tetes.tintaAvatar border
TS
tetes.tinta
Bersinggungan Dengan Mereka


Selamat malam para agan dan aganwati sekalian, ane Erwin tapi biasa di panggil Galih....

Kali ini ane hadir lagi dengan membawa sebuah kisah tentang pengalaman di luar nalar yang pernah di alami oleh orang orang di sekitar ku.

Ane akan menyuguhkan cerita mistis, jadi buat para agan sekalian yang suka dengan kisah kisah horror, rapatkan barisan.

Kalau memang kisah ane menarik, jangan lupa cendol nya.

Ane nggak pandai berbasa basi😁
Jadi harap di maklum in saja ya...

Silahkan duduk manis, dan selamat membaca...
Quote:
Diubah oleh tetes.tinta 12-01-2024 18:08
lovearzfi
yusuffajar123
wir4w4n
wir4w4n dan 60 lainnya memberi reputasi
59
52.5K
1.9K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
tetes.tintaAvatar border
TS
tetes.tinta
#205
Part 56
Cemas, resah dan takut....
Mereka akan langsung di sambut baik bak raja oleh sistem syaraf motorik yang bertugas sebagai protokoler penerima tamu di dalam ruang pikiran kita.
Terkadang juga ada tamu lain seperti sola aoi dan mia khalifa yang hadir untuk sekedar menyapa,
walau sebenarnya tak saling mengenal.
Tapi di dalam sana kami benar benar sangat akrab....

Tamu tamu itu datang berseliweran silih berganti bersama dengan segala problematika lain nya.

Sibuk dan padat nya mengalahkan jam kerja di kawasan perkantoran jendral sudirman.

Kalau sudah seperti itu cuma Paramex solusi nya....

Jabat tangan saya, dan selamat datang di dalam dunia fantasi yang penuh imajinasi.

Benar benar pemikiran pagi yang sangat gila!

Mungkin ini sudah pekan ke 3 setelah aku memutuskan untuk sejenak hiatus dari dunia literasi, Aku benar benar sedang dalam posisi tak tau harus berbuat apa.

Sebuah titik balik setelah memperingati 2 tahun kepergian emak seolah membuat pikiran ku kalut di penuhi oleh bayang bayang masa lalu.

Deretan kisah kisah yang biasa ku tuangkan dalam bentuk literasi tiba tiba saja sirna seolah kehilangan inspirasi.

Malam itu setelah acara tahlilan di kediaman emak selesai dan orang orang mulai pergi satu per satu. Aku memutuskan untuk menginap di rumah emak, aku hanya diam dengan baju koko dan sarung lengkap beserta peci di kepala yang masih ku kenakan.

Aku duduk di samping rumah hanyum dalam gelap nya malam sendirian sambil menghisap sebatang rokok dengan tatapan kosong dalam keheningan.

Cukup lama aku larut dalam lamunan karena di pusingkan dengan hal hal yang bersifat ke duniawi, hingga tiba tiba dari arah depan ki dengar suara lirih.

"Ssssttttt....."

Aku yang masih tak menghiraukan tetap tak bergeming lantaran pikir ku itu hanya suara angin malam.

Dan,

"Ssssstttttt......."

Suara itu kembali terdengar namun kali ini lebih lantang dan jelas seolah si pemilik suara sedang kesal lantaran tak ku hiraukan.

Bulu kuduk ku rupa nya ikut meremang tatkala mendengar suara itu kedua kali nya, aku coba picingkan mata ku ke arah sumber suara di antara rerimbunan pohon pisang yang berada di samping rumah emak.

Meski sedikit ragu dan takut, aku memberanikan diri untuk mendekat.

"Ssssttttt...."

"Siapa di sana?"

Ucap ku yang berusaha memberi respon.

Seketika hidung ku menghirup aroma melati yang sangat pekat,

"Hmmmmm, mbok ndak usah nakutin to mbak...."

Celetuk ku yang sudah mulai sadar dengan kehadiran sosok lama yang seolah sedang menegur.

Di antara dahan pohon pisang, perlahan sosok itu muncul samar samar dengan keadaan putih dan tidak berantakan, hanya beberapa detik lantas lenyap dalam kegelapan.

Dia lah Sovia.....

Mungkin dia ingin kisah ini di lanjutkan karena mbak sovia ini memang senang sekali kalau di bahas.

Dan seperti nya ini adalah saat yang tepat untuk melanjutkan part yang sudah lama tidak ter update.

Lanjut ke kisah mbah Jo.....

Seminggu setelah mbah jo meninggal, aku, kentis dan jinan harus pindah lagi ke lokasi lain untuk prawatan atap gudang, sedangkan muksin bergabung dengan tim lain.

Pekerjaan kami saat bersama mbah jo di handle oleh kelompok yang baru saja datang dari luar kota.

Siang itu pak bos datang ke lokasi kami,

"Tis, tolong setelah istirahat kamu antarkan gerinda ke rayon kemaren karena tim dari luar kota sedang melanjutkan di sana."

Ucap pak bos kepada kentis, karena kami bertugas melakukan perawatan atap maka semua alat kita bawa saja dan di luar dugaan tim yang melanjutkan pekerjaan kami juga kekurangan gerinda.

Setelah makan siang, kentis mengajak ku mengantarkan nya ke tempat mbah jo meninggal sedangkan jinan memilih kembali ke gudang untuk tidur siang sejenak.

Aku dan kentis berboncengan menggunakan motor cina milik nya untuk menuju ke lokasi tersebut, sepanjang perjalanan kentis tak henti henti nya menyebutkan nam binantang sambil terus mengumpat lantaran tim dari luar kota seolah manja lantaran tak mau mengambil alat ke tempat kami.

Kentis kesal lantaran harus buangbuang bensin cuma untuk mengantarkan gerinda.

Singkat cerita, sampailah kami di lokasi .
Tempat yang masih membuat trauma kalau mengingat rekan kerja kami harus meninggal di sana.

Kami di sambut oleh seorang laki laki yang akrab betul dengan kentis.

Sebut saja nama nya pak budi,

"Tis, mana gerinda nya?"

Ucap nya saat melihat medatangan kami.

"J*ncokkkk, sabar dulu sih. Baru juga sampai...."

Kata kentis dengan sedikit kesal.

"Memang fasih kamu tis kalau misuh...."

Kata pak budi ysng sudah tak heran dengan kebiasaan kentis, aku langsung memberikan gerinda kepada beliau.

"Ada berapa orang pak di sini?"

Tanya kentis kepada pak budi.

"Dari tim ku cuma 3 orang tis, pekerjaan hampir selesai gini kok ndadak di ganti personil. Aneh aneh wae pak bos."

Kata pak budi.

"Tapi tadi pagi ketambahan satu orang tis, mbah Jo."

"Dia datang paling awal, kami baru datang dia sudah ada di sini."

Kata pak budi dengan ngaco nya yang sukses membuat ku dan kentis saling berpandangan.

"Ngawur, mbah jo sopo pak?"

Kata kentis yang tak percaya.

"Mbah jo senior kita lah tis, siapa lagi."

Ujar pak budi.

"Sampeyan belum tau tah?"

Tanya kentis

"Tau apa tis...."

Sahut nya.

"Mbah jo itu sudah meninggal seminggu yang lalu pak, nih ada galih saksi nya yang ikut kerja satu tim."

Kata kentis meyakinkan

"Jangan ngawur kowe tis, lha itu mbah jo tadi di atas kok."

Kata pak budi, kami semua melihat ke arah atap gudang. Dan kedua teman pak budi juga masih di bawah.

"Beneran tis, lha baru saja aku naik ngasih kopi sama rokok kretek kesukaan nya kok, aku lihat juga dia minum kopi nya."

"Beneran pak, mbah jo seminggu yang lalu meninggal di atap situ."

Sergah ku.

"Masak sampeyan sampeyan ndak ada yang tau?"

Tanya ku lagi, dan mereka kompak menggeleng dengan ekspresi wajah ketakutan.

"Ayo coba kita lihat ke atas, bukti in...."

Ajak pqk budi kepada ku fan kentis.

"Pantesan sejak pagi cuma diam saja kalau di ajak ngomong."

Gumam pak budi sambil naik ke atap menggunakan tangga, kami semua juga ikut naik ke atas.

Dan benar saja, tak ada siapa siapa di sana. Cuma ada sebungkus kopi hitam dan sebungkus rokok kretek di atap.

"Lah, lantas tadi yang kerja sama kita siapa dong bro????"

Kata pak budi kepada aku, kentis dan kedua rekan nya.

Kami kompak terdiam tanpa kata,
Persis di tempat mbah jo meringkuk seminggu yang lalu hanya tergeletak kopi dan rokok, minim alat komunikasi pada waktu itu membuat tim pak budi tak tau sama sekali perihal kematian mbah jo.

Kami benar benar di buat tak percaya dengan hal tersebut, bahkan tim pak budi memilih untuk pulang dan tak melanjutkan pekerjaan karena ketakutan.

Sedangkan aku dan kentis langsung kabur menuju tempat kerja kami bersama jinan.

Cerita itu akhir nya ramai jadi buah bibir para pekerja, bahkan kami sempat menggelar doa bersama di sana.

Itu adalah kisah mbah jo, maaf kalau part ini terlalu pendek gan.

Mataku sudah pedes, karena baru pulang kerja shift malam.

Selamat beraktifitas.....
gwazwei
itkgid
belajararif
belajararif dan 17 lainnya memberi reputasi
18
Tutup