tetes.tintaAvatar border
TS
tetes.tinta
Bersinggungan Dengan Mereka


Selamat malam para agan dan aganwati sekalian, ane Erwin tapi biasa di panggil Galih....

Kali ini ane hadir lagi dengan membawa sebuah kisah tentang pengalaman di luar nalar yang pernah di alami oleh orang orang di sekitar ku.

Ane akan menyuguhkan cerita mistis, jadi buat para agan sekalian yang suka dengan kisah kisah horror, rapatkan barisan.

Kalau memang kisah ane menarik, jangan lupa cendol nya.

Ane nggak pandai berbasa basi😁
Jadi harap di maklum in saja ya...

Silahkan duduk manis, dan selamat membaca...
Quote:
Diubah oleh tetes.tinta 12-01-2024 18:08
lovearzfi
yusuffajar123
wir4w4n
wir4w4n dan 60 lainnya memberi reputasi
59
52.5K
1.9K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
tetes.tintaAvatar border
TS
tetes.tinta
#234
Part 60
Baru saja aku selesai mandi dan menaruh handuk basah yang tadi ku kenakan di samping rumah.

Aku memang biasa mandi saat petang atau setelah adzan magrib, setelah pulang kerja sore hari biasanya nongkrong sama teman teman di tanggul atau sekedar mancing di sungai belakang rumah untuk hiburan.

Aku kembali ke kamar, terlihat layar hp ku yang ada di atas bantal menyala pertanda ada notif pesan masuk.

Ku ambil hp ku lantas membuka pesan masuk di dalam nya, rupanya dari Junan.

"Gal, malam ini kita di suruh lembur oleh pak joni. Kamu bisa ndak?"

"Kentis sudah tak kabar in, dia bilang sih oke...."

Seperti itu kira kita isi pesan dari jinan.

"Hhhhmmmmmhhhh ....."

Aku mendengus perlahan, baru saja nyamai rumah masa harus kembali ke tempat kerja lagi. Gumam ku

Suara backsund acara tv on the spot yang berasal dari kamar emak yang berada persis di sebelah kamar ku membuat gagal fokus. Beliau memang gemar menonton acara tv yang nyomot dari video viral di yousup.

Aku baru sadar kalau malam itu adalah malam jumat, karena acara tv tersebut sedang membahas kisah horor tentang tujuh penampampakan menyeramkan yang tertangkap kamera.

Aku kembali terpaku ke layar hp, sudah masuk ke fitur ketik pesan tapi aku keluarkan lagi ke menu utama lantas menghubungi kentis.

"Halo gal, pie???"

Kata kentis dari ujung telpon.

"Kamu sudah di kabari sama jinan tis?"

Tanya ku singkat kepada nya.

"Ow, soal lembur tah...."

"Iya tadi wis di kabari aku."

"Kamu ikut lembur juga kan gal?"

Tanya kentis pada ku.

"Emmmmhh, pie yo tis."

"Ini kan malam jumat, sebenar nya aku sih siap aja kalau harus lembur."

"Tapi firasat ku kok rada ndak enak ya, sepweti ada yang ganjel aja."

Jawab ku dengan nada ragu.
Sebenar nya lembur nya ndak terlalu berat kerjaan nya.

Kami cuma harus stand by di area gudang, waktu itu memang sedang musim hujan.

Kalau ada atap yang bocor dan meneter ke tumpukan tembakau atau mesin giling kan bisa berabe.

Nah tugas kami ya mencsri titik titik bocor tersebut lantas menutup mesin atau tembakau dengan terpal banner untuk sementara waktu, tak lupa membubuhkan tanda X menggunakan pilox supaya besok nya bisa kita perbaiki atap nya.

"Ikut lah gal, kan kita bisa bertiga."

"Bayaran nya kan lumayan, tiga jali lipat upah harian kita."

Kata kentis, dengan sedikit bujukan dan iming iming nya akhir nya aku pun mengiyakan saja.


Jam menunjukan pukul 21.30wib

"Tiiiiinnnnnn....."

Terdengar suara klakson motor kentis yang sudah berada di depan rumah.

Kami berdua pun berangkat bersama menuju gudang tembakau untuk kerja lembur, baru keluar gang perjalanan kami langsung di sambut oleh rintik hujan yang semakin deras.

"Jinan sudah di lokasi tis?"

Tanya ku sambil setengah berteriak.

"Kata nya sih tadi mau ke tempat pak joni dulu gal, bahas tentang apa juga aku ndak tau."

Kata kentis sambil memegang kemudi motor nya.

Kami pun sampai di depan gerbang area gudang, kami berhenti di depan pos satpam dan langsung berteduh di teras nya, ei dalam ada dua orang laki laki kurus dan masih cukup muda sambil mengenakan kaos bertuliskan security.

"Pak tolong buka in gerbang nya dong, kami mau masuk...."

Ucap kentis kepada salah seorang satpam tersebut.

"Malam malam gini kalian mau apa masuk ke gudang?"

Kata salah satu dari mereka dengan songong nya.

"Kami ada kerjaan di dalam pak, kami ada lembur."

Ucap ku dengan nada sopan mesti dalam hati rada jengkel melihat satpam satpam tengil tersebut.

"Ow ya, mana SPL (surat perintah Lembur) nya???"

Tanya si satpam tersebut.

"Jiancokkkk, mereka ini satpam baru kayak nya gal."

"Padahal satpam yang pagi sudah paham dengan kita."

"Iyo tis, satpam anyar plinta plinti."

"Kita tunggu jinan saja dulu, siapa tau dia ambil SPL di tempat pak joni."

Ucap ku pqda kentis

"Sebentar pak, ninggu satu teman ku lagi."

"Dia sedang ke rumah pak joni."

Ucap kentis, satpam itu tak menghiraukan dan masih dengan ekspresi tengil nya.

Hujan masih terus menerus turun cukup lebat di sertai dengan deru angin,

Selang beberapa menit, kami melihat sorot lampu motor dari depan, itu adalah motor jinan.

Dia datang sambil mengenakan jas hujan batman, jinan turun dan langsung mendatangi kami di pos satpam.

"Kok kalian masih di sini, tak kirain masuk duluan."

"Hujan nya lumayqn lebat lho, tadi kan wis tak sms supaya masuk dan suaga dulu takut nya ada yang bocor."

"Kata jinan sambil melepas jas hujan yang basah kuyub.

"Lah mau masuk pie nan, satpam e wae gateli. Pake tanya SPL segala...."

Ucap ku dengan cukup keras karena jengkel, supaya saptpam itu dengar.

"Kamu bawa SPL dari pak joni ndak?"

Tanya kentis kepada jinan, ia hanya menggeleng dan mencoba mengajak ngomong ke satpam tersebut.

Lagi lagi jawaban yang bikin panas kuping yang kami dapat,
Akhir nya jinan menelpon pak joni dan menjelaskan kepada beliau perihal kelakuan satpam tersebut.

Jinan mengaktifkan loudspeaker dan langsung memberikannya kepada salah satu satpam.

"Pak, ini ada yang mau ngomong...."

Kata junan sambil menyerahkan hp nya.

"Siapa?"

Tanya salah satu satpam sambil memegang hp jinan.

"Pek joni....."

Kata jinan.

"Halo selamat malam pak...."

Baru saja berbasa basi, pak joni langsung menyela.

"Kalian ini security baru kan?"

Kami mendengar suara pak joni yang sangat lantang.

"Atas dasar apa kalian menahan anak buah saya yang mau lembur masuk di poa satpam."

"Kalian tau kalau malam ini cuaca sedang hujan deras deras nya?"

"Siap pak...."

Ucap si satpam.

"Jadi satpam baru kemaren sore sudah sok sok an kalian, awas saja kalau sampai ada tembakau atau mesin giling ysng konslet gwra gara kebocoran atap, kalian berdua lah yang akan bertanggung jawab jarena menahan pekerja ku untuk masuk....."

Bentak pak joni dengan lantang nya dan sukses membuat dua orang tengil itu benar benar kicep saat memberikan hp jinan kembali.

"Pie pak, sampeyan masih butuh Surat peritah lembur kami?"

Tanya jinan kepada nya.

Dan mereka berdua tertunduk malu sambil berlalu membukakan gerbang untuk kami.

Motor kami parkirkan di dalam, kemudian di lanjutkan berjalan kaki menuju ke kantor pak joni untuk mengambil kunci gudang.

Suasana rintik hujan masih saja turun membasahi jalanan paving.

"Hmmmm, malam jumat hujan hujan gini malah balik ke gudang....."

"Cuma bertiga lagi....."

Celetuk kentis saat kami berjalan.

"Kata siapa kita bertiga, di ruang maintenance masih ada orang kok."

"Tiga teknisi dari luar kota yang masih menyetting mesin baru yang minggu kemaren datang tuh."

Kata jinan.

Di ruang maintenance memang ada mess untuk teknisi atau visitor dari luar kota yang harus menginap. Karena untuk merakit mesin dan menata jalur instalasi nya memang membutuhkan waktu berhari hari, jadi tak mungkin mereka harus oulang pergi setiap hari.

Letak mess dan ruang maintenan nya berada jauh dari gudang yang kami kerjakan, mesin batu nya juga di tempatkan di gudang paling ujung.

Sejak sabtu lalu saat mesin nya datang sampai malam itu sudah kirang lebih 5 hari mereka bertiga berada di sana, tapi kami jarang ketemu karena beda lokasi kerja.

Setelah mengambil kunci, kami pun bergegas menuju ke gudang tempat biasa kami bekerja.

Kami berjalan ke bangunan sebrsng ruangan pak joni, dan ruang maintenance berada di belakang nya lagi.

Di antara ruangan pak joni dan ruangan maintenance terdapat sebuah pantry untuk kami membuat minum seperti kopi, teh atau mie instan lengkap dengan bangku kantin nya.

"Lampu gudang sudah di nyalain nan?"

Tanya ku pada nya saat berjalan.

"Sudah kok, tadi waktu pak joni mau pulang sengaja pergi ke ruang panel untuk menyalakan lampu gudang supaya kita bisa langsung kerja."

Jawab jinan.

Dan benar saja, saat kami masuk ke dalam gudang di sana sudah tersng oleh beberapa lampu utama.

Kami juga langsung menemukan beberapa kebocoran yang untung nya hanya di area lantai, wrea tumpukan tembakau dan mesin giling aman dari kebocoran.

Kami bergegas mengamankan area kebocoran dan menandai nya menggunakan pilox satu per satu.

Tak terasa suara gemuruh rintik hujan yang jatuh di atas galvalum mulai reda,
Pekrjaan beres. Jam 12 malam lebih kami pun siap siap ke pantry dan berniat stand by di sana sembari ngeteh dan ngopi.

Kami keluar gudang dan hendak menuju ke kantin dekat pantry.

"Gal, kamu ke ruang panel ya, mati in lampu gudang."

Kata jinan kepada ku.

"Yuk tis anterin, hehehehe ..."

Ajak ku.

"Ahhhh cemen kamu, gitu aja takut."

Ledek kentis pada ku, sebenar nya mrinding juga sih kalau sendirian.

"Ndak usah takut gal, kan di mess dekat ruang panel ada teknisi yang menginap."

Kata jinan.

"Ow iya, wah aman lah ada tiga orang di mess."

Batin ku.

Aku pun berjalan melalui samping gudang, hawa dingin dan lembat menfiringi langkah ku pada malam itu yang sangat sepi.

Beberapa Pohon palem yang tak terlalu tinggi tampak masih basah oleh air hujan.

Sampai lah aku di depan ruang panel,
Aku melihat ke jendela mess yang lampu nya masih menyala tapi tak ada orang di sana, mungkin lagi pada ngopi di pantry. Batin ku.

"Cklekkkk...."

Aku membuka ruang panel dan mematikan saklar mcb lampu gudang.

Luas ruangan panel nya berukuran sekitar 2 meter dan memanjang leter L kutang lebih 4 meter an. Seluruh aliran listrik area gudang berpusat di ruang panel tersebut. Hawa nya tak terlalu pengap karena di dalam nya terdapat ac untuk mendinginkan ruangan.

Saat menutup panel, breeenggggg......

Aku tiba tiba mencium aroma seperti kabel terbakar di iringi dengan aroma seperti rambut terbakar.

Apa jangan jangan ada yang konslet, gumam ku.

"Ahhh nanti saja lah, aku omongin di kantin pas ada teknisi juga kan di sana"
Pikir ku.

Saat keluar ruangan panel....

"Jreeeenggggg....."

Seorang laki laki dengan seragam teknisi berlogo mesin baru yang sedang di setting tiba tiba berdiri di dekat pintu

"Astsgfirullah pak ....."

"Jantungku sudah mau copot saja, kok sendirian pak?"

"Teman teman nya lagi pada ngopi ya?"

Tanya ku, bapak itu tak bergeming dan hanya terdiam dengan tatapan kosong dan wajah nya yang pucat di hiasi sebuah tahi lalat seperti Rano karno di dagu. Sebenar nya aku mau membicarakan perihal aroma kabel terbakar di ruang panel kepada nya tapi karena dia nya acuh ku urungkan lah niat ku tersebut.

"Saya ke kantin dulu ya pak, mari....."

Basa basi ku masih tak di gubris.

Sombong amat tuh orang, mentang mentang teknisi khusus. Gumam ku.

"Breeeenggggg...."

hidung ku menghirup aroma gosong lagi.

Ahhhh ada apa lagiiii ini, aku mulai merinding dan mempercepat langkahku menuju ke kantin.

"Woiii gal, lama amat ke ruang panel nya, aku kira in kamu ketiduran."

Teriak kentis saat aku sampai di kantin mini tersebut.

Aku langsung mengambil gelas plastik di atas galon dispenser.

"Bluuubbb, blubbb, blubbbb...."

Suara air di dalam galon yang masuk ke dalam dispenser saat aku mengambil nya untuk minum.

"Glekkk, glekkk, glekkk...."

"Ahhhh...."

Dalam beberapa tenggak air di dalam gelas ku langsung kandas masuk dan mencelos melalui tenggorokan guna menghilangkan rasa haus.

"Mari mas, makan...."

Seorang bapak bapak menawari ku makan sambil menyendok mie istan di depan nya.

Dua orang paruh baya yang duduk di kantin bersama jinan dan kentis hanya mengenakan kolor dan sarung beserta kaos oblong itu memang ramah, berbeda dengan satu rekan nya yang ku temui di ruang panel tadi.

"Iya pak, monggo di enak in saja...."

Sahut ku dengan ramah.

Aku menyalakan rokok dan duduk bersama kentis dan jinan, kami berhadap hadapan dengan dua teknisi tersebut.

"Ow ya nan, tadi pas di ruang panel, aku mencium aroma gosong seperti kabel terbakar."

"Jangan jangan ada yang konslet...."

Ucap ku.

Kedua teknisi tersebut melihat ke arah ku bersamaan.

"Wah kalau masalah itu, serahin saja kepada ahlinya...."

Ucap jinan sambin melihat ke arah mereka berdua.

"Iya mas, biar nanti kami yang mengecek."

Sahut nya dengan ekspresi tidak meyakinkan.

"Ow iya, kok teman bapak yang satu nya lagi ndak gabung di sini sih?"

Ucap ku, mereka berdua langsung saling memandang seolah terkejut dengan ucapan ku.

"Teman yang mana mas?"

Tanya salah satu dari mereka.

"Itu lho pak, yang masih pake seragam teknisi."

"Tadi sih mau tak ajak bareng ke sini tapi seperti nya dia orang nya cuek."

"Jadi ya aku tinggal deh, di ajak ngomong malah diem aja."
Kata ku.

"Lagi sakit gigi kali gal, celetuk kentis."

"Hahahahaha"
Kami bertiga langsung tertawa, tapi tidak dengan kedua teknisi itu.

"Mas, teknisi di sini cuma ada aku dan rekan saya ini."

"Kami cuma berdua lho...."

Ucap beliau dengan nada serius,

Tawa kami yang semula lepas mendadak terhenti.

Aku langsung kicep mendengar ucapan beliau.

"Ahhhh yang bener pak, lantas itu tadi siapa?"

Tanya ku

Jinan dan kentis matap ku serius, seolah mengkode supaya aku jangan bercanda.

"Beneran pak, tadi aku lihat oranf itu di deoan ruang panel sedang berdiri mengenakan wearpack teknisi dengan logo mesin yang kemaren datang."

"Tapi aneh nya dia yuh cuma diam dan wajah nya pucat."

Ucap ku kepada mereka.

"Yang mas lihat, wajah nya ada tahi lalat nya ndak?"

Tanya si teknisi.

"Iya pak, ada di dagu mirip rano karno tuh...."

Sahut ku, merek berdua langsung saling menatap muka dan semakin terkejut.

Teknisi yang satu nya mengeluarkan hp di saku nya.

"Apa orang ini mas?"

Tanya ia sambil menunjukan foto di galeri hp nya

Di sana ku lihat dua teknisi itu dan seorang yang tadi kutemui sedang berdiri di depan mesin besar lengkap dengan seragam wearpack dan helm safety, persis....

Ada andeng andeng di dagu nya.

"Iya pak, dia yang tadi aku temui du sana."

Ucap ku dengan yakin.

"Astagfirullahaladzim...."

Ucap mereka yang terlihat shock.

"Memangnya siapa dia pak?"
Tanya ku.

Mereka terdiam dan menghela napas panjang.

"Dia itu Kasman mas, salah satu rekan kami."

"Tiga bulan yang lalu kami memasang mesin giling di gudang dekat area yang mas garap tuh."

Tunjuk nya ke gudang lantai tiga tempat seorang pekerja proyek mengalami kecelakaan kerja dan jatuh.

"Kasman orang nya memang rajin, bahkan saat istirahat pun dia tetap kerja dan hanya menitip nasi kepada kami, namun naas nya. Saat kami kembali...."

"Kasman sudah terkapar dalam keadaan hangus, tangan nya memegang kabel telanjang yang sudah teraliri listrik tanpa satu orang pun yang mengetahui nya."

"Kasman tewas di sana tiga bulan yang lalu."

Pungkas beliau.

"Serrrrrrrrrr ....."

Aliran darahku langsung berdesir, hawa mrinding di sekujur tubuh membuat bulu kuduk ku berdiri seketika.

"Jadi, orang tadi...."

"Hiiiiii......"

Aku benar benar begidik mengingat kejadian itu.

Kecelakaan kerja yang merenggut teknisi tersebut sudah 3 bulan yang lalu, dan jami bekerja di situ baru berapa minggu, jadi wajar kalau kami tak tau apa apa mengenai kejadian tersebut.

Firasat tak enak ku sore tadi ternyata ini.

Kami berlima ngumpul di kantin sampai subuh dan tak ada yang berani beranjak dari sana.

Kami juga melihat foto foto orang bernama kasman saat tersengat listrik, jasad nya benar benar mengenaskan.

Sesekali kami mencium aroma kabel terbakar, aroma itu datang dan pergi.

Malam jumat, apesssss.......
anwaranwar93
MFriza85
sydney89
sydney89 dan 13 lainnya memberi reputasi
14
Tutup