- Beranda
- Komunitas
- News
- Sejarah & Xenology
[REBORN] Korean Turtle Ship / Geobukseon


TS
Shuma-Gorath
[REBORN] Korean Turtle Ship / Geobukseon
Quote:
![[REBORN] Korean Turtle Ship / Geobukseon](https://s.kaskus.id/images/2016/08/17/670038_20160817083912.jpg)
Salah satu kapal perang kuno paling unik & legendaris sepanjang sejarah peperangan - terutama dalam sejarah Asia Timur - adalah kapal kura-kura (turtle ship) milik kekaisaran Joseon, Korea. Nama "kapal kura-kura" diberikan karena bentuknya yg sepintas mirip dengan kura-kura. Kapal kura-kura juga dikenal dengan nama "kobukson" atau "geobukseon" (거북선), sementara orang Jepang menyebutnya sebagai "mekurabune" alias "kapal yg membutakan". Kapal kura-kura diketahui sudah lama muncul pada awal abad ke-15 & dikenal dengan nama "gwiseon", namun penggunaannya yg paling populer muncul ketika Admiral Yi Sun-Sin memutuskan untuk membangun ulang kapal ini dengan desain terbaru untuk menghalau invasi Jepang yg saat itu dipimpin oleh Toyotomi Hideyoshi pada Perang Imjin atau Perang 7 Tahun yg berlangsung antara tahun 1592-1598.
Desain & Konstruksi
Kapal kura-kura atau kobukson hasil kreasi Admiral Yi Sun-Sin sebenarnya merupakan modifikasi dari panokseon, kapal perang Korea lain yg memiliki desain bertingkat. Panjangnya mencapai 21,5 m, sementara lebarnya 7,4 m. Perbedaan utamanya adalah adanya "tempurung kura-kura" yg sebenarnya merupakan lambung kapal yg dipasang terbalik di atas kapal & dilengkapi lempeng-lempeng yg berduri logam. Tujuan pemasangan duri-duri di bagian atas kapal adalah untuk mencegah prajurit Jepang melompat ke badan kapal Korea karena taktik yg lazim digunakan pasukan Jepang dalam perang laut adalah merapatkan kapal mereka ke kapal musuh dengan dilindungi tembakan senapan & panah, lalu prajurit mereka segera menyeberang ke kapal musuh memakai tali karena prajurit Jepang memiliki keunggulan dalam pertarungan jarak dekat.
Para ahli sepakat bahwa duri-duri yg ada di bagian atas kapal kura-kura terbuat dari logam dengan merujuk catatan harian Admiral Yi Sun-Sin, namun sejumlah ahli sejarah meragukan bahwa lapisan tempat duri-duri itu melekat juga terbuat dari logam. Jika ya, maka kapal kura-kura merupakan kapal lapis baja pertama yg dikenal dalam sejarah kelautan, namun hal tersebut masih memerlukan pembuktian. Ada beberapa hal yg membuat para ahli meragukan bahwa kapal kura-kura merupakan kapal lapis baja. Pertama, di masa itu pihak kerajaan sedang dalam perpecahan internal & menjaga jarak dengan Admiral Yi sehingga Admiral Yi tidak memiliki cukup biaya untuk melapisi kapalnya dengan logam selain untuk mengecor meriam. Kedua, pemakaian logam akan mempersulit performa kapal kura-kura yg badan kapalnya terbuat dari kayu serta masih memakai tenaga manusia & angin. Kebanyakan ahli sejarah lebih percaya bahwa "tempurung" kapal kura-kura dilapisi oleh lempengan kayu yg tebal, bukan logam.
Kapal kura-kura dilengkapi dengan antara 36-72 lubang untuk menaruh meriam yg merupakan persenjataan utama kapal-kapal laut Korea, namun lubang-lubang itu juga sering digunakan untuk menembakkan panah. Ada 4 macam meriam yg diketahui digunakan pada kapal kura-kura, yaitu Surga, Bumi, Hitam, & Kuning di mana yg paling banyak digunakan adalah meriam Bumi. Meriam pada kapal kura-kura tidak sebatas menembakkan bola proyektil logam, tapi juga bola kayu, anak panah raksasa, bahkan pengait logam. Para awak kapalnya juga dilengkapi senapan angin arquebus & perlengkapan memanah. Di bagian depan kapal terdapat kepala naga yg di bagian mulutnya bisa disusupi meriam, namun kepala naga itu umumnya lebih banyak dilengkapi dengan penyembur asap sulfur untuk mengaburkan pandangan musuh sekaligus memberikan efek gentar karena terlihat seperti "naga yg menghembuskan napas api".
Taktik Perang
Kapal kura-kura didesain untuk pertempuran jarak dekat & menjadi garis depan di medan tempur. Karena dilengkapi dengan 2 layar & 16 dayung ditambah lambung berbentuk U yg lebih menjamin stabilitas & dinding kapal yg tebal, kapal kura-kura bisa bergerak dengan cepat untuk menabrakkan diri ke kapal musuh. Setelah itu, kapal kura-kura lalu melepaskan asap sulfur untuk membutakan musuh & melepaskan sejumlah besar tembakan lewat meriamnya sehingga memberi kerusakan luar biasa pada kapal-kapal musuh di sekitarnya. Selain sebagai garis depan, kapal kura-kura juga bisa digunakan untuk serangan tiba-tiba di wilayah yg relatif sempit seperti di daerah selat dengan memanfaatkan kecepatan & kelincahannya dalam bermanuver serta persenjataan jarak jauhnya.
Kemunculan kapal kura-kura membawa keuntungan besar bagi armada laut Korea yg memerlukan kapal yg cukup kuat & lincah untuk menahan laju armada laut Jepang. Pasukan Jepang sangat tangguh di darat sehingga strategi yg dipakai pasukan Korea waktu itu adalah menghambat suplai logistik mereka di laut & menghancurkan kapal-kapal Jepang yg merampok pemukiman pantai-pantai Korea. Strategi tersebut berhasil di mana menjelang periode akhir Perang 7 Tahun, pasukan Jepang yg sudah berada di Korea harus bertahan dengan pasukan & persediaan yg masih ada, sementara Korea - yg belakangan akhirnya dibantu oleh Cina - terus mendapatkan pasokan untuk memobilisasi pasukannya & puncaknya adalah pasukan Jepang mengalami kekalahan dalam pertempuran di benteng Ulsan, salah satu benteng paling strategis bagi pasukan Jepang di daratan Korea.
Sejauh yg diketahui, hanya ada 6 kapal kura-kura yg muncul dalam periode invasi Jepang ke Korea, namun jumlah sesedikit itu nyatanya memberi dampak besar bagi armada Korea dalam pertempuran. Tercatat sejak pertempuran Sacheon pada tahun 1592, pertempuran pertama bagi kapal kura-kura di masa invasi Jepang, armada laut Korea tidak pernah kalah. Kemenangan terbesar bagi armada laut Korea bersama kapal kura-kura adalah dalam pertempuran Noryang pada akhir tahun 1598 di mana armada gabungan Korea & Cina yg jumlahnya hanya separuh jumlah armada laut Jepang berhasil menghancurkan 250 dari total 500 kapal perang Jepang yg sedang mengevakuasi pasukannya untuk kembali ke Jepang. Pertempuran Noryang secara efektif mengakhiri masa invasi Jepang ke Korea di mana sebulan sesudahnya, Jepang mengirimkan permintaan gencatan senjata kepada Korea.
Usai Perang...
Pasca invasi Jepang pada abad ke-16 tersebut, Korea memasuki periode damai yg relatif lama hingga abad ke-19 sehingga kapal kura-kura sempat tidak terpakai untuk beberapa lama. Sekarang, berdasarkan catatan-catatan sejarah yg ada, kapal kura-kura direkonstruksi kembali untuk kepentingan pembelajaran & komersial.
Old Thread
Diubah oleh Shuma-Gorath 17-08-2016 20:41
0
12.4K
Kutip
24
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan