tetes.tintaAvatar border
TS
tetes.tinta
Bersinggungan Dengan Mereka


Selamat malam para agan dan aganwati sekalian, ane Erwin tapi biasa di panggil Galih....

Kali ini ane hadir lagi dengan membawa sebuah kisah tentang pengalaman di luar nalar yang pernah di alami oleh orang orang di sekitar ku.

Ane akan menyuguhkan cerita mistis, jadi buat para agan sekalian yang suka dengan kisah kisah horror, rapatkan barisan.

Kalau memang kisah ane menarik, jangan lupa cendol nya.

Ane nggak pandai berbasa basi😁
Jadi harap di maklum in saja ya...

Silahkan duduk manis, dan selamat membaca...
Quote:
Diubah oleh tetes.tinta 12-01-2024 18:08
lovearzfi
yusuffajar123
wir4w4n
wir4w4n dan 60 lainnya memberi reputasi
59
52.5K
1.9K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
tetes.tintaAvatar border
TS
tetes.tinta
#208
Part 57
Malam itu aku hendak pergi ke rumah kentis, kami berencana menuju ke rumah pak bos untuk mengambil upah yang biasa di bayarkan seminggu sekali pada hari jumat.

Rencana nya kami hendak ke sana setelah magrib, namun sayang sejak sore langit mendung dan hujan pun turun dengan deras nya bahkan sampai jam sembilan lewat masih saja menyisakan rintik nya.

Karena rumah jinan yang paling dekat dengan kediaman pak bos, jadi lah aku dan kentis minta kepada satu rekan kami ini untuk sekalian mengambilkan upah kami lantas berkumpul di rumah kentis setelah berkomunikasi melalui pesan singkat.

Setelah menemani emak ngobrol sejenak, aku pun bergegas menuju ke rumah kentis menggunakan motor, sebenarnya rumah ku dan rumah kentis tak terlalu jauh. Antara rumah ku dan rumah kentis cuma beda rt saja.

Suasana masih hujan rintik rintik dan tak terlalu lama aku sudah sampai di depan rumah kentis, sebuah rumah sederhana dengan teras belantai semen menghadap langsung ke rumpun bambu yang cukup lebat.

Rumah kentis berada di area tanah kavling yang berderet, hanya ada 6 rumah di tempat tersebut dan di ujung sebelah utara, bisa terlihat kuntum kuntum bunga kamboja putih yang menandakan bahwa di situ adalah area pemakaman.

Ku standard kan motor ku di sana, dan ku dapati jinan yang sedang asik tiduran di teras rumah kentis beralaskan tikar.

"Cepet amat nan sudah sampai sini?"

Tanya ku pada nya sambil mindik mindik karena depan rumah kentis benar benar berair dan licin.

"Baru aja nyampe kok gal, sekitar sepuluh menit yang lalu."

Sahut nya sambil tidur bersandarkan lengan.

"Lha kentis mana?"

Tanya ku lagi.

"Di belakang tuh, lagi masak air buat bikin kopi."

Kata jinan.

Aku pun mengambil rokok di saku dan mulai membakar nya bersama jinan.

Dia merokok tapi masih dalam posisi tiduran.

"Tiduran terus nan, mentang mendang hawa nya adem...."

Ucap ku.

"Udah pewe gal, sapa tau dapat mimpi bagus buat nembak angka, hehehe...."

Celetuk jinan.

Waktu itu memang lagi rame rame nya masang togel, dan orang orang mulai melakukan hal hal yang terbilang nyeleneh demi mendaptkan angka jitu tersebut.

Mulai dari ngitung suara tokek, ada yang gosok perut kodok tapi dalam kondisi si kodok harus masuk ke dalam rumah, dan kekonyolan yang pernah ku lakukan bersama dua teman ku ini adalah menggiring seekor kodok supaya mau masuk ke ruang tamu rumah kentis, ada juga yang sengaja bertanya angka kepada ODGJ di jalanan, sampai belajar tafsir mimpi melalui mbah gugel.

Dan cara paling ekstrem untuk mendapatkan angka jitu adalah nggerandong atau menaruh lintingan kertas berisi tulisan angka yang di taruh di lokasi wingit sambil memberikan kopi pait dan rokok cerutu yang di nyalakan.

"Gal, semalam aku mimpi di kejar macan."

"Angka oret oretan nya berapa ya?"

Tanya jinan pada ku

"Empat nan ..."

Sahut ku.

"Kok bisa empat?"

"Kan macan kaki nya empat...."

Jawab ku

"Lah, di tanya in serius malah ngelawak"

Ujar nya yang hanya ku tanggapi senyuman.

Setelah itu kentis pun datang dari dalam rumah sambil membawa kopi dan cemilan.

"Wahhhh, aku bdak ngopi tis...."

"Siapa juga yang buatin kopi awak mu gal."

"Nih jatah mu teh...."

Kentis sudah tau betul kalau aku memang anti kopi.

"Sekali kali susu kan mantap tis...."

"Tuh ambil aja ke rumah nya ayuk. Hahahaha...."

Kata kentis.

"Owwww asemmmmm...."

Kata ku.

"Ayuk siapa tis?"

Tanya jinan.

"Tuh, mbak mantan nya galih, hihihihi...."

Sahut kentis.

"Wah wah wah, itu kenangan atau laut gal?"

"Maksud nya?"

",Dalemmmmmm...."

"Hahahahahaha"

Mereka benar benar sukses membuat aura kengenesan ku timbul.

"Udah jadi kuntilanak kali dia."

Ujar ku kesal.

"Kalau ada kuntilanak, suruh aja ke sini gal, mau tak tanya in angka jitu 4 angka , hahahahahha...."

Celetuk jinan yang sompral, kami duduk sambil otak atik angka dan kami semua menghadap ke arah rumpun bambu yang berada di depan rumah kentis.

Tawa renyah guyonan tentang minta angka ke kunti, tiba tiba suasana mendadak hening.

Tanpa sadar tatapan kami bertiga tertuju percis ke arah bawah pohon bambu.

"Slleeeeeeeepppppp....."

Terlihat objek tipis berwarna putih dengan rambut panjang tampak mengambang masuk ke dalam balongan atau rumpun bambu, siluet wajah nya melihat ke arah kami benar benar pelan dan cukup jelas.

"Degggggg ......."

Sepersekian detik aku bengong, dan setelah sadar kami bertiga saling pandang.

Rupanya bukan aku saja, tapi jinan dan kentis pun juga melihat objek yang sama.

Belum sempat kami berbicara, rasa merinding kembali terasa dan ntah kenapa mataku langsung melihat ke arah rumpun bambu itu, dan...

"Sleeeeeeppppppppp ....."

Sosok itu keluar dari rumpun bambu dan melayang ke arah utara lantas lenyap.

Tubuh ku benar benar gemetaran, aku coba tarik naoas dalam dalam dan mulai menenangkan diri.

Kulihat jinan mengambil gelas kopi dan menyeruput nya tanpa berbicara apa apa, dan kentis pun melakukan hal yang sama.

"Kalian juga melihat nya kan tadi?"

Kentis membuka pembicaraan, aku dan jinan mengangguk bersamaan.

"Sssttttt, wis ra usah di bahas....."

Ucap ku yang masih merinding mengingat nya.

"Wah gara gara jinan sompral iki ..."

Kata kentis.

Kami tak ada yang berani melihat ke arah lenyap nya sosok tersebut dan mencoba mengalihkan ke topik pembicaraan lain.

"Srekkk, sreekkk, srekkkk...."

Terdengar suara langkah kaki yang berjalan.

"Wah asik nih lagi ngumpul ngumpul...."

Terdengar suara bapak bapak, rupa nya beliau adalah pak hadi.

Salah satu tetangga kentis yang rumahnya berada di kavling paling depan.

"Iya om, monggo ngopi ..."

Ucap kentis menawari beliau kopi.

"Matur suwun, aku sudah wedangan di rumah tis.

Ini lho mau nengok ke warung depan kira in masih buka, mau beli rokok."

Kta beliau.

"Jam segini sudah tutup om."

Kata kentis.

"Ini ada rokok om...."

Aku pun menawari beliau rokok, om hadi pun ikut duduk bersama kami dan menyalakan rokok nya.

"Kalian berani betul di sini sampai jam segini."

Kata om hadi.

"Memang nya kenapa om?"

Tanya kentis.

"Nanti mbak e ikut gabung lho...."

Ucap om hadi lirih sambil celingak celinguk ke arah rumpun bambu.

Mendengar ucapan beliau, kami bertiga pun langsung relate dengan kejadian yang baru saja terjadi.

"Lho sampeyan juga sudah ketemu ya om?"

Tanya kentis.

"Hiiiii....."

Beliau langsung bergidik.

"Baru aja tadi malam...."

"Tak kira in suami nya pak dani tetangga sebelah mu ini"

"Kok malam malam nyapu di bawah bambu, aku coba memastikan dan mendekati."

"Malam malam kok nyapu mbak?"

"Eee lah dalah, pas noleh kok wajah nya pucet rambut nya acak acakan sambil tertawa melengking."

Om hadi langsung lari berbirit birit
Dan masuk ke dalam rumah nya.

Ternyata sosok tersebut memang sudah berada di situ dan bukan kami saja yang melihat.

Kami ngobrol sampai keluaran angka tiba, dan malam itu jinan tembus dan jp lumayan banyak.

Kami ngobrol sampai jam 1 dini hari bersama om hadi.




Spoiler tkp yang ane ambil siang tadi di depan rumah kentis.

Bersambung-
Diubah oleh tetes.tinta 02-07-2023 16:24
MFriza85
soedin123
belajararif
belajararif dan 13 lainnya memberi reputasi
14
Tutup