putaran fase bulan; bulan tersebut adalah bulan sinodik dan lamanya 29,53 hari. Dari penggalian batang-batang penanggalan, periset telah menyimpulkan bahwa orang menghitung hari berhubungan dengan fase bulan sejak zaman Paleolitik. Bulan sinodik masih merupakan dasar dari banyak kalender.

Sebelum berdiri kerajaan Roma, kalender romawi kuno cuma punya 10 bulan (304 hari), dengan Maret (March/Mars) sebagai bulan pertama dan Desember (December/Deci) sebagai bulan terakhir. Musim dingin (januari-februari) adalah masa pasif, tidak diperhitungkan dalam kalender. Ini berlaku di masa awal berdirinya kerajaan Roma oleh raja Romulus. Raja Roma ke-dua adalah Numa Pompillus di tahun 717 BC. Numa Pompilius menambahkan 2 bulan awal di kalender romawi, yaitu bulan Januari dan Februari menjadi total 12 bulan.

Jauh berabad-abad sebelum ditemukan ilmu astronomi, paganisme yunani dan romawi mempercayai bahwa benda-benda langit adalah perwujudan para dewa-dewa mereka. Maka sebaliknya, mereka juga menganggap kehadiran dewa-dewa yang ada di bumi adalah perwujudan dari benda-benda langit. Contoh: planet mars = dewa mars > bagi mereka Mars yang benda langit dan Mars yang dewa perang adalah sosok yang sama.

Quote:


Quote:


SUMBER
Diubah oleh empty1301 27-03-2013 07:33
iwangcha7Avatar border
iwangcha7 memberi reputasi
1
9.5K
17
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan