- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Kisah Seorang Pramugari (True Story)
TS
aymawishy
Kisah Seorang Pramugari (True Story)
Di saat kau merasa hidup sendiri
Dalam kerasnya dunia
Tersenyumlah
Bila kau pun harus berputus asa
Berpikir semua kan berakhir
Tersenyumlah
Kau tak sendiri aku di sini
Menantimu bersama hangatnya mentari
Kau tak sendiri aku di sini
Berikan tanganmu mari kita hadapi
Hidup memang tak selalu seperti
Yang kau inginkan yang kau harapkan
Hadapilah dengan hati tenang dan tetap melangkah
Kau tak sendiri
Perhatikan sekitar coba kau amati
Hidup bukan sekedar tentang patah hati
Dan semua yang terjadi ambil hikmahnya
Om Iwan pun berkata "ambil indahnya"
Kau tak sendiri aku di sini
Memanggilmu bersama hangatnya mentari
Kau tak sendiri kami di sini
Raihlah tanganku bersama kita lewati
Hidup memang tak selalu seperti
Yang kau inginkan yang kau harapkan
Hadapilah dengan hati tenang teruskan melangkah
Kau tak sendiri
Hidup memang tak selalu seperti
Yang kita inginkan yang kita harapkan
Hadapilah dengan hati tenang
Yakinkan dirimu
Kau tak sendiri yeah yeah yeaah
Dalam kerasnya dunia
Tersenyumlah
Bila kau pun harus berputus asa
Berpikir semua kan berakhir
Tersenyumlah
Kau tak sendiri aku di sini
Menantimu bersama hangatnya mentari
Kau tak sendiri aku di sini
Berikan tanganmu mari kita hadapi
Hidup memang tak selalu seperti
Yang kau inginkan yang kau harapkan
Hadapilah dengan hati tenang dan tetap melangkah
Kau tak sendiri
Perhatikan sekitar coba kau amati
Hidup bukan sekedar tentang patah hati
Dan semua yang terjadi ambil hikmahnya
Om Iwan pun berkata "ambil indahnya"
Kau tak sendiri aku di sini
Memanggilmu bersama hangatnya mentari
Kau tak sendiri kami di sini
Raihlah tanganku bersama kita lewati
Hidup memang tak selalu seperti
Yang kau inginkan yang kau harapkan
Hadapilah dengan hati tenang teruskan melangkah
Kau tak sendiri
Hidup memang tak selalu seperti
Yang kita inginkan yang kita harapkan
Hadapilah dengan hati tenang
Yakinkan dirimu
Kau tak sendiri yeah yeah yeaah
Quote:
Hai, aku Anes, nama panggilan dari pemilik akun aymawishy ini. Semasa sekolah, aku tinggal di sebuah Kabupaten di Jawa Timur bagian timur.
Mungkin yang sudah membaca threadku yang menceritakan bagaimana kisahku semasa SMPakan lebih tahu bagaimana kejamnya orang-orang di sekitarku memperlakukanku.
Tapi, seperti yang Papaku bilang, aku harus tetap semangat dan harus terus berperilaku baik meski dijahatin.
Selepas SMA, aku merantau ke Surabaya. Disaat itulah aku benar-benar ingin hidup mandiri tanpa bantuan dari Papa. Karenanya, aku harus bekerja agar bisa kuliah.
Awal kehidupanku di perantauan, sangatlah penuh perjuangan.
Ngekos di kosan kumuh, aku pernah. Disana aku ngerasain tidur diatas kasur yang basah karena atap kamarku bocor selama musim penghujan. Dan juga kamar mandi yang lantainya meski disikat berkali-kali pakai WPC, tetap berwarna hitam karena lumutan.
Selain itu, selama 3 bulan berturut-turut, tiap harinya hanya makan roti seharga seribuan yang aku beli di warung kopi dekat kantor tempat aku magang. Yaa meski, alhamdulillahnya ada aja orang baik yang ngasih aku makan. Ohya, karena sering banget makan roti tanpa makan nasi, aku jadi punya “maag” hehehe.
Rasanya jika diingat, masih banyak perjuangan-perjuangan yang aku lalui sejak tahun 2012.
Mungkin yang sudah membaca threadku yang menceritakan bagaimana kisahku semasa SMPakan lebih tahu bagaimana kejamnya orang-orang di sekitarku memperlakukanku.
Tapi, seperti yang Papaku bilang, aku harus tetap semangat dan harus terus berperilaku baik meski dijahatin.
Selepas SMA, aku merantau ke Surabaya. Disaat itulah aku benar-benar ingin hidup mandiri tanpa bantuan dari Papa. Karenanya, aku harus bekerja agar bisa kuliah.
Awal kehidupanku di perantauan, sangatlah penuh perjuangan.
Ngekos di kosan kumuh, aku pernah. Disana aku ngerasain tidur diatas kasur yang basah karena atap kamarku bocor selama musim penghujan. Dan juga kamar mandi yang lantainya meski disikat berkali-kali pakai WPC, tetap berwarna hitam karena lumutan.
Selain itu, selama 3 bulan berturut-turut, tiap harinya hanya makan roti seharga seribuan yang aku beli di warung kopi dekat kantor tempat aku magang. Yaa meski, alhamdulillahnya ada aja orang baik yang ngasih aku makan. Ohya, karena sering banget makan roti tanpa makan nasi, aku jadi punya “maag” hehehe.
Rasanya jika diingat, masih banyak perjuangan-perjuangan yang aku lalui sejak tahun 2012.
Ohya..
Saat nanti aku berbagi cerita di thread ini, tolong jangan dihujat ya.
Sebab..
Aku bukanlah seorang penulis, jadi jangan pernah berharap lebih terhadap tulisan yang aku bagi.
Aku juga bukanlah orang hebat yang hanya ingin berbagi pengalaman yang aku alami.
Saat nanti aku berbagi cerita di thread ini, tolong jangan dihujat ya.
Sebab..
Aku bukanlah seorang penulis, jadi jangan pernah berharap lebih terhadap tulisan yang aku bagi.
Aku juga bukanlah orang hebat yang hanya ingin berbagi pengalaman yang aku alami.
Pokok Isi Cerita
Quote:
#Bagian 1
-Part 1 : Awal Mula
-Part 2 : Menjemput Restu
-Part 3 : Tahap Awal
-Part 4 : Pantang Mundur
-Part 5 : Tentang Cinta Pertama
-Part 6 : Terjebak Nostalgia
-Part 7 : Mungkin Nanti
-Part 8 : Undangan?
-Part 1 : Awal Mula
-Part 2 : Menjemput Restu
-Part 3 : Tahap Awal
-Part 4 : Pantang Mundur
-Part 5 : Tentang Cinta Pertama
-Part 6 : Terjebak Nostalgia
-Part 7 : Mungkin Nanti
-Part 8 : Undangan?
Quote:
#Bagian 2 : Proses Perekrutan Pramugari
-Part 9 : Hi, Jakarta! Be Nice Please!
-Part 10 : Hall of Fame
-Part 11 : Berpisah dengan Shasa, Bertemu dengan Wildan!
-Part 12 : Papa Yang Makin Menua
-Part 13 : Manis Dan Pahit
-Part 14 : Yok Opo Seh!
-Part 15 : Dikirim Malaikat Baik Yang Menjelma Menjadi Manusia
-Part 16 : Medical Examination
-Part 17 : Curhat Dadakan, Berujung Menyesakkan
-Part 18 : Menjelang Tahun Baru
-Part 19 : Selamat Datang Tahun 2017!
-Part 20 : Made Darma
-Part 21 : Hari Yang Kutunggu
-Part 22 : PANTUKHIR!
-Part 9 : Hi, Jakarta! Be Nice Please!
-Part 10 : Hall of Fame
-Part 11 : Berpisah dengan Shasa, Bertemu dengan Wildan!
-Part 12 : Papa Yang Makin Menua
-Part 13 : Manis Dan Pahit
-Part 14 : Yok Opo Seh!
-Part 15 : Dikirim Malaikat Baik Yang Menjelma Menjadi Manusia
-Part 16 : Medical Examination
-Part 17 : Curhat Dadakan, Berujung Menyesakkan
-Part 18 : Menjelang Tahun Baru
-Part 19 : Selamat Datang Tahun 2017!
-Part 20 : Made Darma
-Part 21 : Hari Yang Kutunggu
-Part 22 : PANTUKHIR!
Quote:
#Bagian 3
-Part 23 : Kesempatan Kedua
-Part 24 : Accedere
-Part 25 : Tentang Rey!
-Part 26 : Become In Love
-Part 27 : Buket Mawar Merah
-Part 28 : Out Of Control
-Part 29 : Di Zangrandi
-Part 30 : Pantukhir Kedua
-Part 31 : Si Paling Inisiatif
-Part 32 : Agnes
-Part 33 : Cemburu
-Part 34 : Rey!?
-Part 35 : Ternyata…
-Part 36 : Di Puncak Bromo
-Part 37 : Berpisah
-Part 38 : Hasil Pantukhir
-Part 39 : Tyas!
-Part 40 : Di Kampung Halaman
-Part 41 : Berpamitan
-Part 23 : Kesempatan Kedua
-Part 24 : Accedere
-Part 25 : Tentang Rey!
-Part 26 : Become In Love
-Part 27 : Buket Mawar Merah
-Part 28 : Out Of Control
-Part 29 : Di Zangrandi
-Part 30 : Pantukhir Kedua
-Part 31 : Si Paling Inisiatif
-Part 32 : Agnes
-Part 33 : Cemburu
-Part 34 : Rey!?
-Part 35 : Ternyata…
-Part 36 : Di Puncak Bromo
-Part 37 : Berpisah
-Part 38 : Hasil Pantukhir
-Part 39 : Tyas!
-Part 40 : Di Kampung Halaman
-Part 41 : Berpamitan
Quote:
#Bagian 4 : Initial Flight Attendant’s Ground Training
-Briefing and Sign Contract :
-Part 42 : Sekilas Tentang Ground Training
-Part 43 : Kog Begini Amat Sih?!
###
-Part 44 : Drama Perkara Sepatu
-Part 45 - Astaga!!
-Part 46 : KACAU!
-Part 47 : Drama di Hari Pertama
-Part 48 : Apa Benar FA Harus Deketin Pilot Agar Jam Terbangnya Banyak?
-Part 49 : Jawaban Dari Pertanyaan Mia
-Part 50 : Learning By Doing
-Part 51 : Tentang Chapter Lima dan CET
-Part 52 : Rey Datang Lagi
-Part 53 : Tersimpul Luka Kedua Kali
-Part 54 : White Horse
-Part 55 : Menjelang Flight Training
-Part 56 : Overthinking!
-Briefing and Sign Contract :
-Part 42 : Sekilas Tentang Ground Training
-Part 43 : Kog Begini Amat Sih?!
###
-Part 44 : Drama Perkara Sepatu
-Part 45 - Astaga!!
-Part 46 : KACAU!
-Part 47 : Drama di Hari Pertama
-Part 48 : Apa Benar FA Harus Deketin Pilot Agar Jam Terbangnya Banyak?
-Part 49 : Jawaban Dari Pertanyaan Mia
-Part 50 : Learning By Doing
-Part 51 : Tentang Chapter Lima dan CET
-Part 52 : Rey Datang Lagi
-Part 53 : Tersimpul Luka Kedua Kali
-Part 54 : White Horse
-Part 55 : Menjelang Flight Training
-Part 56 : Overthinking!
Quote:
#Bagian 5 : Flight Training
-Part 57 : Junior Selalu Salah
-Part 58 : Briefing Before Flight
-Part 59 : About Preflight Check
-Part 60 : Company Check
-Part 61 : Berjuang Lagi!
-Part 62 : Jungle And Sea Survival Part I
-Part 63 : Jungle And Sea Survival Part II
-Part 64 : Jungle And Sea Survival Part III
-Part 65 : Jungle And Sea Survival Part IV
-Part 66 : CCFA & DGCA Check
-Part 57 : Junior Selalu Salah
-Part 58 : Briefing Before Flight
-Part 59 : About Preflight Check
-Part 60 : Company Check
-Part 61 : Berjuang Lagi!
-Part 62 : Jungle And Sea Survival Part I
-Part 63 : Jungle And Sea Survival Part II
-Part 64 : Jungle And Sea Survival Part III
-Part 65 : Jungle And Sea Survival Part IV
-Part 66 : CCFA & DGCA Check
Quote:
#Bagian 6 : Kehidupan Seorang Pramugari
-Part 67 : Persiapan Untuk Terbang
-Part 68 : My First Flight
-Part 69 : Rian dan Ihsan
-Part 70 : Setan Penjaga Kamar Vs Senior Ala Ala
-Part 71 : Kisah Kasih Tak Sampai
-Part 72 : Padaido
-Part 73 : Hubungan Tanpa Status
-Part 74 : Mimpi Aneh
-Part 75 : Putri Kebaya
-Part 76 : Kamu Mau Jadi Pramugari Yang Seperti Apa?
-Part 77 : Turbulensi
-Part 78 : Hari-hari Bersama Papa
-Part 79 : Papa, It’s My Birthday!
-Part 80 : Duka Yang Bertubi
-Part 81 : Flashback to 2017
-Part 82 : Tentang Aku dan Dia
-Part 67 : Persiapan Untuk Terbang
-Part 68 : My First Flight
-Part 69 : Rian dan Ihsan
-Part 70 : Setan Penjaga Kamar Vs Senior Ala Ala
-Part 71 : Kisah Kasih Tak Sampai
-Part 72 : Padaido
-Part 73 : Hubungan Tanpa Status
-Part 74 : Mimpi Aneh
-Part 75 : Putri Kebaya
-Part 76 : Kamu Mau Jadi Pramugari Yang Seperti Apa?
-Part 77 : Turbulensi
-Part 78 : Hari-hari Bersama Papa
-Part 79 : Papa, It’s My Birthday!
-Part 80 : Duka Yang Bertubi
-Part 81 : Flashback to 2017
-Part 82 : Tentang Aku dan Dia
Diubah oleh aymawishy 02-02-2024 01:38
snf0989 dan 45 lainnya memberi reputasi
46
59.9K
Kutip
1K
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
TS
aymawishy
#220
Part 56 - Overthinking!
Spoiler for Overthinking!:
Jangan kau
Jangan pernah
Jangan pergi
Jangan pernah pergi dariku
Jangan kau
Jangan pernah
Jangan pergi
Jangan pernah pergi dariku
Jangan pernah
Jangan pergi
Jangan pernah pergi dariku
Jangan kau
Jangan pernah
Jangan pergi
Jangan pernah pergi dariku
Aku, Mia, dan Mei, sama-sama sedang merebahkan badan di kasur empuk berukuran KINGsembari bernyanyi mengikuti irama lagu milik Alexa yang diputar dari playlist lagu di hape Mia.
Hari itu hari Kamis, hari terakhir di bulan Agustus tahun 2017. Kami bertiga yang tidak kebagian untuk tinggal di kosan seperti teman-teman yang lain, akhirnya memilih untuk menyewa apartemen di dekat Bandara Soekarno-Hatta (bukan di Aeropol*s ya).
Ya, kami nekat menyewa satu kamar tipe studio untuk bertiga. Sebab, udah ga ada waktu lagi untuk kamu mencari-cari kosan. Kosan yang direkomendasiin oleh senior yang kami kenal, kebanyakan sudah penuh.
Apartemen yang kami tempati ini, harga sewa tiap bulannya adalah 5.000.000 rupiah. Namun, jika kami menyewa selama tiga bulan lamanya, harganya menjadi 10.500.000 rupiah saja (per orang 3.500.000 rupiah selama 3 bulan). Dengan pengurangan harga yang lumayan besar, jujur kami sangat tergiur. Apalagi kamar yang kami sewa ini ada balkon dengan view langsung ke kolam renang. Akses untuk mobil jemputan pun juga oke banget.
(Foto diambil dari google)
Setelah Mei dan Mia berdiskusi panjang dengan orangtuanya melalui telpon, akhirnya mereka pun diberi izin untuk kami bisa tinggal sekamar di sebuah apartemen.
Aku diskusi juga ga dengan Papa mengenai hal ini? Hehe engga. Karena Papa taunya aku di Jakarta dapet tempat tinggal gratis. Toh, aku sudah memperhitungkan lebih dulu mengenai pengeluaran untuk tempat tinggal. Budget untuk ngekos selama sebulan itu 1.500.000. Jadi kalau pengeluaran untuk ngekos selama 3 bulan hanya 3.500.000, itu artinya aku bisa saving money sebesar 1.000.000. Lumayan kan untuk kebutuhan makan sehari-hari atau kebutuhan lainnya.
Hari ini adalah hari kedua kami tinggal di kamar ini. Tanpa ada kegiatan apa-apa selain makan, rebahan, dan nyanyi-nyanyi bareng ga jelas sampe bosan.
Ternyata, aneh ya rasanya, yang biasanya sibuk banget dari pagi sampe malem, eh tiba-tiba free begini. 😅
“Kira-kira siapa ya yang duluan dapet jadwal flight training?”, tanya Mei sembari memainkan rambutku yang kini panjangnya di atas bahu.
Hehehe btw aku memotong rambut panjangku loh!
Ternyata punya rambut pendek itu ga ribet yaa.
Eits, kalau kalian bilang aku potong rambut dalam rangka ingin cepat move on dari Rey, itu bener banget!! Hehehe. Kalau beberapa orang cara biar cepet move on-nya dengan mencari seseorang yang baru, kalau aku, cukup ganti nomor hape dan memotong rambut. Meski ga ada korelasinya, tapi ke aku malah ngaruh. 😅
“Kayanya sih Bunda yaa. Soalnya nama Bunda kan Anestya, huruf depannya huruf A. Pasti kebagian duluan!”, tebak Mia.
“Haha iya juga ya. Bagus deh kalau gitu, ntar kita bisa tanya-tanya ke Bunda yaa gimana-gimananya.”, lanjut Mei makin sumringah.
“Oh jadi kalian rela yaa aku jadi tumbal?”
Konon katanya, yang mendapatkan jadwal flight training pertama itu akan menjadi tumbal dalam angkatan. Sebab, mereka itu yang akan dimarahin abis-abisan semisal kurang lengkap dalam membawa perlengkapan terbang dan juga akan dimaki-maki semisal ga bisa ngejawab pertanyaan instruktur yang nge-guiding mereka. Terus, mereka yang dapet schedule flight training pertama, berkewajiban untuk nginfoin ke temen-temen seangkatannya agar tidak melakukan kesalahan yang sama dengannya.
“Hahaha!!”, mereka terbahak dan tiba-tiba ‘gubraaaaak!!’.
“Yaampuuuun Meeeei!! Kaki lo ya bener-bener dah!!”, teriak Mia.
Jadi, si Mei yang lagi rebahan di kasur ini, bisa-bisanya naruh kedua kakinya di atas nakas gantung di seberang kasur. Alhasil, nakasnya roboh deh! Hahaha.
Aku segera menelpon ke bagian maintenance untuk mengkonfirmasi bahwa kamar kami membutuhkan perbaikan segera. Karena ulah si Mei, kamar kami seketika menjadi kapal pecah. 😂
Setelah satu jam lebih kami menemani Abang-abang bagian maintenance benerin nakas gantung itu dan ngerapiin barang-barang yang berceceran kesana-kemari, kami pun tetap melakukan jadwal sore kami, yaitu berenang.
Kebetulan, kami bertiga nih sama-sama suka renang. Makanya, kami seneng banget bisa tinggal di apartemen ini pada awalnya. Sebelum kami tau bahwa tiap bulan ada tagihan uang maintenance, tagihan air, dan listrik, yang kalau dijumlah sekitar hampir 2juta.
Yang awalnya niatku pengen hemat, eh malah boncos. 🥲
———
“Ngapain Mei?”, tanya Mia saat kami sudah berada di tepi kolam renang.
“Aku pake sunscreen dulu, takut item!”, jawab Mei centil.
“Yaelaah, lagian uda sore gini. Ga panas cuy!”, Mia sama Mei ini emang gitu, suka banget berantem dan ngeributin hal-hal sepele. Tapi ujung-ujungnya mereka nih pada ketawa. Aku hanya bisa ikutan ketawa doang. Karena makin kesini, aku ga bisa ngedebatin hal-hal yang ga perlu didebatin wkwk.
“Dih biarin wlleeee, kulit juga kulit gw, kenapa lu yang ribet!”
“Yee lu yang ribeet ya cong, bukan gw!!”
“Jadi gimana, kalian mau berenang atau mau ribut nih?”, tanyaku berusaha nengahin bercandaan mereka yang kalau diliat orang pasti ngiranya mereka lagi berantem.
“Yuk, Bun. Kita nyebur duluan.”, ujar Mia kemudian setelah kami melakukan pemanasan.
“Dihh tungguiiin, udah kelar kog ini bentar lagiii……”
Mau berenang aja harus ngelewatin berbagai drama dari mereka berdua.
Tapi, hebatnya, saat mereka uda pake kacamata renang, seketika mereka ini seperti seorang atlit renang yang menjaga image. Renangnya beneran berenang. Maksudnya ga ada bercanda-bercandanya. Aku merasa berenang dengan orang yang berbeda, bukan berenang dengan Mei dan Mia.
Sore itu, aku berenang sekitar 60 menit dengan jeda istirahat sekitar 10-15 menit. Disaat aku berenang di menit-menit terakhir, sekilas aku mendengar teriakan Mei dan Mia yang tengah memberitahuku sesuatu dari tepian kolam.
“Bundaaa!!! Xmxxxxsss”, teriak Mia, sedang Mei sibuk memberikan isyarat kepadaku untuk segera menepi.
“Kenapa?”, tanyaku setibanya di tepian kolam tepat di bawah tepian yang mereka dudukin.
“Besok Bunda ada schedule subuh!”, ujar mereka bebarengan.
“Ohya? Kata siapa?”, tanyaku santai.
“Ini di group WA rame!”. Aku yang baru saja keluar dari kolam renang tiba-tiba menggigil entah karena sebenarnya grogi entah karena terkena hembusan angin yang lumayan kenceng.
Aku pun segera mengenakan handuk kimono putihku sembari meraih hapeku di dalam totebag hello kitty.
“Bun, instruktur Bunda besok Mba Mustika tau..”, ujar Mei.
“Ohyakah?”, tanyaku lagi saat berusaha login ke aplikasi berwarna merah yang berisi tentang detail jadwal terbangku.
“Bun, kata Mas Prima, Mba Mustika itu instruktur paling galak loh.”, ujar Mei lagi.
“Yee bukan, yang paling galak itu Teh Uti, bukan Mba Mustika!”, bantah Mia.
“Masa sih? Bukan Mba Mustika ya?”, disaat mereka ribut perkara instruktur siapa yang galak sampe sebelum aku tidur, eh akunya malah galau mikirin:
“Duh, gimana besok ya? Kira-kira aku bakal mabok ga ya? Mana lagi duduknya besok kan hadep ke belakang.”
(Kalau kalian naik angkot atau kereta, terus duduk mengarah ke belakang (berlawanan arah dengan laju kendaraan) suka pada mabok ga? Nah kalau aku sih iya ya. Langsung pusing mual gitu. Ditambah lagi, tempat duduk FA itu kan ngadepnya ke arah belakang, fix jadi kepikiran, takutnya aku pusing mual selama flight training)
🥲🥲🥲
atikamut dan alvihana memberi reputasi
2
Kutip
Balas
Tutup